panik

6.6K 792 32
                                    




Taehyung ingin beranjak mengambil minum didapur, kakinya yang telanjang itu menapak lantai yang dingin. Seluruh lampu ruangan telah dimatikan karena ini sudah memasuki tengah malam. Semuanya pasti sudah terlelap ke alam mimpi masing-masing.

Ia baru saja akan memasuki undakan tangga kecil menuju dapur namun berhenti saat melihat siluet tubuh gempal yang akhir-akhir ini ia abaikan. Jungkook berdiri didepan kulkas dengan pintu kulkas yang terbuka lebar. Ditangan kanannya memegang sebuah kiwi segar dan ditangan sebelahnya terdapat dua buah apel merah. Melirik lagi jam besar yang berdiri tegak dekat dapur, dan alisnya menukik cemas. Jam segini lelaki manis yang kini mengandung anaknya itu belum tertidur juga? Jungkook perlu menjaga pola tidurnya.


Kaki telanjang itu melangkah perlahan, baru saja sekitar 7 langkah, jungkook sudah menyadari keberadaanya. Mereka bersitatap dalan suasana remang dapur. Hanya beberapa detik sebelum jungkook memutuskan tatapan mereka dengan ekspresi biasa saja. Tidak tau saja jika taehyung menahan rindu selama seminggu ini karena jungkook yang terus menjaga jarak dengannya. Yah, kalian tau perihal apa....

Jika hubungan mereka baik-baik saja, ia pasti akan dengan senang hati memeluk tubuh gendut jungkook dari belakang dengan romantis. Atau lebih enaknya lagi mereka telah terlelap saling menghangatkan diri diatas kasur. Ah, taehyung rindu memeluk tubuh gempal itu.

Maka dengan segenap rindu yang tak tersampaikan, taehyung makin mendekat hingga kini berdiri disamping lelaki manis itu.

"ini tengah malam, sedang apa kau disini?"

"tidak lihat?" jungkook menjawab tanpa menatap mata elang itu. Mulutnya sibuk mengunyah buah kiwi dan apel merah bergantian. Nafsu makan jungkook akhir-akhir ini memang menggila.

Taehyung menggaruk rambut belakangnya yang tidak gatal. Iya juga, mengapa ia bertanya sedangkan ia tau sendiri jawabannya seperti apa?

Ia seperti orang bingung sekarang. Tak tau lagi apa yang ingin dibicarakan, jadi ia hanya diam. Melanjutkan niatnya untuk mengambil minum dan meminumnya. Sedikit kelabakan saat matanya melihat jungkook yang akan beranjak kembali kekamar.

Dengan cepat, taehyung meletakkan gelas kaca itu dan mencekal pergelangan putih jungkook.

"sayang-"

"..aku mengerti kau marah, tapi kau tau kan semuanya tidak mudah bagiku?"

Jungkook menghela nafasnya dalam, berbalik dan kini berdiri berhadapan dengan pria yang dicintainya. Amat sangat.

"sebegitu sulitnya kah? Aku hanya meminta kau menikahiku, itu saja-" suara jungkook tercekat diakhir. Ia ingin menangis sekarang.

Taehyung tambah kelabakan. Wajahnya kalap dan menggeleng pelan, menggapai tubuh besar jungkook dan berusaha memeluknya. Mengusap air mata yang mulai keluar dari mata seindah berlian itu. Ini yang taehyung benci, hormon jungkook yang tak teratur dan membuat jungkook tidak menjadi dirinya sendiri dan begitu cengeng.

"hey, sayang. Aku mengerti, jangan menangis kumohon-"

Jungkook melepaskan kasar tangan taehyung yang mencoba memeluk dan menghapus air matanya. Menatap taehyung dengan mata berkaca, "yasudah! Jangan menyentuhku!"

Astaga, taehyung kesal sendiri dan menggigit bibir dalamnya. Mencoba bersabar dan berusaha tidak mengatakan kata-kata yang memperburuk keadaan mereka.

Jungkook berbalik cepat sambil menyeka air matanya. Kembali kekamar lagi dan meninggalkan taehyung yang tambah frustasi, mengacak rambutnya yang kini terlihat panjang dan menatap nanar kepergian jungkook.
















I wish•tk-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang