DTBB; 17

10.4K 689 61
                                    

-oOo-

Diperjalanan menuju sekolah, rintik-rintik air dari atas langit membasahi bumi. Dengan segera Delon menepikan motornya didekat halte dan berencana untuk berteduh disana sampai hujan reda.

Delon menuruni motornya dan melepas helm full face dan berteduh disana.

Delon memasukkan kedua telapak tangannya dalam saku celana, terkesan Cool dan ketampanannya jadi bertambah. Ia menengok dan mendapati gadis yang selama ini ia bully sedang berdiri tak jauh darinya.

Gadis yang memakai kacamata bulat besar dan juga rambut yang dikepang dua. Terlihat sangat cupu. Delon berpikir, masih adakah jaman modern seperti ini berpakaian cupu.

Gadis itu Pingki, entah takdir atau apa. Mereka berdua selalu dipertemukan dalam keadaan apapun.

Delon memandang Pingki yang masih berdiri dengan kepala yang di dongakkan melihat kearah langit. Terkadang tangannya dijulurkan untuk merasakan dinginnya air hujan. Salah satu Tangan gadis itu memegang tali tas.

Cantik juga gadis itu. Seakan sadar Apa yang baru dipikirkan, Delon segera menepis segala pikiran negatif yang mulai berkecamuk di otaknya.

Merasa ada yang melihatnya, Pingki menoleh dan bertapa terkejutnya ia melihat Delon yang tertangkap basah sedang memperhatikannya. Namun sayang, Delon kembali mengalihkan pandangannya.

“Pa-pagi kak Delon.” sapa Pingki yang tak dihiraukan sama sekali.

Pingki hanya mendengus dan kembali bertanya untuk memecahkan keheningan “kakak tadi lihatin aku ya?”

Mendengar ucapan Pingki, Delon menoleh secara cepat. “ck, PD. Gue bukan lihatin Lo, tapi lihat orang jelek disini.”

“o...., Mana kak orangnya?”

“lo ngaca aja, nanti juga ada.” Delon kembali memandang lurus kedepan.

Pingki tidak bodoh. Ia tahu apa maksud Delon tadi. Tapi ia harus sabar, tujuannya hanya ingin membuat Delon luluh padanya.

“kalo boleh tau, kenapa sih kak Delon benci sama aku?” tanya Pingki. Karena ia penasaran apa yang membuatnya dibenci.

Delon juga tidak tahu, kenapa ia bisa sebenci ini terhadap Pingki. Setiap melihat gadis ini, emosinya mendadak datang dan ingin sekali marah.

“gak tau.”

Hening. Pingki tidak lagi bertanya, ia cukup tau diri saja mingkin Delon enggan berbicara dengannya.

Hujan sedikit demi sedikit mulai mereda. Delon bersiap-siap memakai helm dan akan beranjak dari tempatnya.

Begitupula dengan Pingki, yang sudah melangkahkan kakinya untuk segera pergi. Tapi ia tak melihat ada lumpur didepannya dan tidak sengaja terpijak sehingga Pingki terjatuh ketanah.

Pingki meringis kesakitan dan mengelus bokongnya beberapa kali. Ia melihat Delon yang memandang datar kearahnya dan tidak ada niatan untuk menolong sama sekali. Kejam.

Akhirnya Pingki berusaha untuk bangun sendiri, tapi baru saja akan berdiri Pingki terjatuh kembali. Begitu seterusnya sampai ia merasa kelelahan.

Delon The Bad Boy (PROSES TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang