DTBB; 30

12.8K 648 7
                                    

-oOo-

Delon diterima. Walaupun begitu Delon sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun ketika Pingki menjawab pertanyaan dengan mengangguk, lalu laki-laki itu pergi begitu saja tanpa senyum sedikitpun.

Kata yang keluar juga sangat singkat, Pingki sampai terheran-heran dibuatnya. Ia sangat ingat betul apa yang Delon ucapkan tadi.

"Gimana bos ku? Diterima?" Baru saja duduk Emon sudah bertanya duluan tanpa melihat temannya tenang dulu.

Dengan wajah kesal dan sedikit letih Delon menjawab dengan anggukan yang mendapat sorakan dari kedua temannya, sedangkan Damian tersenyum simpul.

"Makan-makan dong ya." Dari Kara sambil berdehem sebagai pengertian.

"Gak ada." Balas Delon cuek dan bermain ponsel.

Mendadak wajah ketiga temannya jadi cemberut, mereka sudah mewanti-wanti makanan gratis  jika Delon berpacaran dengan Pingki. Pasalnya laki-laki itu kemarin sempat memberi tahu melalui grup pribadi bahwasannya dia akan menembak Pingki besok pagi. Dan benar saja hari ini adik kelas itu sudah menjadi pacar Delon sekarang.

"Kara!" Sang empu yang dipanggil menengok sembari tersenyum melihat kekasihnya datang membawa bekal makanan.

"Rita ngapain?" Gadis itu memberikan kotak bekal makanan berwarna putih dengan tutup warna biru sambil tersenyum cerah.

"Makasih." Kata Kara dengan senang.

Tak luput dari pandangan ketiga temannya. Emon yang tadinya mendengus melihat kemesraan temannya kini beralih melihat diujung pintu masuk kantin melihat Bianca berdiri disamping Pingki dengan bakal ditangannya.

Gadis itu berlari kecil, dan tak ayal Emon pun bangkit untuk mengejar setelah mendapat ijin dari temannya. Damian sempat bertanya akan pergi kemana? Tapi Emon terpaksa berbohong dan mengatakan kalau akan pergi ke kamar mandi.

"Pingki, biar gue aja." Pingki mengangguk membiarkan Emon yang mengejar temannya.

Sampai di rooftop Emon melihat Bianca yang duduk dikursi yang tersedia disana. Wajah gadis itu menunduk dengan bahu yang sedikit bergetar. Emon tahu betul kalau Bianca tengah menahan tangis.

Sembari duduk Emon memegang pundak Bianca yang secara spontan berhenti. Menyeka air mata mengunakan tangan dan mendongak melihat Emon yang tersenyum kearahnya.

"Kak Emon!" Kagetnya sebelum kembali tenang. "Kakak ngapain disini?" Tanyanya bingung.

"Nemenin Lo." Jawabnya menimbulkan senyum paksa di wajah gadis itu.

"Kenapa nemenin aku."

Mengehela napas. "Gue tau Lo cemburu kan lihat Kara sama Rita?" Bianca mengangguk.

"Kita sama." Bianca menyerngit. Apanya yang sama, pikirnya dalam hati.

"Kita sama-sama tersakiti disini. Gue sayang sama Rita dan Lo sayang sama Kara. Gue bisa apa saat Kara bilang suka sama Rita dan Rita juga suka sama Kara, cuma bisa diem. Gue Laki-laki lemah kan?" Jawabnya menjawab kebingungan Bianca.

Bianca terkejut, ia lihat Emon seperti biasa saja saat Rita dan Kara bermesraan dihadapannya. Tapi ternyata wajah itu telah menipun semua pikiran orang.

Delon The Bad Boy (PROSES TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang