DTBB; 23

11.1K 721 21
                                    

-oOo-

Suasana yang berbeda, tempat yang berbeda dan kamar dengan warna yang berbeda. Pingki baru mengingat kalau ini bukan kamarnya saat bangun pagi hari kali ini.

Kalian tahu? Setelah Bianca sudah tahu semua tentang lika-liku kehidupan Pingki, Bianca memutuskan membawa Pingki pulang bahkan menginap dirumahnya.

Awalnya Pingki menolak, tapi sikap Bianca yang keras kepala membuatnya menyerah dan mengikuti saja kemanapun Bianca menariknya.

Tapi ada untungnya juga kalau Pingki tinggal disini. Setidaknya ia tidak melihat Sindy, apalagi Meldy yang tengah kecewa padanya.

Seharusnya kemarin Pingki dan Zico harus menyelesaikan masalah tapi kedatangan kak Delon membuat segalanya hancur dan berantakan.

Jika mengingat Delon, Pingki selalu tersenyum. Selaku teman yang tidak mengerti kejadian itu, Bianca menganggap kalau Pingki gila. Tapi setelah Bianca mendengarkan cerita Pingki, ia jadi terkejut dan tidak percaya. Si Raja bully bisa bicara seperti itu. Walau pada nyatanya tidak ada yang spesial sama sekalian, akan tetapi rasa perhatian itu tidak pernah ditunjukkan oleh siapapun kecuali Pingki seorang.

"Pingki!!." Pingki yang sedang mengepang rambutnya mendengus sebal mendengarkan teriakan Bianca, pikirannya tentang KK Delon buyar.

Bianca yang sedang berada di ruang makan nampak bersedekap dada dengan wajah yang cemberut. Bukan tanpa alasan ia marah, tapi ia sudah menunggu Pingki sekitar 10 menit yang lalu, tapi tidak kunjung datang. Bahkan perutnya sudah berdering karena telpon masuk dari para cacing yang menyuruhnya bertanggung jawab.

"Pagi Bianca?" Sapa Pingki setelah duduk disamping Bianca.

Tidak ada jawaban, Pingki tahu kalau Bianca sedang marah padanya. Marahnya Bianca tidak sampai berlarut-larut, hanya s bentar setelah itu cerewet lagi.

"Ya udah aku pulang ya Ca?" Bianca segera menarik kembali Pingki yabg sedang berdiri agar duduk kembali.

"Lo gak peka banget sih. Aturan Lo itu bujuk gue dulu." Bianca memanyunkan bibirnya.

"Heheh... Maaf deh. Ya udah makan yuk! Kamu juga udah lapar kan?" Bianca mengangguk dan segera mengambil nasi goreng dan telor mata sapi.

Rumah Bianca nampak sepi karena orang tua Bianca yang sedang keluar kota menjenguk neneknya yang sakit dan kakaknya yang sedang kuliah di Jogja.

Setelah mereka selesai makan Bianca dan Pingki segera berangkat ke sekolah di antara mang Udin, supir pribadi dirumah ini.

"Yang udah punya pacar mah beda ya?" Sindir Emon saat melihat Kara yang sedang memainkan ponselnya tanpa mau mendengarkan apa yang sedang teman-temannya bahas.

Mereka tidak langsung menuju sekolah melainkan mampir di Warjok sebentar. Semalam setelah mambantu SMA Pendobrak 2 melawan rombongan Putra mereka langsung pulang tidak seperti biasannya yang mampir sebentar kesini.

Badan mereka sangat lelah dan sakit. Perlawanan yang putra berikan tidak main-main dan tidak seperti biasanya. Bahkan personil Putra terlihat lebih banyak. Tapi syukur lah akhirnya Putra kalah juga, dan pulang dengan urat malu yang masih menyambung.

Delon The Bad Boy (PROSES TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang