BAB 3 | Gadis Masa Lalu dan Pria yang Dirindukan (3)

132 16 6
                                    


Kejadian yang sama kembali terulang. Meski bukan sepenuhnya sama, tetap saja Hiro harus kembali merasakan perasaan itu. Perasaan gelisah saat ia harus mencemaskan seseorang. Dan mencemaskan dua wanita berturut-turut sama sekali bukan hal yang menyenangkan.

Setelah membuang jaket tebal miliknya di tempat sampah, Hiro memutuskan menunggui Olive di luar ruangan. Sesekali, mengintip dari jendela. Memerhatikan dokter dan satu orang perawat yang sibuk bekerja. Lantas kembali mondar-mandir di depan pintu ruangan. Menggigit bibir.

Pintu bercat putih itu akhirnya terbuka. Hiro buru-buru melangkah mendekat. Berhadapan dengan seorang dokter perempuan yang berperawakan sekitar 2-3 tahun lebih tua darinya.

Belum lagi Hiro mengeluarkan pertanyaan yang sedari tadi menyangkut di tenggorokannya, sosok di hadapannya lebih dulu menjelaskan dengan tampang curiga yang berusaha ia sembunyikan.

"Olive est épuisé. On dirait qu'il ne s'est pas assez repose depuis quelques hours. Cependant, il est en assez bon état. Il reviendra à ses sens dans un instant." (1)

Penjelasan singkat itu akhirnya membuat Hiro menghela napas lega. Setidaknya, ia bisa fokus memikirkan keadaan bundanya saja.

Persis ketika Hiro ingin melangkah masuk menuju ruangan Olive, melihat keadaan gadis itu sebentar, langkahnya dicegat. Suara itu kembali menyambangi pendengarannya.

"Désolé, je suis assez proche d'Olive. Nous sommes étudiants en médecine dans le même college. Avant, je ne t'avais jamais vu. Qui es-tu? Connaissez-vous Olive?" (2)

Mendengar pertanyaan itu, Hiro akhirnya paham kenapa sedari tadi perempuan di hadapannya ini melayangkan tatapan curiga.

"Ah, en fait j'étais l'ami proche d'Olive au collège. Nous ne nous sommes pas vus depuis longtemps. Olive s'est évanouie au milieu de notre conversation. Je peux entrer et voir l'état d'Olive non?" (3)

Hening sesaat sebelum akhirnya perempuan itu menghela napas. Tanpa menjawab, ia mengangguk. Sebelum pergi, ia juga memperingatkan Hiro bahwa Olive sebenarnya tidak terlalu dekat dengan laki-laki, jadi ia harap Hiro tidak melewati batas. Tentu saja Hiro sudah tahu hal itu, tetapi ia sungguh berterima kasih telah diperingatkan. Itu artinya Olive punya seorang senior yang sangat peduli padanya.

●●●

Gadis yang sedari tadi tidak sadarkan diri akibat pengaruh bius itu akhirnya membuka mata. Segera sadar bahwa ia ada di salah satu ruangan yang ada di rumah sakit tempatnya mengabdi selama dua tahun ini.

Kepalanya yang masih sedikit sakit membuat ia kembali menggigit bibir saat memaksakan diri untuk beralih posisi menjadi duduk. Menyadari bahwa dirinya benar-benar kehilangan tenaga. Seolah baru saja sprint sepanjang 20 meter.

Sembari mengambil napas lebih panjang untuk menenangkan diri, ia mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum ia berakhir di ruangan ini.

Kondisi badannya yang tidak terlalu baik. Kopi. Operasi terakhir. Parkiran.
Dan...laki-laki itu. Hey, bukankah ia muntah sebelum jatuh pingsan? Ya Allah, jangan bilang ia muntah tepat di depan laki-laki yang sama sekali tidak dikenalnya?!

Tanpa alasan yang jelas, pipi gadis itu mendadak memerah. Seolah baru saja tertangkap melakukan sesuatu yang memalukan.

"Kamu udah sadar Live?"

Pertanyaan itu tanpa alasan membuat Olive terkejut. Ia sama sekali tidak sadar bahwa sedari tadi ada seorang laki-laki yang berdiri di sudut ruangan dan menatap lurus ke arahnya. Laki-laki yang tak lain adalah laki-laki yang sama yang barusan melintas di pikirannya.

Rumah [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang