Renjun mengendap memasuki kamar besar sang papah. Sekarang pukul 8 malam, seharusnya ia belajar didalam kamarnya. Papah nya pasti akan marah jika tahu malam-malam seperti ini ia keluar dari kamarnya. Tapi rencana sudah ditetapkan atas saran pemuda manis yang menjemputnya tadi saat pulang sekolah.
Kaki mungil itu berjinjit, mencoba menggapai kenop pintu besar kamar taehyung. Hingga suara deritan pintu terbuka, Renjun melihat sang ayah yang duduk tepat didepan ranjang besarnya yang beralaskan karpet tebal, sedang memijat dahinya gemas dengan tumpukan kertas tebal didepanya.
Tangan kecilnya memegang satu pancake strawberry kesukaan taehyung.
"PAPAH!"
taehyung menoleh keasal suara cempreng itu. Anaknya berdiri dengan kedua tangan yang disembunyikan dibelakang tubuhnya. Dahinya tambah mengkerut melihat keberadaan anaknya dikamarnya secara tiba-tiba itu.
"Renjun, mengapa ada disini?" nada bicaranya terdengar kesal sekaligus menyeramkan.
Tapi bukanya takut, sang anak malah berlari kecil kearahnya. Naik keatas kasur besarnya dan mengecup dahi sang papah dari atas. Taehyung memutar tubuhnya menjadi menghadap sang anak yang kini berada diatas kasurnya.
"hei, bukankah seharusnya Renjun belajar dikamar? Mengapa masih diluar?" suara taehyung melembut saat melihat ekspresi sang anak yang melawan rasa takutnya.
"maaf, untuk kali ini saja. Renjun ingin meminta maaf pada papah karena sudah membuat papah marah kemarin" Renjun berkata sambil menyodorkan cupcake yang ia pegang sejak tadi itu.
Wajah mungilnya menunduk polos karena takut memandang taehyung.
"hei, astaga" taehyung tertawa hangat. Menggeleng kecil dan mengangkat dagu sang anak agar menatap kearahnya. Diberikannya tatapan selembut sutra yang hanya ia berikan pada anaknya lalu mengusap pipi gembil itu.
"maafkan papah juga sudah membentakmu," dengan sayang taehyung menerima cupcake strawberry pemberian anaknya. Membawa tubuh mungil itu kedalam pelukanya erat-erat.
"jadi sekarang kita sudah berbaikan?"
Taehyung mengangguk mantap. Mengecupi seluruh permukaan wajah gemuk sang anak dan juga rambut wanginya.
"terimakasih, papah! Malam ini Jun mau tidur sama papah!"
"tentu, papah juga ingin tidur bersama anak papah yang hebat ini"
Tab besar berada dipangkuanya sekarang. Renjun masih tetap fokus pada permainan ikan yang dimainkannya sejak setengah jam lalu. Mereka tak langsung tertidur melainkan menghabiskan waktu untuk berbicara. Taehyung mendengarkan ocehan cerewet dari sang anak, jarang sekali ia memiliki waktu sedekat ini dengan anaknya.
"papah, Renjun bangga sekali memiliki orang tua seperti Papah"
"oh ya? Kenapa seperti itu?"
Taehyung terlihat penasaran dengan ocehan anaknya yang kelewat pintar itu.
"karena papah sudah menjadi pahlawan untuk seseorang. Kata kookie, pahlawan itu adalah dia yang berbuat baik tapi tidak pernah berkata bahwa dirinya adalah orang baik"
Saat ini wajah dan senyum manis jungkook memenuhi kepalanya. Lelaki manis itu sudah cukup banyak berperan dalam mendidik anaknya. Anak mereka berdua
"sekarang Jun tau mengapa papah terlambat melihat penampilan Jun saat perlombaan kemarin"
Anak kecil yang berada dipangkuanya beranjak memutar, kini ayah dan anak itu berhadapan dengan posisi Renjun yang berada dipelukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I wish•tk-end
Teen Fictionhubungan mereka itu rumit. ◾️ berdoa saja, semoga taehyung diberi kesadaran akan perasaanya pada jungkook sebelum terlambat. ◾️