-oOo-
Pingki duduk di bangku dengan tangan yang memegang buku sejarah. Matanya memegang fokus dibuku itu, tapi tidak d Ngan pikirannya.
Mengingat ucapan kakaknya tadi, itu sama sekali tidak benar. Ini semua salah paham, bahkan saat itu Pingki belum mau mengenal apa itu cinta. Apalagi jadi perebut pacar orang (pepacor).
Matahari sudah mulai terlihat terang, mungkin hari ini cuaca akan sangat panas. Bianca belum juga datang, apa mungkin dia tidak datang lagi hati ini.
"Annyeonghaseyo, Pingki Atalia!" teriak Bianca yang mampu mengagetkan beberapa murid yang ada didalam kelas.
"Waalaikumsalam!" jawab mereka serempak.
"eh.. iya lupa. Assalamu'alaikum!" ucap Bianca mulai menghalus, tidak seperti tadi yang berteriak-teriak.
"Dateng bukannya salam, malah teriak-teriak. K-Pop boleh, tapi agama jangan dilupain!" peringat Jo- salah satu teman Bianca dan Pingki dikelas.
Pingki tersenyum mendengarkan ucapan Jo. Ada benarnya juga sih. Baru kali ini ia melihat laki-laki yang mau memberi arahan yang baik.
"iya Jo. Gak usah berfirman juga kali." ucap Bianca yang baru saja duduk di kursi samping Pingki.
"Firman nama bapak gue. Mau apa Lo?" tanya Jo dengan wajah nyolot dan menatap Bianca sengit.
"Firman juga nama tetangga gue. Mau apa Lo?" Tanya Bianca balik dengan nada dan kata yang sama seperti yang diucapkan Jo tadi.
"mau gue-"
Pingki memotong ucapan Jo. "udahh! Firman nama guru Geografi kita. Kalo denger dia marah loh. Nanti dikira jelek-jelekin dia."
Akhirnya kedua orang itu yang tak lain Bianca dan Jo terdiam, Jo melanjutkan game di ponselnya dan Bianca mengambil ponsel di tasnya.
"emmm... Bianca?" ucap Pingki yang mendapat gumaman dari Bianca.
"gimana hubungan kamu sama kak Kara?"
Setelah mendengar ucapan Pingki, Bianca terdiam, bahkan ketikan tangan di ponselnya pun ikut berhenti.
Bianca menengok kearah Pingki dengan wajah yang murung. "kak Kara baru aja pacaran sama kakak kelas 3, mana pacarnya cantik lagi, ketua cherleaders. Huaaa.... Apalah dayaku hanya seonggok krikil." ucap Bianca dengan memanyunkan bibirnya.
Pingki merasa kasihan dengan Bianca. Entahlah cinta dirinya dan temannya ini selalu saja terhalang oleh segalanya. "tenang Bianca, kalo jodoh pasti gak kemana."
"jodoh emang gak kemana. Tapi saingannya itu dimana-mana."
Hhhhhh... Pingki tertawa, ada-ada saja Bianca. Selalu saja tidak percaya diri. Maupun saingannya banyak kalo yang kuasa udah mentakdirkan Bianca dan kak Kara. Saingannya yang banyak itu mau bilang apa.
"heheh... Kita samaan berarti." ucap Pingki sambil tertawa.
Sibuk mengobrol tak terasa guru yang mengajar datang. Bahkan Bianca dan Pingki sampai tak sadar kalau bel sekolah sudah berbunyi. Mungkin terlalu asyik membahas obrolan tentang Kara dan Delon tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delon The Bad Boy (PROSES TERBIT)
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) [ BELUM REVISI ] Epilog sudah di unpublis Gadis cantik dan baik namun berpakaian cupu seringkali menjadi bahan lelucon atau bully. Bukan hanya di sekolah namun dirumah dirinya selalu disiksa oleh Tante beserta sepupunya. ...