Anak lelaki dengan surai mullet itu berlari cepat menuju salah satu kamar yang sangat dihafalnya. Tanpa mengetuk pintu coklat itu, ia masuk dengan tangan mungilnya yang sigap meremas lengan gemuk milik pemuda manis yang masih meringkuk di bawah selimut tebal.
"kookie! bangun ayo! Kita bermain!"
Pemuda itu terbangun mendengar pekikan girang dari manusia kecil yang sangat ia kenali itu.
Jungkook terbangun lemas dan menghempaskan selimutnya, kemudian merenggangkan tanganya untuk memeluk Renjun. Anak lelaki itu melompat dan langsung mengalungkan kedua lengan kecilnya memeluk leher jungkook.
Terbatuk ringan, jungkook mengelus surai Renjun yang sedikit basah akibat keringat.
"kookie sakit?"
Jungkook hanya menggeleng pelan.
"hm, sepertinya kookie kalah melawan para musuh kita, maafkan kookie-ya?"
"tidak apa-apa. Jun yang akan melawan para musuh kita dan melindungi kookie! Sekarang kookie tidur saja dan beristirahat!"
Jungkook tersenyum senang. Melihat Renjun berada dipangkuannya dengan semangat menggebu seperti ini saja ia sangat bahagia.
"Renjun, papah bilang lepas sepatumu saat menaiki kasur!"
Jungkook menunduk otomatis ketika suara diktator itu sangat terdengar oleh telinganya.
"Jun tidak mau mendengarkan papah! Papah selalu berbohong pada Jun!"
"Renjun mengertilah... " suara taehyung melirih dan sedikit melembut. Hatinya sedikit tercubit melihat kedekatan jungkook dengan anaknya.
Memang semua terlihat sia-sia untuk ditutupi. Bagaimanapun juga jungkook adalah ibu biologis dari Renjun, meskipun anak polos itu tidak tau.
"kookie, papah berjanji akan datang diacara perlombaan piano ku! Tapi dia ingkar lagi, apa itu adalah bentuk kasih sayang? Tidak! Papah tidak sayang Jun!"
Jungkook mendongak sekilas menatap taehyung yang berdiri diambang pintu kamarnya. Berkacak pinggang dengan setelan rapihnya selepas dari kantor. Ini jam makan siang omong-omong.
Mata itu sangat tajam menusuk. Jantungnya berdetak berkali-kali lipat seperti biasanya.
"Jun tidak boleh berbiacara seperti itu, semua pasti menyayangi Renjun. Renjun anak yang baik dan pintar, bukankah Renjun ingin menjadi seperti papah yang memiliki banyak gedung-gedung besar?"
Anak lelaki itu merengut dan berekspresi menimbang. Perkataan jungkook selalu bisa membuat Renjun menurut dan memaafkan seluruh kebohongan yang selalu diciptakan taehyung pada anak semata wayangnya itu.
"baiklah, Jun maafkan papah lagi. Tapi besok kookie harus menjemput Jun lagi seperti kemarin"
Renjun mengelus surai lelaki manis yang memangkunya itu sayang.
"dia sakit dan harus beristirahat." taehyung menyela.
"jika bukan kookie yang menjemput, Jun tak mau pulang!"
"jangan keras kepala, kau tidak boleh egois seperti itu"
"Tidak! Jun tidak ingin dijemput papah lagi! Papah selalu terlambat dan Jun selalu menunggu sendirian disekolah! Jun hanya ingin dijemput kookie!"
"RENJUN!"
suasana hening setelah bentakan itu keluar dari bibir tebal taehyung. Jungkook refleks memeluk anak mungil yang berada dipangkuanya yang kini menangis dengan bahu yang bergetar hebat. Taehyung dan segala emosinya selalu sukses membuat siapapun takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I wish•tk-end
Novela Juvenilhubungan mereka itu rumit. ◾️ berdoa saja, semoga taehyung diberi kesadaran akan perasaanya pada jungkook sebelum terlambat. ◾️