Jungkook berjalan cepat keluar dari taksi yang mengantarnya. Mengeluarkan seluruh uang yang berada di kantung celanannya untuk membayar tanpa melihat nominal yang harus dibayar. Kakinya yang terbalut sendal tidur itu langsung berlari masuk kedalam gedung pencakar langit yang ia yakin milik taehyung. Dengan wajah yang sangat sangat panik dan keringat yang membasahi tubuhnya, matanya mengedar ke lobby gedung. Mencari sebuah lift namun harapanya kemudian sia-sia. Lift sangat penuh dan sudah keburu tertutup.
Otaknya berputar kembali memikirkan cara lainya, akhirnya ia memutuskan menggunakan tangga darurat. Berlari dan menaiki tangga tersebut hingga ia menemukan sebuah pintu dengan palang angka '12'. Dengan cepat membuka pintu darurat itu dan berlari keruangan yang pernah satu kali ia kunjungi.
"hei, siapakau? Ini ruangan privasi!"
"tidak, biarkan aku berbicar dengan tuan"
"tuan? Tidak ada seseorang bernama 'tuan' disini"
Jungkook gelagapan. Wajahnya pucat dan bibirnya bergetar, ia hanya bisa berdiri mematung dengan tangan yang saling bertaut gemas.
Perempuan dengan pakaian formal yang mencegahnya, terlihat sedang memperhatikanya dan menatapnya dengan tatapan asing dan risih.
"jika tidak berkepentingan-hei! jangan masuk kesana!"
Jungkook tak lagi mendengarkan teriakan yang keluar dari mulut wanita yang mencegahnya tadi, ia sudah keburu masuk kedalam ruangan dengan pintu kaca putih. Matanya mengedar lagi dengan polosnya, menangkap siluet seseorang yang dicarinya sedang berdiri sambil berbicara dengan layar yang menampilkan gambar sebuah gedung.
"TUAN!!"
seluruh manusia yang berada di ruang rapat itu menatap ke satu arah. Seorang pemuda dengan piyama satin biru, wajah yang pucat dan tubuh bergetar. Jungkook langsung berlari menuju kearah taehyung dengan cemas.
"tuan, kau tak apa? Astaga, kita harus pergi meninggalkan gedung ini! Ayo tuan, ayo!!!"
Jungkook memegang lengan taehyung yang tertutupi jas rapih. Dengan rahang mengeras, taehyung menghempaskan tangan putih itu dari tubuhnya.
"jungkook!" suara dalam itu berhasil menghentikan ocehan paniknya.
Jungkook mendongak. Menatap langsung kearah manik tajam taehyung yang tanpa sadar sudah dipancarkan saat pertamakali manusia tampan itu melihatnya menerobos ruang rapat.
Seketika ia mulai tersadar. Jungkook berada di posisi yang salah. Seseorang mengirim sebuah pesan pada ponselnya bahwa taehyung dalam bahaya. Si pengirim itu mengatakan akan menghancurkan gedung kantor milik taehyung agar lelaki itu mati. Apa yang bisa jungkook lakukan saat menerima pesan itu? Ia hanya khawatir dan ingin melindungi taehyung sehingga ia nekat untuk pergi kesini seorang diri. Tapi sepertinya ia sangat salah....
Taehyung berdiri didepanya dengan amarah yang menggebu, menatapnya seakan ia telah menelan bulat-bulat sebuah kesalahan.
Jungkook sadar situasi ini, ia menjadi bingung dan seperti dipermainkan.
"maaf semuanya, sepertinya kita tunda dulu rapat ini. Saya permisi"
Dengan gerakan cepat, taehyung menarik jungkook keluar. Lelaki manis itu masih dengan wajah bingungnya, terseret terlihat sangat kasar. Dibawanya jungkook kearah luar gedung pintu belakang. Taehyung menghempaskan tangan putih itu setelah ia membuka pintu keluar.
![](https://img.wattpad.com/cover/200104669-288-k143965.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I wish•tk-end
Teen Fictionhubungan mereka itu rumit. ◾️ berdoa saja, semoga taehyung diberi kesadaran akan perasaanya pada jungkook sebelum terlambat. ◾️