Akhirnya Husein dan keluarganya pulang, akan tetapi Rival dan Alexa masih tetap berada ditaman rumah Alexa.
"Kamu habis nangis?" Tanya Rival seraya meneliti wajah Alexa.
"Kenapa sih kalo aku habis nangis? Tadi Husein juga nanya gitu, iya aku nangis," jawab Alexa.
"Yaudah deh gak jadi nanya."
"Udah dijawab kalik."
Mereka berdua terdiam lalu menatap langit malam yang dihiasi dengan bulan purnama yang bercahaya dan bintang yang jumlahnya cukup banyak. Alexa tersenyum menatap bintang-bintang. Ia menghitung jumlah bintang tersebut menggunakan telunjuknya.
"Satu dua tiga empat lima enam tujuh, banyak banget ya?" Ujar Alexa seraya tersenyum lebar menatap ke arah bintang-bintang dilangit.
"Kamu seneng liat bintang?" Tanya Rival seraya menatap wajah Alexa dari samping, ia pun ikut tersenyum melihat Alexa yang tampak senang.
"Iya seneng banget, mereka indah. Aku gak bosen liatin mereka, mereka juga gak bosen aku liatin." Alexa balas menatap Rival dengan senyuman yang tetap terukir dibibirnya.
"Aku harap kamu seperti bintang, yang gak pernah bosen aku liatin," ucap Rival sembari tersenyum manis kepada Alexa.
Mereka kembali menatap langit, angin malam yang terasa dingin sama sekali tidak mengganggu mereka.
***
Keesokan harinya, Alexa berniat untuk bersih-bersih kamarnya. Ia mulai menyapu dari ruang ganti hingga pojok-pojok kamarnya.
Tiba-tiba kakaknya datang membawa sebuah paket ditangannya.
"Nih dek," ujar Alex seraya mengulurkan tangannya memberikan paket yang dipegangnya.
"Apaan? Dari kakak lagi?" Tanya Alexa seraya mengambil paket yang dipegang kakaknya. Ia menaruhnya diatas kasur.
"Bukan, itu tadi ada pengantar pos yang nganterin paket. Kakak kira buat kakak, ternyata buat kamu." Selesai memberikan paket kepada adiknya, Alex langsung kembali ke kamarnya.
Selesai menyapu kamarnya, Alexa menaruh sapu-sapunya dibelakang pintu kamarnya. Ia menghampiri paket yang tadi kakaknya berikan. Ia membuka paket tersebut perlahan demi perlahan. Setelah bungkusnya dibuka, ia sedikit terkejut. Apa bener ini sepatu? Dilihat dari kotaknya saja ia sudah yakin kalau ini sepatu.
Saat membuka tutup kotaknya, dan benar dugaannya. Sepatu tersebut berwarna putih-pink dan diatas sepatu tersebut terdapat sebuah kertas kecil berwarna biru dan terdapat tulisan.
"Cuma ini yang bisa gue kasih sebagai permintaan maaf gue ke elo, sekali lagi gue minta maaf?" Alexa merasa bingung. Dikertas tersebut tidak terdapat nama pemberi yang telah mengiriminya paket.
Alexa merasa senang karna sepatu ini termasuk sepatu yang sangat ingin ia beli sejak kelas 10.
Alexa tersenyum senang lalu menaruh sepatunya ke dalam laci yang berukuran sedang. Yaitu tempatnya untuk menaruh sepatu-sepatu koleksinya.
Tak lama kemudian, ponsel Alexa berbunyi ternyata Rival yang menelponnya. Alexa mengambilnya lalu mengangkatnya.
"Halo Val?
"Iya halo, kamu bisa dateng ke cafe deket sekolah gak?" Tanya Rival dari balik telpon.
"Kenapa tiba-tiba? Emang ada apa?"
"Enggak papa, ini ada yang mau aku omongin."
"Sekarang?"
"Iya sekarang, tapi maaf ya aku gak bisa jemput kamu. Kamu naik taksi aja ntar aku yang bayar, oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis Vs Ketua Pmr ✔
RomanceHari yang menyebalkan, saat seorang gadis manja bernama Alexa bertemu dengan seorang pria bernama Rival. Alexa adalah salah satu murid terpintar di SMA Nusa Cempaka. Alexa terkenal dengan sifat manjanya, tetapi dia manja hanya kepada sahabat dan ke...