Part 22 - Sebenarnya Kita Sama

1K 129 100
                                    

Happy reading

Jangan bosen-bosennya baca cerita ini.
Jangan lupa share juga ke temen-temen kalian.

Typo. Koreksi. Males baca ulang soalnya.

 Males baca ulang soalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melody Adelle Jakson.

Bonus pict di part ini.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Apa yang dulu aku sebut impian, kini telah terpendam karena satu kesalahan.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

🍁🍁🍁

Tok...tok...tok.

"Assalamualaikum, Melody."

Mendengar suara ketukan pintu serta salam itu, Heri segera memanggil istrinya untuk membukakan. Soalnya dia tengah sibuk bermain catur bersama Kenn. Di hari libur Kenn sering bermain di rumah Melody, jika Melody sedang tidak ingin bermain dengannya, jadi Kenn selalu diajak Heri untuk menemaninya bermain catur.

"Bun, bukain pintu, Bun. Ayah lagi nanggung nih, sebentar lagi ngalahin Kenn," ucap Heri.

"Idih enak aja, Ayah ya yang mau kalah sama Kenn," balas Kenn tak mau kalah. Dia sudah sejak kecil memanggil Heri dengan sebutan Ayah. Soalnya, Kenn sendiri juga kurang mendapatkan perhatian seorang Ayah. Ayah kandungnya sibuk mengurusi bisnis di London.

"Iya sebentar." Hilda yang dari dapur langsung mempercepat langkah kakinya. Membukakan pintu rumah. Memang di rumah ini tidak ada seorang pembantu, jadi apa-apa harus dikerjakan sendiri, kadang juga dibantu Melody.

"Eh, Willona. Mari masuk."

"Iya, tante." Willona tersenyum. Mendapat sambutan hangat dari Hilda, ia lalu masuk ke dalam.

"Kamu duduk di sini dulu ya. Tante mau manggil Melody."

Willona yang mendengar itu langsung duduk di sofa. Bergabung dengan Kenn dan Heri yang tengah asik bermain catur. Dia tidak menyangka, ternyata cowok itu juga sedang berada di sini.

"Apa lo liat-liat," sewot Kenn yang tengah memergoki Willona memperhatikannya.

"Kenapa? Orang gue punya mata kok." Willona berucap, tak mau kalah.

Heri yang sudah memajukan kudanya memandang ke arah Willona sekilas, lalu memandang Kenn. "Kalian kalo ketemu berantem terus.... Entar jodoh lo."

Love Is Music Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang