BAB 27 | Pertemuan yang Tidak Menyenangkan

58 8 6
                                    

Pagi akhirnya datang menggantikan posisi malam. Tiga hari pasca gempa bumi 9 SR dan tsunami setinggi sepuluh meter.

Kesedihan masih tercium pekat di setiap prefektur negara Jepang. Bangunan-bangunan yang runtuh, debu, bekas air laut dimana-mana, kendaraan tergeletak dengan posisi acak-acakan, dan yang paling mengerikan adalah tubuh-tubuh yang bergelimpangan serta rintihan-rintihan kata tolong dari balik reruntuhan.

Pemandangan itulah yang kemudian menyambut kedatangan relawan dan tenaga medis dari beberapa negara yang bergerak untuk membantu, termasuk tim medis dan relawan dari negara Perancis. Olive adalah salah satu di antaranya. Sama seperti teman-teman medisnya yang lain, wajahnya menunjukkan ekspresi takut, tertantang, dan kasihan yang bercampur menjadi satu.

Bersamaan dengan tenaga medis, beberapa relawan non medis kemudian muncul dari helikopter lainnya. Mereka datang dengan membawa beberapa peralatan darurat, seperti tenda, stok makanan dan pakaian, juga beberapa obat-obatan sederhana.

Saat ini, semuanya tengah berada di lapangan yang luas. Ini adalah salah satu stadion terkenal di Jepang. Kursi penonton hancur, beberapa material terdampar di lapangan, terbawa oleh arus tsunami dua hari yang lalu. Tidak hanya itu, beberapa mayat juga bergelimpangan, membuat ngeri pemandangan. Namun, di luar itu, kondisi lapangan stadion masih cukup baik, setidaknya untuk mendirikan tenda pengobatan.

Benar.

Di stadion yang luas itu sudah ada beberapa tenda. Sepertinya negara yang berjarak lebih dekat sudah sampai lebih dulu. Tenda itu digunakan sebagai posko pengobatan dan tim medis. Selain itu, tenda juga dimanfaatkan sebagai pusat komando relawan dan tempat penyimpanan logistik. Mereka juga memanfaatkan tenda untuk tempat tinggal sementara bagi penduduk yang mungkin selamat dari bencana.

Belajar dengan cepat, relawan yang baru saja datang mendirikan tenda tambahan. Semakin banyak tenda, maka akan semakin banyak tempat perawatan untuk para korban.

Setelah lima tenda tamabahan berdiri tegak, bersama teman-teman medis lainnya, Olive melangkah menuju tenda berwarna putih tersebut. Masing-masing dari mereka membawa tas yang menyimpan peralatan untuk proses penngobatan yang berbeda. Meski ada segelintir ketakutan yang terus membayangi, mereka lebih dari siap untuk bekerja maksimal membantu memulihkan korban-korban di negara ini.

Sebelum Olive sampai di tenda itu, seseorang tiba-tiba saja menyejajarkan langkah dengannya. Posisi Olive yang saat itu ada di belakang membuat hal tersebut sama sekali tidak menarik perhatian siapapun. Awalnya, Olive pun sama sekali tidak peduli. Mungkin saja itu adalah relawan atau rekan medisnya yang lain. Namun, bisikan semangat yang tiba-tiba terdengar di telinganya membuat Olive terkejut dan refleks menoleh.

Olive sama sekali tidak menyangka bahwa netranya akan menangkap senyuman laki-laki yang akhir-akhir ini selalu muncul di hari-harinya. Ya, laki-laki yang tadi menyejajarkan langkah dengannya dan kini tersenyum setelah memberikan bisikan semangat adalah Hiro. Gadis itu sungguh tidak mengerti apa yang dilakukan Hiro di sini. Sejak kapan pula ia tergabung sebagai anggota relawan? Bukankah Hiro adalah laki-laki yang cenderung tidak peduli dengan kegiatan kemanusiaan seperti ini?

Pertanyaan yang bermunculan di benak Olive sama sekali tidak terjawab, sebab Hiro hanya melebarkan senyum, mengepalkan tangan sebagai tanda memberi semangat, lantas bergabung dengan anggota relawan lainnya. Pergi menjauh untuk mencari korban yang nyawanya masih bisa diselamatkan ataupun yang harusnya dimakamkan dengan lebih layak.

Kepergian Hiro membuat Olive mematung sesaat. Setelahnya, tanpa ia sadari, bibirnya mengulas sebuah senyum tipis.

Sementara itu, Hiro sudah tenggelam dalam kerja sama bersama anggota relawan yang lain. Mereka tengah bahu-membahu mengangkat beberapa reruntuhan yang berukuran lumayan besar secara serempak di bawah komando dari satu orang. Hiro bahkan tidak mengenal satupun orang-orang itu. Namun, kerja sama mereka yang melelahkan selalu membuahkan hasil yang baik.

Rumah [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang