BAB 36 | Tidak Ditemukan

30 7 4
                                    

Kejadian petang hari masih sangat berbekas di kepala Liann. Setelah Gara menyeretnya menuju tenda, laki-laki itu tiba-tiba menanyakan sesuatu kepadanya,

"Has anyone been following you lately?" (1)

Saat itu Liann menggeleng yakin. Namun hari ini, tiba-tiba saja ia ingat dengan perubahan sikap Retha saat ada dua orang asing yang datang ke kantornya. Retha seolah mencurigai dua orang turis tersebut. Apakah ada hubungannya dengan yang Gara maksud?

Sebelum mereka benar-benar berpisah kemarin hari, Gara mengingatkannya untuk tidak pernah berkelana sendirian. Ia bahkan meminta Liann untuk selalu bersama orang yang dipercaya. Hal yang membuat Liann menyimpan banyak pertanyaan di dalam kepalanya. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Gara terlihat cemas tentang sesuatu? Keduanya bahkan baru berkenalan beberapa menit yang lalu.

Semakin dipikirkan, kepala Liann semakin sakit. Ia hanya menemukan jalan buntu dan sama sekali tidak melihat adanya titik terang. Akhirnya, Liann memilih menenggelamkan diri dalam kesibukan. Ia mencoba melupakan semua yang terjadi pada kemarin hari, menganggapnya sebuah kebetulan yang tidak memiliki makna.

Seperti biasa, Liann hari ini kembali bergabung dengan beberapa relawan lain. Semenjak kemarin, lahan untuk pemakaman massal sudah siap digali dengan bantuan alat berat. Hari ini mereka akan menguburkan mayat yang sudah ditemukan sejak lama. Jasad-jasad itu mendapatkan peristirahatan terakhir yang layak.

Setelah pemakaman selesai, Liann dan beberapa orang semakin jauh menyisir wilayah untuk menemukan korban. Mereka terus berjalan ke arah pusat gempa seminggu yang lalu. Berpisah dengan relawan lain yang berjalan ke arah berlawanan.

Cukup lama berjalan, akhirnya mereka menemukan beberapa mayat yang tergeletak dengan kondisi cukup parah. Jangan tanya lagi soal bagaimana bentuk luka atau berapa banyak cacat yang ada di tubuh mayat-mayat itu. Yang jelas, satu kata yang tepat untuk menggambarkannya, mengerikan!

Entah apa yang sebenarnya ada di pikiran Liann saat itu, ia tidak ikut membantu sama sekali. Laki-laki itu malah melangkah semakin jauh, tak peduli dengan teriakan relawan lain yang sudah memanggil namanya berulang kali.

Dalam hati Liann, dorongan itu semakin kuat. Dorongan yang terus menyuruhnya berjalan, seolah-olah ada seseorang yang menunggunya di ujung sana. Bagaikan orang bodoh, Liann menuruti intuisinya, meski sejurus lurus mata memandang, yang terlihat hanya suram.

Nyaris lima belas menit berlalu, Liann tiba-tiba menghentikan langkah. Seolah kesadaran baru saja masuk kembali ke dalam dirinya, ia menoleh kian kemari, seperti mencari-cari sebuah petunjuk. Dirinya dimana? Sedang apa ia di sini? Bagaimana dirinya bisa sampai di tempat ini?

Sebuah fakta akhirnya menyentak Liann dan menyeretnya pada sebuah rasa tak berdaya. Rasa yang seumur hidup paling tidak ia suka, sehingga seulas senyum paling pahit terbit di bibir Liann. Ternyata, begini rasanya alzheimer.

Menyadari bahwa tak ada gunanya untuk mengingat, sekeras apapun ia mencoba, Liann akhirnya berbalik. Memutuskan untuk berjalan kembali ke arah darimana ia tadi datang. Semoga saja ia bisa terdampar di posko pengobatan malam ini.

Sayangnya, Allah punya rencana lain untuk Liann. Sudah dua jam berjalan, memaksakan kakinya yang lelah untuk melangkah setelah berhenti beberapa kali berhenti, Liann tak kunjung melihat posko pengobatan. Sementara, langit sudah mulai melukis jingga di ufuk barat, pertanda sebentar lagi waktu Maghrib menyapa.

Benar-benar menyerah, Liann akhirnya memutuskan duduk untuk kesekian kalinya. Melepas penat yang sungguh membuat badannya lemas. Sesekali ia memijat-mijat pelan kakinya yang hampir-hampir mati rasa.

Sembari menghela napas, Liann mengedarkan pandangan. Saat itulah ia tiba-tiba melihat sesuatu bergerak. Apakah ia tidak salah lihat? Bukankah sedari tadi yang terlihat hanya hening? Tidak lepas dari reruntuhan, mayat, dan kendaraan. Sepuluh atau lima belas menit terakhir, juga ada batang-batang pohon yang entah dari mana datangnya.

Rumah [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang