BAB 18 | Pertemuan

56 7 6
                                    

"Good morning. Boarding for airlines flight number 38K68 to Indonesia will commence immediately. Would all passengers please to proceed to gate C1 and have your boarding pass and ID ready. Thank you." (1)

Pengumuman itu terdengar dari pengeras suara bandara. Essiel dan C yang baru saja selesai check in buru-buru mempercepat langkah mereka menuju gerbang C1. Jangan sampai perjuangan mereka mengejar penerbangan malah berakhir sia-sia.

Langkah Essiel terhenti. Napasnya memburu. Kakinya terasa gemetar dan kepalanya mulai terasa pusing.

"Es, ayo cepat!"

Gila!

Essiel tidak tahu kekuatan apa yang dimiliki C. Sahabatnya itu seolah tidak kehabisan tenaga sama sekali walaupun mereka baru saja bertahan empat hari empat malam di alam liar.

Seminggu yang lalu, C mengajaknya ke Ontario, Kanada. Essiel yang kebetulan sedang jenuh dengan tugas-tugas dan kesibukannya di rumah sakit dengan cepat menyetujui ajakan tersebut. Ia pikir C akan mengajaknya berkeliling kota Ontario atau paling tidak girls time di hotel saja. Tapi, Essiel lupa dengan C yang hobi keluar masuk hutan dan mengumpulkan flora yang menurutnya unik. Alhasil, bukanya healing, Essiel malah terjebak di liburan yang menurut Essiel sangat menguras tenaga dan emosinya.

Selama empat hari, Essiel dan C menyusuri hutan boreal, salah satu hutan terluas di dunia. Sebenarnya, hanya C yang semangat mengelaborasi hutan itu, mengamati setiap flora yang unik di matanya lantas membawanya pulang. Sementara, Essiel lebih banyak mengeluh meskipun pada akhirnya tetap mengikuti langkah C.

Tadi pagi, tepatnya tengah malam, Essiel dan C keluar dari hutan. Essiel pikir mereka akan istirahat terlbeih dulu di hotel, ternyata tidak. C malah mengajaknya pulang ke Indonesia hari ini juga, dengan penerbangan paling awal. Jadilah keduanya kejar-kejaran dengan waktu, mengejar penerbangan sesuai rencana C.

Essiel dan C berhasil boarding tepat waktu. Setelah menghempaskan tubuhnya di atas kursi pesawat dan memasang seat belt, Essiel berbisik.

"Ini adalah kali terakhir aku liburan bareng kamu, C. Aku ga akan pernah mau ikutan ke hutan lagi."

Kalimat itu membuat C tertawa pelan. Sebenarnya, dirinya juga agak keterlaluan. Essiel adalah tipikal anak rumahan yang akan merasa berat untuk keluar rumah tanpa keperluan yang jelas. Ia malah membawa gadis itu bertualang selama empat hari di alam liar. Jelas saja Essiel kewalahan.

"Kamu punya waktu istirahat 32 jam, Es."

Essiel mengangguk.

"Tolong jangan bangunin aku di luar waktu shalat. Aku bener-bener mau hibernasi."

C mengangguk. Ia bahkan mengacungkan jempol. Namun, Essiel sudah tidak melihatnya. Matanya telah terpejam dan segera masuk ke alam mimpi.

●●●

Setelah terbang selama puluhan jam dan dua kali transit, Essiel dan C akhirnya sampai di Indonesia. Kali ini, Essiel sudah terlihat lebih segar. Selain karena tidur yang nyenyak, gadis itu juga sempat membersihkan diri dan berganti pakaian saat transit di negara sebelumnya. Sementara, C masih terlihat aktif dan ceria seperti biasa.

Essiel melangkah cepat menuju gerbang kedatangan. Ia sudah tidak sabar untuk segera pulang dan kembali ke rumah sakit. Empat hari terjebak di hutan, gadis itu akhirnya sadar bahwa kesibukannya di rumah sakit jelas jauh lebih menyenangkan.

Tanpa sadar, Essiel meninggalkan C yang kini sibuk mengaktifkan ponselnya sehingga berhenti melangkah.

Semakin jauh, langkah Essiel semakin pelan. Ia lama-lama menyadari ada yang salah dengan kondisi di bandara saat ini. Lihat! Orang-orang nampak ketakutan dan sibuk menyingkir. Bahkan, mereka tidak peduli dengan barang-barang mereka yang terlepas. Essiel bingung. Ia menoleh kesana kemari untuk mencari penjelasan.

"C? Orang-orang pada kenapa?" tanya Essiel, berpikir bahwa sahabatnya itu masih ada di sampingnya.

Persis ketika kalimat Essiel berakhir, ia merasakan sebuah lengan mengunci lehernya. Jelas gadis itu terkejut. Namun, ia lebih terkejut lagi saat menyadari bahwa yang merangkulnya bukan C, melainkan seorang laki-laki dengan lengan penuh darah. Tidak sampai di sana. Detak jantung Essiel serasa berhenti saat ia merasakan moncong peluru menempel ke kepalanya.

Dalam kondisi yang sangat genting itu, Essiel berpikir cepat. Laki-laki yang menguncinya ini berdarah. Itu artinya ada seseorang yang membuatnya merasa terancam dan menembaknya. Ia bahkan mengambil dirinya sebagai sandera untuk membalikkan situasi. Essiel memang tidak memahami sepenuhnya kondisi saat ini, tetapi ia tahu bahwa orang yang benar tidak akn pernah menyandera orang lain yang tidak tahu apa-apa.

Pandangan Essiel pun terarah ke depan. Ia melihat ada lima orang yang juga terlihat sedang memperhitungkan situasi. Dua di antaranya berdarah, satu berdarah di bagian kaki, satu lagi berdarah di bagian lengan.

Tunggu.

Laki-laki itu terlihat familiar.

Keduanya kemudian tidak sengaja bertatapan.

Detik berikutnya, dua orang yang terpisah sejauh dua meter itu saling terkesiap lantaran mengenal satu sama lain.

Essiel.

Burheen.

Kini, Essiel tidak perlu lagi validasi. Ia mengenal Burheen nyaris selama separuh hidupnya. Ia tahu betul bahwa Burheen tidak akan berada di pihak yang salah. Maka, tanpa menunggu waktu lagi, Essiel menyikut laki-laki yang menguncinya tepat di ulu hati, memegang tangannya yang berdarah dan memelintirnya seraya melepaskan diri.

Essiel pikir semuanya selesai karena laki-laki itu kini sudah ia kunci pergerakannya. Namun, Essiel keliru. Gadis itu lupa bahwa tangan kanan laki-laki itu tetap bisa bergerak bebas dan memegang senjata. Oleh karena itu, dalam satu gerakan yang cepat, pistol itu kembali terarah pada Essiel.

Nyaris saja satu tembakan ke arah Essiel lepas sebelum tiba-tiba laki-laki itu jatuh tak sadarkan diri.

Bukan. Bukan karena tiba-tiba salah seorang rekan Burheen melepas tembakan. Bukan juga karena laki-laki itu pingsan begitu saja. Hal itu terjadi karena ulah C.

Ketika sadar Essiel sudah tidak di sampingnya, C kelabakan mencari gadis itu. Ia melangkah cepat dan memutar pandangan untuk menemukan Essiel. Hampir saja jantung C berhenti berdetak saat ia melihat Essiel sedang dikunci oleh laki-laki yang entah siapa.

Sama seperti Essiel, C tidak memahami situasi yang terjadi saat ini. Namun, posisi Essiel yang sulit sudah cukup jadi alasan C untuk bergerak.

Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa C suka bertualang di hutan liar, memperhatikan flora yang dianggapnya unik. Alasannya bukan semata-mata karena hobi saja, tetapi C adalah seorang peneliti sekaligus pencipta anti dotum alias penawar racun. Untuk membuat sebuah anti dotum, C tentu harus mempelajari racun itu sendiri. Jadilah selama satu tahun terakhir, C mencari tanaman beracun, membuat ekstraknya lalu menciptakan penawarnya.

Sejauh ini, C sudah bepergian ke beberapa hutan. Tidak hanya tanaman beracun, ia juga mengumpulkan tanaman yang bisa mempermainkan emosi dan memengaruhi kesadaran orang lain. Setiap bepergian, C selalu membawa satu-dua hasil penelitiannya yang dianggap penting. Siapa sangka ternyata penelitian itu akan digunakan hari ini.

Ketika melihat Essiel kesulitan, C spontan mengeluarkan salah satu hasil penelitiannya. Itu adalah ekstrak buah kecubung yang sudah lama digunakan sebagai bius. Cairan di dalam botol itu ia pindahkan ke dalam sebuah alat suntik yang selalu tersimpan di dalam tasnya. Dalam gerakan yang tidak diduga, C menancapkan suntik itu persis di leher laki-laki yang sudah dikunci Essiel pergerakannya, membuatnya jatuh tak sadarkan diri.

Semua kejadian itu terekam dengan jelas dalam kepala Burheen. Ia kemudian menatap dua perempuan itu secara bergantian. Perempuan yang sejak awal langsung Burheen kenali sosoknya. Perempuan yang tak lain adalah sahabat dekatnya.

Hening sesaat sebelum akhirnya Burheen menghela napas dan tertawa pelan.

Pertemuan macam apa ini?

Dirinya dengan lengan yang berdarah, Essiel dengan posisi masih menahan pergerakan seorang teroris, dan C yang baru saja membuat teroris itu jatuh tak sadarkan diri.

-lw-


(1) Selamat pagi. Boarding untuk maskapai dengan nomor penerbangan 38K68 tujuan Indonesia akan segera dimulai. Para penumpang dimohon untuk menuju gerbang C1 dan persiapkan pas naik dan pengenal anda. Terima kasih.

Rumah [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang