-oOo-
Tentang kejadian dua Minggu yang lalu, Pingki sudah melupakan dan berusaha menerima takdir tentang siapa pembunuh orangtuanya. Ini sudah harus takdir, mau Pingki marah sekalipun tidak akan menghidupkan orangtuanya.
Satu Minggu yang lalu juga Pingki sempat datang ke kamar om Irawan guna memperbaiki semuanya. Pingki memohon agar om Irawan mau memaafkan Tante Maya dan melepaskan dari sel tahanan, sama halnya dengan Sindy. Menurut Pingki hal itu sangat tidak baik bagi sindy, lagi pula sebentar lagi dia sudah lulus kan.
Dan beruntung juga om Irawan luluh. Satu yang membuat Pingki kaget sebab kak Meldy sempat memberi tahu kalau om Irawan akan menceraikan Maya. Dengan itu Pingki kembali memohon agar semua itu tidak terjadi.
Perceraian itu memang tidak terjadi tapi Tante Maya pergi ke Surabaya tempat kota kelahirannya. Katanya akan membenahi diri menjadi lebih baik lagi dan akan datang jika dia sudah bisa memaafkan diri serta kembali kejalan yang benar.
"Om minta maaf sama kamu." Katanya setelah Pingki turun kelantai bawah dan duduk di sebelah om nya.
Dahi Pingki berkerut tanda tak mengerti. "Minta maaf kenapa?"
"Om belum bisa menjaga kamu dengan baik." Katanya sambil menatap Pingki.
"Om menjaga Pingki dengan baik kok. Pingki senang malah tinggal disini."
Irawan tersenyum dengan hati yang masih tidak membenarkan ucapan Pingki. Dalam diri, ia mengutuk karena belum bisa menjaga amanah para saudara yang mempercayai Pingki padanya.
"Sana tidur besok sekolah kan? Udah libur berapa hari ya?" Irawan menggoda dengan senyum jahil, persisi seperti ayah Pingki.
"Udah satu Minggu lebih."
"Pacarnya nyariin tuh, udah kangen."
Pingki tersenyum malu, om Irawan pasti sudah mengetahui mengenai hubungannya dengan Delon. Sempat beberapa kali Delon datang ke rumah untuk menemuinya tapi Pingki masih enggan bertemu siapapun. Sampai Meldy jengah sendiri membujuk Pingki.
★
Pingki tersenyum sambil menghirup udara segara di pagi hari, sudah berapa hari ini ia tidak pernah keluar rumah untuk melihat langit biru dan teriknya matahari, yang dilakukan hanya mengurung dikamar.
Dapat Pingki lihat saat dirinya turun kebawah untuk sarapan, Meldy sampai membuka mulutnya karena terkejut melihat Pingki berada disana.
Hari ini Pingki masuk sekolah, bertemu dengan teman adalah hal yang harus dilakukan sejak dulu agar dapat melupakan kejadian dua Minggu yang lalu. Ia berangkat berasa Meldy menaiki mobil. Sedangkan Sindy? Pingki tidak tahu dimana keberadaannya.
"Gue kasian sama Delon sebenarnya. Dia nyariin Lo terus." Kata Meldy setelah turun dari mobil dan melangkah masuk ke sekolah diikuti Pingki yang menyamakan jalannya dengan Meldy.
"Gak tahu lagi entar reaksi Delon kaya gimana." Meldy menerawang dalam ingatan.
"Emang sampe segitunya ya kak?"
Meldy berdecak. "Ya iyalah bambank."
Mereka berjalan di koridor dengan langkah pelan. Seperti biasa Pingki hanya menunduk karena ditatap dengan berbagai ekspresi. Sudah lama tidak masuk sekolah ini terlihat seperti berbeda dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delon The Bad Boy (PROSES TERBIT)
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) [ BELUM REVISI ] Epilog sudah di unpublis Gadis cantik dan baik namun berpakaian cupu seringkali menjadi bahan lelucon atau bully. Bukan hanya di sekolah namun dirumah dirinya selalu disiksa oleh Tante beserta sepupunya. ...