-oOo-
Hujan yang lumayan deras membuat jalan lumayan agas senggang tidak seperti biasanya yang terlihat macet. Bisa dilihat banyak pengendara beroda dua memilih menepi dan tidak mau mengambil resiko saat hujan mengguyur lebat.
Hal ini mampu membuat Delon bersyukur karena bisa melajukan mobilnya dengan sedikit kencang. Tidak peduli dengan jalan licin tidak peduli juga dengan orang yang memarahinya karena membawa mobil kesetanan.
Untung saja ban motornya hari ini kempes, jadi ia bisa membawa mobil ke sekolah. Suara pekikan dan ringisan masih terdengar diperdengarkannya, itu suara Pingki. Hatinya mencelos kala mendengar gadis itu kesakitan.
Delon dkk, kecuali Emon langsung bergegas pergi dari sekolah untuk mencari Sindy dan Pingki. Cowok itu juga menyuruh beberapa anak buahnya agar mau membantu dan berpencar dibeberapa tempat.
Delon tahu, sebenarnya Putra hanya mengincar Sindy tapi bagaimana bisa Pingki bisa ada disana. Di kursi belakang ada Damian dan Kara yang memejamkan mata, menghilangkan rasa takut seakan mereka akan mati hari ini. Sedangkan Emon memilih membawa motornya dan akan menyusul nanti setelah menghabiskan bakso milik Damian. Menurutnya mubazir jika dibuang.
Kara kembali merapalkan doa. "Ya Allah, selamatkan hamba hari ini. Hamba masih belum bisa membahagiakan keluarga dan pacar hamba." Sekiranya Begitulah doa yang kata panjatkan.
"Kita mau kemana Lon?" Tanya Damian.
"Ke suatu tempat."
Damian mendengus. "Iya. Tapi kemana?"
Delon tidak menjawab dan fokus pada jalanan. Damian paling tidak suka jika di kacangin seperti ini, ia menatap Delon yang sedang menyetir melalu kaca mobil dan melihat dengan jelas bahwa cowok itu terlihat begitu khawatir. Tapi Damian tidak tahu, Entah itu khawatir dengan Pingki ataukah Sindy.
Pertanyaan Damian terjawab kala mobil Delon berhenti disebuah tempat tongkrongan. Di sana banyak sekali laki-laki sepantarannya yang masih menggunakan baju SMA, terlihat kalau mereka tengah membolos.
Delon dkk keluar dari mobil menjadi pusat perhatian disana dan salah satu laki-laki yang biasa dipanggil dengan sebutan Tyo berdiri menyambut kedatangan Delon dkk dengan wajah sedikit ditegakkan seolah tengah menantang.
"Mau apa Lo kesini?" Tanya Tyo mewakili semu temannya yang juga bertanya-tanya.
"Dimana Putra?"
Tyo tertawa sumbang sambil mengalihkan pandangan. "Ngapain nyariin Putra? Mau bersuj-
Bruk
Tyo tersungkur akibat mendapat bogeman mentah dari Delon. Sudah mending Delon mau bicara dengan baik-baik tapi Tyo selalu membuatbya naik darah dan tidak bisa mengontrol emosi lagi walaupun Damian sudah menenangkan cowok itu.
"Gue tanya DIMANA PUTRA?"
Tyo berdecih setelah mengelap ujung bibirnya yang berdarah. "Kenapa? Mau cari cewek Lo itu? Palingan juga udah mati, kalo gak udah di apa-apain sama put-
Delon menarik kerah baju Tyo. Tolong jangan ucapakan kata-kata menjijikan itu lagi, Delon tidak mau mendengarnya sama sekali.
"Lo ngomong gitu lagi, gue bunuh Lo hari ini juga." Ucap Delon penuh penekanan dengan kilat amarah.
Beberapa siswa sudah berusaha memisahkan Delon dan Tyo tapi kekuatan Delon sangat besar sehingga sulit untuk dipisahkan.
"Lon udah! Jangan buat ulah hari ini Lon. Ingat! Siswa SMA Pendobrak gak pernah cari masalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Delon The Bad Boy (PROSES TERBIT)
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) [ BELUM REVISI ] Epilog sudah di unpublis Gadis cantik dan baik namun berpakaian cupu seringkali menjadi bahan lelucon atau bully. Bukan hanya di sekolah namun dirumah dirinya selalu disiksa oleh Tante beserta sepupunya. ...