DTBB; 18

10.2K 657 26
                                    

-oOo-

Kukuruyuk petok petok petok...!!

Kringg..!!

sebuah tangan menekan tombol jama Waker yang berada di atas nakar yang masih saja berbunyi. Ia menguap sambil terbangun dari tidurnya.

Mengucek-ucek matanya dan memandang sekitar kamarnya yang memiliki nuansa berwarna pink. Pasti kalian tahu kan siapa orang itu?

Tidak salah lagi. Pingki Atalia.
Kalian ingin tahu mengapa Alm. Bundanya memberikan nama itu?

Jawabannya: karena pada saat mengandung, bunda Pingki atau namanya lebih jelas Naura sari sangat menyukai warna Pink. Bahkan makanan pun harus berwarna Pink. Jika buah Naura akan memilih strawberry, apel, jambu air, naga dan berbagai jenis buah berwarna pink lainnya. Kalian pasti tahu. Ayo sebutkan?

Back to topik
Jam menunjukkan pukul 04.30, ia harus bersiap-siap dan segera berangkat sekolah. Memang sih masuk sekolah masih lama. Tapi ingat, dirumah itu ada nenek lampir, genderuo dan penyihir yang sangat jahat. Memandang muka nya saja Pingki enggan.

Tatapan yang diberikan bukan kasih sayang melainkan tatapan menghunus, sinis dan masih banyak hal mengerikan lagi.

Setelah selesai mandi, ia segera memakai baju sekolahnya dan mengepang rambutnya tak lupa di ikat dengan tali rambut warna pink, memakai jam tangan warna pink. Stelah selesai ia mengambil tasnya yang berwarna pink diatas meja belajar. Pingki anak pintar, jadi tidak perlu menata buku di pagi hari karena sudah belajar dimalam harinya. Dan segera berangkat sebelum bertemu tiga jin yang diutus menjadi manusia.

Pingki melihat jam yang menempel pada pergelangan tangannya, masih jam lima pagi. Ia harus kemana?

Menghela napas, Pingki memilih berjalan menuju sekolahnya. Itung-itung maraton, sekaligus menghemat pengeluaran. Lagi pula rumah dan sekolah sedikit jauh jadi sesampainya disekolah sudah jam enam.

Ditengah perjalanan yang masih sedikit sepi, Pingki melihat segerombol cowok yang sedang duduk diatas motor pinggir jalan, masih dengan pakaian santai. Siapa mereka?

Pingki melambatkan jalannya dan melihat sekita, ia menemukan pohon besar disana dan segera bersembunyi dibalik pohon tinggi menjulang itu.

Ia terus memperhatikan mereka dan matanya langsung mengangkat salah satu objek yang selalu membuatnya deg-degan ketika mengingatnya saja. Delon Attala.

"Putra bener-bener gak kapok ya? Udah kalah, masih aja ngajak baku hantam." ucap Kara yang mendapat anggukan teman-temannya.

"ck, urat malunya udah putus. Jadi wajar." ucap Delon dengan tertawa sinis.

"iya. Aturan dia malu. Dia yang ngajakin baku hantam tapi kalah dan masih coba-coba buat bertanding sama kita. Iuuu gak level." ucap Emon membenarkan ucapan Delon. Sekaligus mendramatis diujung kalimatnya.

"biasa aja kali Mon, kaya cewek aja Lo." ucap jaien dengan melempar mati kerikil kerah jidat Emon dan mendarat dengan sempurna disana.

"anjay.... Sakit woy!" umpat Emon memasang kesalnya.

"dasar lemah." ucap Damian cuek.

Pingki terus tersenyum memperhatikan sampai tidak sadar dari arah berlawanan ia melihat segerombol cowok dengan mengendarai motor sedang menuju kearah Delon dkk.

Delon The Bad Boy (PROSES TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang