DTBB; 20

11.9K 679 8
                                    

-oOo-

“Tugas kalian gampang. Ikutin kemana gadis itu pergi dan beri saya kabar.” ucap seorang wanita yang sedang menelpon seseorang.

Bayarannya jangan lupa bos!” ucap telepon dari sebrang mengingatkan wanita itu.

“Tenang, kalau masalah ini selesai saya bakal kasih kalian bayaran sekaligus bonus.”

beneran bos!” balasnya dengan heboh.

“hm. Kerjakan.” klik, sambungan terputus.

Wanita itu tersenyum simpul. Akhirnya kerja kerasnya selama ini akan terbayarkan juga. Tidak sia-sia juga ternyata.

Tinggal tunggu tanggal mainnya Pingki Atalia.

Gadis yang masih mengunakan seragam sekolah, baru saja memasuki rumahnya dengan wajah yang begitu emosi. Tangannya terkepal kuat, langkahnya nampak terburu-buru agar segera sampai ke kamar seseorang.

Tepat didepan pintu kamar, ia berhenti sejenak dan menetralkan emosinya terlebih dahulu. Setelah merasa membaik, ia segera membuka pintu itu dan pandangan yang ia lihat pertama kali adalah Pingki yang sedang membaca buku.

Pingki terlonjak kaget dan segera berdiri saat mengetahui Sindy berada di ambang pintu.

“a-ada apa k-kak?” wajah Sindy yang merah padam membuat Pingki menjadi gugup saat bertanya.

Sindy mendekati Pingki dan melihat gadis itu dengan intens. Sindy berfikir, wajah Pingki yang biasa saja kenapa harus ngejar-ngejar Delon sih.

Jika kalian berfikir apakah sindy melihat Delon yang sedang mengendong Pingki? Maka jawabannya benar. Inilah penyebab utama Sindy emosi hari ini.

“jauhi Delon mulai detik ini.” ucap Sindy penuh penekanan di setiap katanya.

Pingki mendongak menatap manik mata sindy yang tersiram akan kebencian untuk dirinya. “Pingki gak bisa k-”

“GUE BILANG JAUHI YA JAUHI. Jangan coba-coba rebut Delon dari gue.” ucap Sindy lagi yang sudah meninggikan suaranya.

“kak.” panggil Pingki pelan. “hidup Pingki udah menderita. Pingki udah gak punya siapa-siapa lagi. Disini Pingki sama sekali gak dianggap keluarga oleh kalian. Dan harapan Pingki cuma satu! Delon. Pingki cuma mengharapkan kak Delon, itu aja.”

Emosinya yang naik turun sedikit demi sedikit mulai mereda. Bukan, bukan karena ucapan Pingki barusan, Melainkan ia berfikir bahwa ini suatu tantangan untuknya. Apakah Pingki mengajaknya untuk bertanding.

Sindy tertawa sumbang. Mau lawan Sindy? Mana bisa, ini Sindy cewek yang selalu diidolakan disekolah nya. Berbeda dengan Pingki yang hanya gadis cupu yang mendapat ejekan dimana-mana. Sindy kok dilawan.

“lo nantang gue?” kata Sindy menunjuk dirinya.

Pingki menggeleng kuat, dia sama sekali tidak mengajak Sindy seperti itu. Pingki hanya berkata bahwa tidak ingin menjauhi Delon.

“enggak kak. Pingki sama sekali gak nantang kakak.” ucap Pingki.

“kalo gitu Lo jauhi Delon. Titik gak ada koma.” kata Sindy dengan mengepalkan tangannya.

Delon The Bad Boy (PROSES TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang