hidup 30 - akhir

3.1K 68 2
                                    

Kehamilan Adel sudah memasuki bulan ke 8, dengan perut yang besar, membuatnya susah bergerak dengan leluasa.

Tapi Keken masih sering bilang tantenya mirip belut, lincah kemana-mana.

Bang Willy dan mbak Vita membantu menurunkan beberapa barang.

"Dah semuanya bang?" Tanya Adel dengan daster menutupi mata kaki.

Kakaknya auto ngakak, "astaga, baru sadar kalau Adel tuh pendek ya Ma."

Istrinya jelas meng iyakan. "Tuh baju di pake aku cuma selutut, Del. Kenapa dipake kamu mirip gamis gitu."

"Nggak usah ngejek deh. Ntar anakku tingginya ngalahin Keken."

Alif tersenyum mendengar percakapan mereka.

"Nggak lihat apa. Mas Alif tuh tingginya kaya tiang listrik gitu." Tambah Adel bersungut-sungut. "Bersyukur Bang, perjuangan bertahun-tahun akhirnya goal juga."

"Eh.. nggak usah mewek dong." Bang Willy mendekap adiknya yang baper berat.  "Ya ampun. Aku sama vita cuma bercanda Del. Astagaaa..."

Vita geleng-geleng kepala. "Besok dah jadi Ibu lho."

"Kalian sih!" Bela Adel. "Masih aja suka bully."

Siang harinya, Adel dan Alif bersiap menuju gedung Graha Sapta Utama. Akan ada sebuah acara khidmad yang digelar disana.

Pernikahan Bima dan Danias.

Adel mengenakan gamis dengan brokat, sementara Alif mengimbangi dengan kemeja batik warna senada.

Kala memasuki gedung, Adel tersenyum. Mengingat bagaimana dulu Danias menginginkan pernikahannya dibuat seunik mungkin.

Tapi agaknya Bima sedikit keberatan, jadinya ya mereka menikah dengan cara 'normal'. Banyak dari tamu undangan yang hadir mengenakan seragam dinas.

Ya seragam itu pernah membuat jantung Adelia berdebar, nyaris ragu dengan pria yang kini ia gandeng erat.

Apapun takdirnya, akan selalu ada kebaikan yang terselip diantaranya. Entah kepahitan dulu yang dirasakan atau kemanisan. Semesta mengaturnya dengan baik.

Rasa menyesal, akan datang sementara, ia datang untuk singgah dan memberi luka.

Namun

Melupakan dan menggantinya adalah sebuah langkah yang harus diambil.

Cinta memang ada, menikah adalah jalan. Meski tak selalu lurus karena wanita adalah tulang yang bengkok, akan ada pria yang menjadi tumpuan dalam menelusuri perjalanan kehidupan yang pelan.

Selamat berbahagia dengan pasangan.
Jangan lupakan kenangan
Sampai jumpa di kisah yang akan datang
Kan ku genggam erat kisah kalian

Adelia - Alif
PAMIT

SELESAI

Menikah -Selesai-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang