Kedua tangan putih itu sibuk meremas satu sama lain. Gugup dan cemas menjadi satu. Matanya terus melirik kearah jendela mobil yang menampilkan sebuah jalanan yang terlihat asing baginya. Sudah sejak setengah jam yang lalu taehyung mencoba membawanya entah kemana. Bukan seperti yang pria tan itu katakan tadi yang akan membawanya kembali kerumah.
Daripada bertanya, jungkook justru pasrah. Apa ini benar kekhawatirannya selama ini? Kemana taehyung akan membawanya sekarang?
Daripada menangis, jungkook kira ini bukan waktu yang tepat. Ia menatap sikembar yang sejak tadi sangat tenang di alam tidurnya.
Taehyung juga sejak tadi tidak fokus menyetir, matanya tak henti-hentinya terus melirik ke kursi belakang lewat cermin yang tergantung diatas kepalanya. Menahan dirinya agar tidak berhenti lalu memeluk pemuda manis dibelakangnya dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Ia juga menahan agar tidak menangis haru setelah pertama kali melihat sikembar.
Intinya sekarang adalah ia harus membawa jungkook ke tempat tujuan supaya menjawab seluruh pertanyaan readers soal kemana dirinya selama jungkook melahirkan. Hohoho.
Mobil mewah itu kini memasuki sebuah pelabuhan yang lumayan ramai. Jungkook menelisik panik saat taehyung memberhentikan mobilnya tepat di sebuah perbatasan. Taehyung bisa melihat bagaimana wajah panik jungkook saat ia bersiap untuk turun.
Taehyung eluar dari kursi kemudi dan membuka pintu penumpang dimana ada jungkook didalamnya.
"tae, kau membawaku kemana? Jangan-"
Taehyung mencoba menggapai pergelangan tangannya yang terlihat gemetar sekarang. Jungkook ingin menangis saat taehyung terlihat akan menyeretnya keluar. Menatap si kembar dengan air mata yang yang sudah diujung, lalu balik menatap kearah taehyung.
Jungkook menggeleng pelan seolah meminta taehyung untuk tidak menyeretnya keluar. Ia tak mau dipisahkan dari anak-anaknya. Bulir bening kini mengaliri pipi penuhnya itu.
"hei, tidak tidak! Apa yang kau pikirkan? Mengapa kau menangis?" taehyung melepas topinya cepat setelah melihat jungkook yang terlihat salah paham, ia langsung menangkup wajah pucat itu untuk menenangkan.
Jungkook balik menggenggam pergelangan tangan taehyung yang melingkupi wajah kecilnya dengan gemetar.
"jangan, a-aku tidak ingin berpisah dengan anak-anak. Jangan menyuruhku untuk pergi, kumohon-hiks"
Setelah mendengar jawaban dari sang kasih, taehyung menggeleng dan langsung membawa jungkook kedalam pelukannya. Menenggelamkan wajah jungkook didalam dada bidangnya yang terlapisi jaket tebal. Air mata jungkook benar-benar luruh saat itu. Ia menangis dan masih takut.
"mana mungkin aku menyuruhmu pergi"
Jungkook langsung membalas pelukan taehyung dengan erat. Tangannya mengalung dengan sangat kencang dileher tan sang jantan. Begitu erat hingga taehyung terkejut, sebegitu takutnyakah jungkook?
"-hiks, A-aku takut kau menyuruhku untuk pergi"
Taehyung merasakan jaket tebalnya basah, ia mengusap rambut tebal jungkook sayang. Mengecup kening pucat itu dengan mata yang juga berkaca-kaca. Membisikan kata-kata menenangkan bahwa dirinya tidak akan pernah menyuruh lelaki manis itu untuk pergi. Tidak akan pernah.
"kau salah paham, maaf kan aku yang sudah membuatmu mengira hal yang buruk. Aku hanya ingin memberi kejutan padamu"
Mereka melepaskan pelukan. Jungkook mengusap wajah basahnya yang sembab. Menatap taehyung dengan tangan putihnya yang masih mengucek area matanya untuk membersihkan sisa airmata. Bibir pink nya mem-pout lucu dengan dahi yang berkerut bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
I wish•tk-end
Teen Fictionhubungan mereka itu rumit. ◾️ berdoa saja, semoga taehyung diberi kesadaran akan perasaanya pada jungkook sebelum terlambat. ◾️