Sudah duahari yang lalu jungkook dan Renjun memutuskan untuk kembali lebih dulu ke korea. Soal menetap di singapore, Renjun menolak keras. Taehyung tak bisa memaksa anaknya yang terkenal keras kepala itu, ditambah lagi ucapan jungkook yang membuatnya tak bisa berkutik.
"bagaimanapun juga dikorea adalah yang terbaik. Lagipula ibu sendirian nanti, jika ada hal buruk yang terjadi pada ibu kita akan menyesal karena tidak ada disampingnya"
Benar, ibu-nya bahkan memiliki riwayat penyakit jantung. Meskipun jarang sekali kumat, takdir tak ada yang tau. Taehyung memutuskan untuk tetap tinggal sendiri sementara sang anak dan jungkook kembali ke korea.
"mamah, bagaimana dengan warna ini"
Jungkook mencebikkan bibirnya tanpa sadar, menggeleng pelan dan menimbang warna yang cocok untuk tugas sekolah menggambar milik sang anak.
"tidak tidak, bukankah atap rumah berwarna coklat?"
"tapi Jun ingin warna merah!"
Jungkook hanya tertawa mendengar jawaban sang anak. Renjun benar-benar keras kepala, ia hanya bisa mengangguk pasrah dan membiarkan anaknya fokus kembali dengan alat menggambarnya. Matanya menangkap ponsel pintar-nya yang bergetar diatas sofa, mengambilnya dan membaca nama panggilan dilayar besar tersebut.
Papah Renjun is calling......
"ya, tae?"
"hei sedang apa? Aku merindukan kalian"
Jungkook tersenyum dengan lebar. Jantungnya masih saja berdetak keras setiap taehyung melontarkan kata-kata yang manis menurutnya.
"sedang menemani Renjun mengerjakan tugas sekolah, kau baru saja kembali bekerja?"
"huh, tugas apa? Aku baru saja kembali dari pertemuan para petinggi. Sangat melelahkan"
"menggambar. Kau istirahatlah, jangan terlalu lelah"
Taehyung hanya menjawab dengan gumaman. Jungkook masih menunggu kata selanjutnya yang akan taehyung lontarkan namun kini mereka malah sama-sama terdiam. Sesekali jungkook membantu Renjun memilihkan warna dan berbincang seru yang didengar oleh taehyung disebrang sana.
"...tae, dimana handuknya?"
Jungkook meneggakkan tubuhnya saat mendengar suara tak asing yang terdengar dari sebrang sana. Jelas sekali itu bukan suara dalam milik taehyung. Jantungnya kini makin berdetak keras saat dirasanya ia mengenali suara itu. Apa taehyung bersama seseorang?
Menelan ludahnya kasar, jungkook menyiapkan telingannya untuk mendengar jawaban dan lanjutan percakapan disebrang sana, namun nihil. Setelah ia mendengar suara perempuan yang menannyakan handuk itu, taehyung memutuskan sambungan telepon mereka dengan cepat. Jungkook menatap sendu kearah ponselnya yang kini sudah terputus sambungan dengan taehyung.
Pikiran negatif memenuhi otaknya sekarang. Suara perempuan itu, apa taehyung belum kembali dan masih dikantor? Tapi mengapa menannyakan handuk? Astaga, jantungnya berdetak sangat keras sekarang. Taehyung bersama siapa tadi?
Jungkook menggeleng kecil, mencoba menghalau dan menghilangkan pikiran negatifnya. Memeluk Renjun dengan erat saat tanpa sadar. Taehyung pasti mengingat dirinya dan Renjun kan? Taehyung tak mungkin bersama wanita lain sedangkan disini ada dirinya dan Renjun yang menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I wish•tk-end
Teen Fictionhubungan mereka itu rumit. ◾️ berdoa saja, semoga taehyung diberi kesadaran akan perasaanya pada jungkook sebelum terlambat. ◾️