hilang

6.9K 754 33
                                    











Sebelumnya aku mau ucapin terimakasihhh sama kalian semua yg udah ucapin hbd ke aku, aku terharuuuu:) maaf gabisa bales satu-satuuuu:)
Waktuku bener-bener abis buat kerjaannnn, buka hp cuma cek notif, malamnnya nulis dan baca komen kalian. Itupun bisa kukerjain setelah kerjaanku selesai dirumah😤







Dah lahh💨💨💨💨

















••••



Jungkook menatap kosong kearah sebuah box bayi yang tak jauh dari ranjang dikamar inapnya. Kedua anaknya dinyatakan sehat tanpa cacat dan sudah dipindahkan dari tabung inkubator. Dan kini atas permintaanya, jungkook ingin kedua anaknya itu dirawat didalam ruangan yang sama dengannya.

Tersenyum lembut ketika melihat si bayi yang bergerak mulet, namun tak menampik juga ada sirat kekecewaan diraut pucatnya. Sejak ia membuka matanya pertama kali setelah melahirkan. Tepatnya 3 hari yang lalu, hingga sekarang ia tak melihat keberadaan taehyung disisinya. Ia erharap besar bahwa pria tan itu ada disini. Meskipun ia akan mengusirnya nanti, setidaknya ia melihat jika taehyung peduli pada dirinya dan sang bayi.

Dan kini pikirannya melayang ke hal-hal yang negatif. Apa taehyung benar-benar menyerah dan tidak bisa memenuhi keinginannya untuk menikah? Lalu bagaimana nasib kedua bayinya? Renjun? Lalu bagaimana dengan dirinya?

Setitik air mata pilu itu jatuh, buru-buru jungkook menghapusnya. Ia tak ingin menjadi cengeng, ia juga harus yakin jika taehyung tak akan setega itukan meninggalkannya. Setidaknya jika lelaki tan itu tidak mencintainya, anak-anak mereka akan menjadi alasan untuk taehyung kembali padanya.


Suara pintu terbuka membuat jungkook menoleh kearah seseorang yang baru saja masuk. Itu mingyu bersama satu orang suster rumah sakit. Membawa nampan silver berisi makanan hambar yang sudah 3 hari ini ia konsumsi.

"jadwal pengecekan! Apa kau tidak keberatan, kookoo-chan ?"

Jungkook hanya tersenyum malu saat mendengar lagi panggilan itu. Astaga, sudah berapa lama ia tak mendengar mingyu memanggilnya dengan panggilan khas itu lagi? Entah, mereka berpisah terlalu lama.

"kau masih sering belajar bahasa jepang?"

"tentu saja! Aku sudah menguasainya!" seru mingyu dengan nada kelewat semangat. Kini bokongnya itu ia dudukan disamping ranjang jungkook yang terlihat longgar. Mengusak rambut tebal jungkook yang tersenyum manis kearahnya.

Dulu saat kecil mereka sangat menyukai bahasa jepang hingga panggilan imut itu muncul dan mingyu tujukan pada sahabat yang sudah ia anggap sebagai adik kecilnya itu.

"aku juga ingin belajar" terdengar suara iri dan lemah disana, mingyu tanpa ragu mengangguk cepat.

"kita akan belajar nanti, sekarang kau makan dulu dan lekas sehat kembali. Jangan memikirkan apapun yang membuatmu merasa bersedih. Ingat, kook, sekarang aku berada disini bersamamu"

Jungkook menunduk, air matanya menetes pada selimut biru pucat dengan cepat. Ia tak mau menghapusnya, biarkan saja mingyu melihatnya menangis. Ia tak malu, saat kecil dulu juga mingyu sering melihatnya menangis.

"aku tau, kau memang kakak terbaikku"

"dasar adik kecil cengenggg" mingyu yang melihat air mata jungkook pun langsung mencubit gemas pipi gembil jungkook.



































Keesokannya masih dikamar rawat, jungkook merengek pada mingyu untuk segera dipulangkan. Lagipula ia sudah merasa lebih baik. Ia sudah berjalan kesana kemari dengan lancar, walau terkadang nyeri diperutnya masih ada. Ia juga sudah menyusui sikembar, menggendongnya dan mengajak mereka menghirup udara segar di taman rumah sakit.

I wish•tk-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang