Chapter 2

768 48 2
                                    

Di tempat lain..

Seorang pria yang baru bangun dari tidur singkatnya mulai membuka matanya perlahan. Hari ini jadwalnya kembali padat sama seperti kemarin.

"Oh Hyung, aku masih mengantuk." ucap pria itu.

"Sudahlah Jiminie. Buka matamu itu dan basuh dengan air agar terlihat segar. Kau sudah cukup tua untuk merenggek seperti itu." ucap Sejin.

Ya Dia Park Jimin, Salah satu member BTS. Usianya satu tahun lebih tua dari Im Nari.

.
.
.
🌻

Jimin berjalan kekamar mandi dan membasuh mukanya. Dia baru tidur 2 jam sejak kemarin setelah melakukan kegiatannya.

"Kau benar benar menyedihkan Jiminie."

Jimin menatap ke kaca, terlihat sosok dirinya. Dia menyebut dirinya menyedikan. Bagaimana bisa menyedihkan Dia bahkan terkenal sekarang, Menjadi seorang Idol. Dengan nama besarnya siapa yang tidak kenal Park Jimin. apalagi BTS sedang di puncak kejayaannya dan itu membuat akhir-akhir ini mereka sangat sibuk dengan jadwal yang sangatlah padat.

Tapi bukan Jimin saja yang merasakan hal itu, member yang lain juga sama dengannya.
Seperti Kim Seokjin, Min Yoongi, Kim Namjoon, Jung Hoseok, Kim Taehyung dan terakhir Jeon Jungkook.

"Apa kamu sudah siap?" Sejin.

"Oke Hyung." Jimin.

Mereka melanjutkan kegiatan mereka, walaupun sangat lelah tapi mereka harus melakukannya. Besok member mendapat istirahat walaupun hanya 1 hari.

"Ini minumlah. Kau harus lebih menjaga tubuhmu. Ibumu akan sangat marah saat tahu kamu melewatkan minummu." Ucap Taehyung.

Taehyung memang lebih dekat dengan Jimin, walau Taehyung sedikit aneh tapi Dia anak yang baik menurut Jimin.

"Aku bahkan sudah baik baik saja." Jimin.

Sebenarnya kalaupun Jimin tidak menjadi Idol Dia tidak akan hidup susah Karena keluarganya super kaya dan Dia salah satu member terkaya di BTS.
Awalnya Ibu Jimin melarangnya menjadi seorang Idol tapi Jimin ingin berusaha sendiri dengan kerja keras nya, dia Tidak mau di bilang anak mama.
Jimin adalah pewaris Park Group karena Dia anak satu satunya di keluarga Park.

"Sudah. Kau hanya tinggal membuka penutup botolnya dan menelan isinya." Taehyung.

Park Jimin itu orangnya baik, dan sangat perhatian kepada member lain terutama dia itu paling dekat dengan Taehyung.

"Hyung, aku minta minummu." JK.

"Ini habiskan." Jimin.

Setelah memberikan minum untuk Jungkook, Jimin berjalan masuk kedalam Dorm mereka.

.
.
.
💜

Keesokan harinya..

Nari sudah memulai pekerjaannya. Hari ini ada sesi pemotretan yang harus di selesaikan hari ini juga, karena besok Nari akan melakukan pemotretan dengan member BTS.
Suara kamera terdengar di seluruh ruangan. Kilatan lampunya pun memperindah.

"Oke. Coba lakukan gaya yang lain." Nari.

Mereka menyelesaikn pemotretan mereka sampai pukul 8 malam tapi Nari masih meneruskan pekerjaannya untuk mengecek hasil foto yang tadi diambil.

"Tuhan, Jangan sekarang." Keluh Nari lirih.

Nari merasa pinggangnya tiba tiba terasa sakit, seperti di tusuk 1000 jarum. Karena rasa sakitnya semakin membuat Nari kesakitan, Nari menghentikan pekerjaanya dan mencari botol kecil yang selalu menemaninya beberapa tahun ini.
Nari mengambil satu butir obat dan segera menelannya. Sesekali Nari merintih kesakitan sambil memejamkan mata berharap sakit nya cepat hilang, karena terasa sangat sakit, terlihat keringat membasahi keningnya.

The Truth Untold (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang