-oOo-
“Emon kemana sih?”
“kalo ada Emon ribut, kalo gak ada nyariin.” pernyataan yang dilontarkan Delon berhasil membuat Kara mendengus.
“bukannya apa-apa ya Lon, ini kan udah siang. Ya wajar dong gue nanya.” ucap Kara sewot.
“ya gak usah ngegas juga kale.” Damian menempeleng kepala Kara menggunakan buku sejarah yang ia ambil dari dalam laci meja.
“Munaroh....... Bang Emon datang.
Prepet.. prepet.. prepet.....
Munaroh.... Bang Emon datang.
Prepet.. prepet.. prepet.....”“ih, diem deh Mon. Jijik tau gak sih.” ucap Munaroh- merupakan salah satu bendahara dikelas IPS 3.
“yaelah Mun, Abang udah persiapan dari kemaren nyiapin lagu ini buat adek seorang.”
“EMON, diem gak. Gue lagi Pms, bisa-bisa gue bunuh Lo nanti.”
Delon, Kara, dan Damian hanya mampu menggeleng melihat kelakuan Emon yang sibuk merayu Munaroh yang sedang menghitung uang kas. Itulah penyebab Munaroh marah, karena konsentrasinya saat menghitung buyar sebab diganggu oleh utusan makhluk hidup yang menyebalkan.
“heran gue, Orang yang suaranya jelek itu demen banget nyanyi. Gak pernah tau perasaan orang sekitar yang kupingnya mau meletus.” ucap kara masih memandang kearah Emon, kemudian kembali menatap Delon dan Damian bergantian.
“gue yang suaranya bagus, biasa aja tuh.” ucap Kara, menyombongkan diri. Yang sebenarnya adalah suara Kara biasa saja.
“suara Lo bagus?” tanya Delon datar yang membuat Kara mengangguk yakin, sedangkan Damian tertawa mengejek.
“bagusan suara kentut gue ketimbang suara Lo.” lanjut Delon yang berhasil mendatangkan tawa Damian yang terbahak-bahak.
Kara mendengus dan menatap ke Emon yang ternyata sudah duduk disampingnya. “semalem Lo kemana?”
Emon hanya diem memandang Delon yang masih sibuk dengan ponselnya dan menggeleng untuk menjawabnya. “emang kenapa? Lo kangen sama gue yaaa?”
“kurang kerjaan banget gue kangen sama Lo.”
“maka dari itu Lo kangen sama gue karena gak ada kerjaan.”
Emon dan Kara masih saja berdebat sampai-sampai Delon yang berada didekat mereka langsung menutup telinganya menggunakan headset.
“hay semua.” ucap seorang mengalihkan pandangan keempat remaja itu, perdebatan Kara dan juga Emon pun berhenti. Mereka menyerngit kala melihat gadis cantik didepannya, untuk apa dia kesini?
“eh Sindy, tumben kesini. Mau apa? Nyamperin pacarnya ya?” Sindy tersipu malu dan menundukkan wajahnya, sindy berharap dengan menundukkan wajah keempat remaja itu tak dapat melihat rona merah di pipinya.
“e enggak kok. Gue cuma mau ngasih ini ke kalian.” gadis itu memberikan empat buah kertas yang di depan kertas itu tertulis masing-masing nama keempat laki-laki itu.
“undangan apaan nih?” tanya Damian yang membolak-balik kertas berwarna hitam yang sekarang sedang di pegang.
“undangan acara ulang tahun gue besok malem. Kalian jangan lupa datang ya.” ucap Sindy “termasuk kamu Delon. Karena kamu salah satu tamu spesialis yang aku tunggu besok.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Delon The Bad Boy (PROSES TERBIT)
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) [ BELUM REVISI ] Epilog sudah di unpublis Gadis cantik dan baik namun berpakaian cupu seringkali menjadi bahan lelucon atau bully. Bukan hanya di sekolah namun dirumah dirinya selalu disiksa oleh Tante beserta sepupunya. ...