DTBB; 9

11.2K 767 117
                                    

-oOo-

Menurut kalian cinta itu apa sih?

Banyak yang mengatakan kalau cinta itu buta. Ada juga yang bilang cinta itu suatu pengorbanan. Ada yang bilang cinta itu bagian dari hidup. Ada juga yang bilang cinta itu suatu perasaan yang membuat jantung kita berdetak tak karuan hanya karena menatapnya saja. Sebenarnya cinta itu apa sih. Mengapa sangat merepotkan sekali, bahkan bisa sakit hati.

Cinta, suka, dan sayang pasti memiliki arti yang berbeda. Tapi, mereka menyalah artikan hal itu.

Itulah yang dirasakan Pingki saat ini. Apakah benar ia mencintai laki-laki tak berperasaan itu. Seumur-umur ia belum pernah memikirkan tentang cinta, menurutnya tak penting. Tapi sekarang, sepertinya itu sudah tak berlaku lagi. Lalu apa yang harus ia lakukan. Mengapa sangat membingungkan sekali.

“menurut kamu gimana Ca?” Bianca mengetukkan pulpen yang ia pegang di dagunya. Pingki sudah bercerita masalah perasaan yang ia rasakan beberapa hari ini, salah satunya adalah selalu memikirkan Delon. Awalnya Bianca sempat tak percaya dan malah tertawa. Tapi setelah itu Bianca bilang kalau itu tandanya cinta.

“menurut gue, kalau cinta itu harus diungkapkan.” ucap Bianca dengan menatap Pingki yang sedang memikirkan sesuatu, terbukti dari bola mata yang mengarah keatas.

“jadi menurut kamu, aku harus bilang cinta ke kak Delon, gitu?” Bianca mengangguk sambil tersenyum memandang Pingki, senyumnya memang manis tapi tersirat seperti godaan.

Pingki mendengus, sepertinya ia salah karena bercerita dengan Bianca yang sangat jahil sekali. “memangnya cinta itu harus diungkapkan ya?” tanya Pingki lagi memastikan, dia masih belum begitu yakin dengan ide temannya.

“iya. Kalau gak diungkapin, gimana kak Delon bisa tau kalau Lo cinta sama dia.” Pingki mengangguk, sepertinya yang diucapkan Bianca ada benarnya.

Beberapa jam kemudian kelas sudah selesai dan waktunya para murid berkeliaran ke tujuan merek masing-masing, terutama ke kantin.

Sama halnya dengan Pingki dan juga Bianca, mereka berjalan melewati koridor dengan sesekali berbincang. Pingki memang biasa saja, tapi dirinya menjadi ciut karena ditatap oleh beberapa orang yang sedang berada di koridor. Apa ada yang salah? Memakai baju yang sedikit kebesaran, rok yang dibawah lutut, kaos kaki panjang sampai batas lutut dan sepatu sekolah tanpa hak tinggi. Jangan lupa dengan rambut yang dikepang dua dan kacamata bulat besar.

Saat asik bergulat dengan pikirannya, Pingki merasakan keningnya yang sakit akibat benturan benda yang keras. Ia mendongak ingin melihat siapa pelaku tersebut, dia lagi? Delon Attala. Mengapa dunia sangat sempit untuk Pingki, setiap saat dan Setian waktu dia selalu menemukan kakak kelasnya yang tampan ini.

Pingki masih diam sampai-sampai Bianca menepuk pundaknya. Pingki menengok kesamping melihat Bianca yang sedang tersenyum memberi isyarat sesuatu. Di tahu apa yang dimaksud Bianca.

“maaf kak delon.”  perasaan Pingki atau memang ini kenyataan, tapi ia merasa kalau suasana menjadi hening dan sepi seperti tidak ada orang sama sekali. Pingki menengok ke kanan dan ke kiri, ternyata sudah banyak anak yang melihat mereka.

“lo buta?” Pingki menggeleng kemudian ia tersenyum yang terlihat begitu manis namun tidak bagi seorang Delon dkk.

“aku gak buta kak. Mataku aja ada empat.” ucap Pingki dengan mengingat ucapan beberapa orang tentang dirinya yang selalu dihina dengan sebutan bermata empat.

Delon The Bad Boy (PROSES TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang