BAB 10 | Sepasang Cinta Halal (2)

68 9 4
                                    

Sesampainya di apartemen, Smeck langsung masuk ke ruang kerja. Ruang itu sebenarnya adalah gudang. Namun, Smeck menyulapnya menjadi ruang kerja karena ia butuh ketenangan agar bisa menulis.

Benar. Smeck adalah seorang penulis. Semenjak kuliah di salah satu universitas di Indonesia, jurusan sastra, Smeck rajin menuangkan pikirannya pada kertas. Awalnya tidak serius, hanya kebutuhan tugas kuliah atau sekedar melepas emosi yang menumpuk. Namun, lama-lama Smeck menikmatinya. Hingga akhirnya, pada tahun ketiga kuliahnya, Smeck berhasil menulis satu buah buku tentang politik Indonesia. Buku itu jadi karya pertama Smeck dan mengantarkannya ke dunia kepenulisan.

Setelah lulus kuliah, Smeck memutuskan fokus di tulisannya. Dalam satu tahun, ia berhasil membuat empat sampai lima buku. Satu buku bisa memberikan income di atas 10 juta. Karena itu, Smeck tidak lagi tertarik untuk kerja kantoran. Toh, gajinya kurang lebih sama saja.

Berhasil menulis lima buku non-fiksi yang isinya sarat dengan pemikiran-pemikiran, Smeck banting setir untuk menulis novel. Itu adalah permintaan editornya beberapa minggu yang lalu. Awalnya Smeck menolak. Namun, setelah berbagai bujukan, Smeck akhirnya memutuskan mencoba, meskipun ia tidak bisa menjanjikan hal itu.

Saat itu, Smeck tidak ada ide. Otaknya yang terbiasa kritis terhadap kenyataan, sekarang dipaksa memikirkan sesuatu yang tidak nyata dan harus ia karang sendiri. Butuh waktu lama untuk Smeck mendapatkan ide sampai akhirnya ia melihat satu-satunya foto di apartemennya. Foto yang tak lain adalah foto pernikahannya dengan Irene enam bulan yang lalu.

Ya. Kenapa Smeck harus berkhayal untuk mencari ide. Bukankah kisahnya dengan Irene tidak kalah menarik?

Jadilah Smeck mulai menuliskan kisahnya dengan Irene. Kisah yang sederhana, tetapi penuh kejutan. Tentu saja bagian paling tidak terduga adalah bagian pernikahan mereka.

●●●

Semuanya bermula saat hari wisuda Smeck.

Meski tidak ambis, Smeck berhasil menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Nilainya juga lumayan bagus. Yah, Smeck memang cerdas. Cuma kurang rajin saja.

Di hari yang spesial itu, Smeck tidak mengundang siapapun kecuali keluarganya. Tidak ada teman yang bisa diundang. Tentu saja, mereka semua sedang ada di luar negeri. Walaupun Smeck mengundang mereka, bisa dipastikan tidak ada yang datang. Alhasil, Smeck hanya mengabari mereka saja sebagai bentuk berbagi kebahagiaan.

Setelah prosesi wisuda dan berfoto bersama, Smeck melihat ponselnya. Ada banyak sekali ucapan selamat yang masuk. Namun, satu pesan mencuri perhatiannya. Pesan dari Irene.

Hey, sudah berapa lama Irene tidak mengiriminya pesan. Meskipun Irene salah satu orang terdekatnya di masa lalu, mereka sangat jarang bertukar kabar satu sama lain.

Smeck membuka pesan itu dengan semangat. Ia juga penasaran apa isi pesan yang Irene kirim.

Beberapa saat setelahnya, wajah berbinar Smeck luntur. Matanya melotot membaca kalimat-kalimat dalam pesan itu.

Halo Smeck. Selamat buat wisudanya. Oh iya, jangan lupa datang ke pesta pertunangannya ya.

Detik itu juga, Smeck kehilangan akal sehatnya.

Apa kalian pernah melihat orang yang tidak bisa jatuh cinta lagi setelah mencintai satu orang? Jika pernah, maka Smeck adalah salah satunya.

Benar. Irene adalah satu-satunya perempuan yang sempat Smeck pacari saat sekolah menengah dulu. Hubungan mereka kandas karena ketahuan oleh pembina asrama. Jelas, di asrama mereka ada peraturan larangan berpacaran. Namun, meskipun mereka putus, Smeck sungguh masih menyukai Irene.

Rumah [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang