-oOo-
Banyak orang yang berlarian kearah pinggir jalan melihat truk yang sudah ambruk, kaca yang sudah pecah dan berceceran di jalan.
Timbullah kemacetan yang terjadi disepanjang jalan. Adapun para pengendara yang berhenti melihat kejadian dan saling bertanya satu sama lain. Ada juga yang mengabadikan kecelakaan lalu lintas dengan ponselnya.
Suara mobil polisi dari arah sebrang membuat beberapa orang menepi untuk memberikan jalan untuk para polisi yang sudah ada ditempat kejadian. Salah satu polisi itu melihat kedalam truk, seolah melihat apakah ada korban jiwa didalamnya.
Seorang pria paruh baya dengan darah yang berjejer disekitar dahi dan jatuh mengenai pakaian itu ditarik keluar. Salah seorang menelpon ambulans agar datang segera.
Seorang gadis masih menutup mata rapat-rapat. Badan seolah sakit tidak karuan. Ia menarik napas panjang dan mengembuskan secara perlahan.
Ia berusaha membuka matanya perlahan, ia benar-benar syok. Saat matanya terbuka walaupun tidak sempurna, melihat bahwa dirinya berada dalam dekapan seseorang.
Laki-laki yang memeluknya itu terlihat ngos-ngosan dan semakin mempererat pelukannya.
"Lo gak pa-pa kan Ki?" Gadis itu Pingki, syukur dia masih bisa selamat.
Pingki diam, ia bingung harus melakukan apa. Antara pusing, syok, bahagia, kecewa dan lain sebagainya.
Mengingat dirinya yang hampir tertabrak membuatnya menangis terisak-isak. Tangannya terangkat membalas pelukan orang yang telah menyakiti hatinya.
"Tolong jangan tinggalin gue." Kata Delon dengan suara parau.
Laki-laki itu tidak peduli dengan pandangan sekita yang melihat hal itu. Ia hanya ingin gadis ini baik-baik saja dalam dekapan. Entah apa yang terjadi jika dia tidak segera menarik gadis ini dengan cepat. Bahkan untuk berfikir saja dia tidak sudi.
"K-kak Delon?" Katanya lemah sekali.
"Iya Ki, ini gue. Tolong jangan ngelakuin hal yang kaya tadi." Katanya masih dengan memeluk kuat. "Jangan buat gue khawatir."
Pingki masih menangis, sudah dipastikan baju laki-laki itu basah akibat ulahnya. "K-kak Delon benci Pingki kan?" Tanyanya lagi.
"Pingki sayang kak Delon." Katanya disertai isakan tangis.
Delon diam, ia tidak tahu harus menjawab apa. Matanya terpejam sebentar, apa yang diinginkan Delon sebenernya.
Jantungnya berdetak dengan tempo lebih cepat dari biasanya, menghela napas sebenarnya menghilangkan rasa takut yang mendera. Sebelum menjawab...
"Gue....... sayang sama Lo. Jangan buat gue takut."
Dari kejauhan terlihat ada Damian, Kara, Emon, Meldy, Bianca, dan Zico yang melihat kejadian itu. Antara takut dan menjadi bahagia karena Pingki selamat.
Emon memegang pipinya sendiri melihat Delon yang sedang memeluk Pingki. "Owhh... So sweet banget. Kapan gue kaya gitu?"
"Kapan-kapan." Balas mereka serempak membuat Emon mendengus.
Sindy, Bianca dan Zico hanya mampu tersenyum penuh arti. Sedangkan Damian memijat pelipisnya. "Udah tau ada kecelakaan, eh... malah drama."
Jangan tanya lagi soal Kara, laki-laki itu sudah mengabadikan momen yang langka terjadi menggunakan ponsel. Sudah dipastikan berita hari ini akan menggemparkan seantero sekolah esok atau hari ini bila perlu.
Dari balik senyum orang-orang itu, ada seseorang yang sudah bersiap untuk mengamuk jika ia tidak tau situasi. Ia mengepalkan tangannya dengan kuat dan menelpon seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delon The Bad Boy (PROSES TERBIT)
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) [ BELUM REVISI ] Epilog sudah di unpublis Gadis cantik dan baik namun berpakaian cupu seringkali menjadi bahan lelucon atau bully. Bukan hanya di sekolah namun dirumah dirinya selalu disiksa oleh Tante beserta sepupunya. ...