Jungkook menarik selimut yang dipakai Renjun hingga sebatas dada kecil anak itu. Ia baru saja membacakan dongeng tentang sejarah malta seperti yang ia janjikan kemarin sore. Mengecup dahi putih sang anak kemudian beranjak kearah pintu keluar. Menutup pintu putih itu tanpa suara, berjalan menuju tangga putih untuk kekamarnya. Namun sebelum itu kakinya terhenti pada pintu putih lainya yang ia tahu adalah kamar taehyung dan juga rose. Dimana mereka tidur bersama, hatinya berdenyut sakit tapi ia tak bisa berbuat apapun.
Maka dengan pasrah, jungkook melanjutkan Jalanya dan menuruni tangga kayu itu untuk menuju kelantai bawah, ke kamarnya. Ia ingin segera membuka dan melihat barang yang ia beli sore tadi saat berjalan-jalan.
Jungkook mendudukan diriinya diatas kasur dengan 3 bungkus paperbag berbeda. Ia hanya membeli 2 barang dan salah satunya adalah buku dongeng yang ia bacakan tadi pada Renjun, dan satu syall rajut khas malta. Matanya jatuh pada paperbag ketiga dimana itu adalah pemberian june. June bilang taehyung menitipkan itu untuknya, ia tak berniat untuk membuka isi paperbag tersebut. Namun perkataan june tadi sore membuat dirinya berfikir kembali.
'tuan taehyung memberikanku ini dan dia bilang ini untukmu. Dia ingin kau memakainya nanti malam'
Jungkook membuka paperbag tersebut. Hanya berisi satu kaos putih kebesaran dengan bahan yang tipis. Walaupun ia sering memakainya tapi ia lebih suka memakai hoodie tebal kebesarannya.
Tanpa pikir panjang, jungkook segera melepas pakaiannya hingga menyisakan celana dalam. Memakai kaos itu dan menatap pantulan dirinya dicermin fullbody dikamar penginapannya. Jika june sudah berkata seperti itu, bukankah berarti taehyung akan datang kesini malam ini?
Jungkook meringis melihat pemandangan dirinya sendiri didepan cermin. Baju itu terlihat tembus pandang dan memperlihatkan tulang selangkanya dan menampilkan sebuah tatto....
Ya, jungkook memutuskan untuk membuat satu ukiran tinta permanen itu lagi di area tulang selangkanya. Hanya dua kata namun mendekskripsikan segalanya.
...with love
'boleh kutahu artinya?' si wanita pentatto itu menatap jungkook dengan senyuman lembutnya.
'aku menjalani hidupku dengan penuh cinta. Meskipun aku sendiri tidak mendapatkan sebuah cinta, tapi aku tetap berhak untuk mencintai seseorangkan?'
Dan wajah tampan tuan-nya muncul dipikiran jungkook saat ia mengatakan kalimat itu.
"kau memakainya"
Suara baritone taehyung mengalihkan atensi jungkook. Lelaki itu berdiri diambang pintu dengan bersedekap dada. Menyenderkan tubuhnya tepat di pembatas pintu dengan tatapan yang sangat bossy sekali.
Jungkook melangkahkan kaki kecilnya menghampiri taehyung. Langsung mengalungkan tangan putihnya ke leher tan lelaki itu. Memajukan wajahnya untuk menyatukan bibir tipisnya dengan bibir tebal taehyung. Namun sebelum bibir mereka menyatu, taehyung meremat pinggangnya dan menjauhkan wajahnya dari jungkook.
Jungkook menatap heran atas penolakan itu, "apa? Bukankah ini yang tuan mau?"
Jungkook merasa mungkin malam ini taehyung membutuhkanya untuk memenuhi hasrat lelaki itu. Miris sekali, sudah pasti saat taehyung datang padanya, lelaki itu sedang butuh pelampiasan.
"kau berfikiran buruk tentangku"
Taehyung berkata datar dan membawa masuk tubuhnya kedalam kamar jungkook. Menutup pintu dengan kedua kakinya santai.

KAMU SEDANG MEMBACA
I wish•tk-end
Teen Fictionhubungan mereka itu rumit. ◾️ berdoa saja, semoga taehyung diberi kesadaran akan perasaanya pada jungkook sebelum terlambat. ◾️