-oOo-
"Heh... Lo punya mata kan?" Perempuan itu mengangguk dengan takut sambil menundukkan wajah.
"Ngapain Lo nabrak-nabrak gue, dasar..." Delon tidak melanjutkan ucapannya dan memilih pergi dari sana.
Perempuan itu menghela napas lega, syukurlah dia tidak diamuk oleh seniornya itu. Sepertinya takdir memihaknya hari ini.
Sudah beberapa kali Delon mengumpati banyak orang yang ia tabrak dan memarahi orang itu tanpa alasan, serta menyalahkan orang lain dari kesalahannya sendiri.
Vio yang juga tidak sengaja diumpati oleh Delon pun tidak terima dan menjewer telinga laki-laki itu, menariknya menuju tempat yang lebih sepi.
"Maksud Lo apaan ngumpat-ngumpat kaya gitu. Udah jelas-jelas itu salah Lo."
Delon memutar bola matanya malas melihat kelakuan perempuan dihadapannya, banyak bicara sekali.
"Ck, gitu aja Lo permasalahin." Balasnya tertawa sinis.
"Lo juga mempersalahkan orang yang tidak bersalah."
Hoahmmm.. Delon menguap lebar. Vio yang melihat hal itu tak segan-segan memukul mulut tidak tahu malu dihadapannya.
"Jorok banget Lo jadi cowok." Delon tidak membalas, membiarkan gadis ini bicara terlebih dahulu sampai mulutnya berbusa.
"Pantesan aja Lo masih jomblo. Udah ganas, gak tahu malu, jorok, nakal, suka cari masalah. Lo itu harus merubah sikap Lo yang keterlaluan ini. Udah berapa kali gue bilang supaya bla bla bla bla..... "
Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri adalah prinsip yang Delon tanamkan jika berhadapan dengan Vio.
"Gak sadar kalo situ juga jomblo. Gitu sok nasehatin gue." Balasnya dalam hati
Vio mengatur napasnya yang ngos-ngosan setelah selesai akibat berbicara dengan menggebu-gebu tanpa rem.
Delon memandang dengan watadosnya. "Udah ngomongnya?"
Vio membulatkan matanya dengan lebar, sungguh saudara jahat. Ia pun memukul pundak laki-laki itu, tapi sayang sekali karena tidak berdampak apapun malah dirinya sendiri yang kesakitan.
Delon terkekeh, saudaranya ini bisa membuatnya mengembalikan mood dengan cepat, walaupun dengan cara menjahili.
"Udah ah gue males ngomong sama Lo." Kata Vio dan berjalan dengan wajah ditekuk.
Delon kembali terkekeh dibuatnya. Lagi, matanya tak sengaja melihat dua sejoli yang ia yakini sudah berpacaran itu. Tepat saat itu Delon menarik lengan Vio dan menyudutkan didinding tak lupa kedua tangan Delon yang mengunci disisi tubuh Vio.
Vio memberontak, tapi Delon menatap tajam. Alhasil, Vio kembali diam dan membiarkan saja Delon kembali berDrama.
Tepat saat itu Pingki dan Zico melewati keduanya. Pingki melihat dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia menatap Delon, kemudian berganti melihat kearah Vio. Mengeleng kuat, seolah tidak percaya.
Pingki berlari dengan air mata yang sudah lumer dimana-mana, tidak ingin berlama-lama melihat hal yang sangat menyakiti hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delon The Bad Boy (PROSES TERBIT)
Roman pour Adolescents(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) [ BELUM REVISI ] Epilog sudah di unpublis Gadis cantik dan baik namun berpakaian cupu seringkali menjadi bahan lelucon atau bully. Bukan hanya di sekolah namun dirumah dirinya selalu disiksa oleh Tante beserta sepupunya. ...