jarak...

7.3K 944 40
                                        





Kalian pikir jungkook akan menyerah? Tidak. Lelaki bertubuh sekal itu memilih untuk keluar dari zona nyamannya. Ia tau ia salah, jika biasanya ia akan diam dan menunggu takdir yang membenarkan semuanya. Tapi tidak untuk sekarang, ia ingin memperjuangkan cintanya pada tuannya. Ia ingin taehyung kembali melihatnya dan meminta maaf atas perkataanya kemarin.

Menangis hanya akan menguras tenaganya. Percuma saja ia menyalahkan mingyu atas semuanya, pada akhirnya semuanya telah terjadi dan taehyung terlanjur salah paham.

Jungkook menyambar coat coklatnya, ingin berjalan cepat kearah pintu keluar apartemennya namun terhenti saat ia melihat june datang dengan wajah dingin dan dandanan rapihnya seperti biasa.

Jungkook menyambar coat coklatnya, ingin berjalan cepat kearah pintu keluar apartemennya namun terhenti saat ia melihat june datang dengan wajah dingin dan dandanan rapihnya seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*(visualisasi apartemen kookoo)

"ah, jungkook, kebetulan sekali. Aku ingin memberikan ini. Tuan taehyung menitipkannya untukmu"

Jungkook terdiam didepan lelaki bertubuh besar itu. Menunduk menatap sebuah map merah yang disodorkan oleh june padanya. Jantungnya berdetak keras menerka apa kira-kira yang dititipkan taehyung untuknya. Bibirnya kelu hanya untuk sekedar bertanya.

"a-apa ini?" jungkook menatap takut june.

"aku tidak tau, ia hanya menyuruhku mengurus surat pembalikan nama atas salah satu assetnya. Kemudian ia ingin aku memberikanya padamu"

Jungkook tak bisa menahan air matanya lagi. Ia buru-buru menyambar map tersebut dan membuka isinya tergesa. Membaca dengan saksama apa saja tulisan yang tertera dengan jelas disana. Sebuah sertifikat kepemilikan asset atas apartemen yang selama ini ia tempati. Taehyung menaruhkan namanya disana. Lelaki itu benar-benar berfikir bahwa jungkook menginginkan ini semua?

Tanpa pikir panjang lagi, jungkook merobek semua kertas penting yang diberikan june tadi. Wajah panik june dibayar oleh isak tangis jungkook yang semakin terdengar.

"hei, astaga jungkook jangan! Apa yang kau lakukan? Aku tau itu pasti surat-surat penting!"

"aku tidak membutuhkan ini semua! Dimana taehyung?! Katakan dimana dia, june!"

Jungkook memukul dada lebar june dengan tenaga kecilnya. Menangis haru, menghempaskan seluruh kertas yang sama sekali tidak berharga baginya itu. June yang melihatnya menjadi iba, jungkook terlihat sangat frustasi sekarang.

"jungkook tenanglah, tenang dulu"

"hiks-dimana, katakan dimana dia"

June menghela nafasnya, "aku rasa dia dirumahnya. Ya, terakhir kutemui tuan taehyung ada disana"

Tanpa pikir panjang lagi, jungkook bergegas lari menuju pintu keluar. Mengabaikan june yang memungut semua robekan kertas dilantai yang mengenaskan itu. Jungkook mengelap air matanya kasar, langsung menyetop kendaraan dipinggir jalan dan bergegas menuju rumah mewah yang sering ia kunjungi. Ia ingin bertemu dengan lelaki itu dan berbicara, meskipun kemungkinan kecil taehyung akan mau mendengarkannya.











I wish•tk-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang