DTBB; 26

12.5K 701 17
                                    

-oOo-

Ketenangan adalah hal utama yang harus didapatkan Pingki kala ini. Setelah kejadian tadi, Emon beranggapan membawa gadis itu ke rumah sakit. Awalnya Pingki sempat menolak, tapi cowok itu tidak peduli dan berpura-pura seolah tidak mendengarkan apa yang Pingki katakan.

Setelah kembali ke rumah keluarga Meldy, Emon sibuk bertanya tentang dirinya. Kok bisa kamu sama Meldy serumah? Lo saudaraan sama dia? Kok waktu Sindy ulangtahun Lo dijadiin pelayan?  Kenapa Lo diem aja dibully Meldy Sam Sindy?

Sepertinya Emon tidak sadar bahwa dia dan temannya juga mem-bully dirinya. Setidaknya Pingki senang dengan Emon yang terlihat lebih peduli diantara ketiga teman Emon lainnya, terutama Delon.

Meldy? Juga sudah mulai merubah sikapnya terhadap Pingki. Ia mau berbicara, tersenyum dan lainnya. Bahkan tak segan-segan untuk memperlihatkan kekhawatirannya dihadapan semua orang.

Gadis itu kira setelah Emon pergi dari kamarnya, ia bisa beristirahat dengan tenang, ternyata tebakannya salah. Bianca langsung masuk dan heboh ditempat saat ini.

"OMG Pingki! Lo tau gue khawatir banget sama Lo." Menghela napas, tersenyum agar Bianca tidak khawatir lagi terhadapnya.

"Aku baik-baik aja kok Ca."

Bianca mengerucut bibirnya dan melangkah mendekati Pingki yang sedang duduk bersandar pada kepala ranjang.

"Gue gak tau apa yang bakal terjadi kalau kak Delon gak datang tepat waktu." Sambil memeluk, Bianca tersenyum bahagian melihat temannya kembali dengan selamat. Yah, walaupun banyak lupa di wajah dan lengan hadis itu.

Paling banyak adalah, bekas jemari yang Bianca yakini sebuah tamparan. Mungkin bukan satu atau dua kali, bisa jadi itu berkali-kali. Bahkan disisi bibir Pingki terlihat robek dan ada bekas luka yang terlihat mengering.

"Tapi sekarang aku baik-baik aja kan?" Pingki melepas pelukannya dan memandang Bianca masih dengan senyum yang selalu Pingki tunjukkan pada siapa saja.

"Eh! Lo tau gak reaksi kak Delon waktu tau Lo diculik?" Pingki menggeleng. Ia memang tidak tahu apa reaksi Delon waktu dirinya di culik dan sebenarnya Bianca pun tahu hal itu tapi kenapa masih ditanyakan.

"Lo tahu reaksinya itu khawatir benget." Bianca senyum-senyum sendiri dengan kedua tangan yang menangkup kedua pipinya sendiri.

"Masak sih?" Tanya Pingki yang mulai penasaran dengan bahan obrolan yang Bianca ucapakan.

"Di dapur."

"Bianca! Serius ih."

"Gue serius Ki. Kalau aja gue gak terlalu berlebihan mikirin Lo waktu itu, mungkin udah gue Vidio-in kali supaya Lo percaya."

Pingki tersenyum, belum pernah sama sekali Delon mengkhawatirkan nya. Tidak salah lagi kali Pingki bahagia. Senyumnya perlahan memudar mengingat Sindy yang sedang memeluk Delon setelah berhasil menyelamatkan keduanya.

Bianca  yang mengetahui perubahan wajah Pingki menyerngit aneh dan mengelus tangan Pingki sehingga sang empu terlonjak kaget tersadar dari lamunan. "Kenapa?"

"Jangan membuatku berharap lebih sama kak Delon, Ca."

Bianca menyerngit aneh. "Loh kenapa?"

Delon The Bad Boy (PROSES TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang