Hai Reader.
Lagi ngapain nih?
Nungguin aku update kan?
Masih stand di rumah?
Hahaha, sabar ya yang banyak tugas and gak bisa pergi di keramaian.
Happy reading.
🍁🍁🍁
Mempunyai hobi yang sama belum tentu memiliki perasaan yang sama. Karena pada dasarnya, hobi itu kesenangan semata, sedangkan rasa hatilah yang menjadi asal mula terbentuknya.🍁🍁
(❤*_*❤)
Melody sama sekali tidak fokus terhadap pelajaran yang diajarkan guru. Untung saja bel istirahat berbunyi. Jika tidak, maka lebih banyak lagi materi yang menganggur karena tidak ada satupun yang ia masukkan ke dalam otak.
Tangannya hanya mengaduk-aduk bubur ayam yang sudah ia pesan beberapa menit yang lalu tanpa minat memakannya.
Kenn yang melihat itu akhirnya memutuskan untuk bertanya. "Lo kenapa? Ada masalah?"
"Enggak." Bohong jika tidak ada masalah, setiap orang pasti mempunyai masalah dihidupnya baik besar maupun kecil. Bagi Melody itu masalah kecil yang mampu ia hadapi sendiri. Walaupun sampai sekarang masih kepikiran.
"Kasian tuh, buburnya sampe pusing lo aduk melulu."
Melody hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Kenn.
"Bener lo gak ada apa-apa, Mel?" tanya Willona sambil makan kripik singkongnya. "Di kelas lo juga diem aja. Gak konsen gitu."
"Iya... buktinya gue sehat-sehat aja. Kalau kenapa-napa, pasti cerita sama kalian." Tidak Kenn, tidak Willona, keduanya sama-sama keras kepala. Mereka tidak percaya begitu saja jika Melody berkata baik-baik saja.
"By the way, gimana gabung Axellez? Betah?" tanya Kenn.
Kemarin Melody sudah menceritakan semuanya pada dua sejoli di depannya ini. Tentang Kaiden yang datang ke rumahnya untuk meminta izin pada Heri agar dia bisa ikut eskul band.
"Betah. Mereka walcome sama gue. Anggota selain Axellez juga ramah. Malahan Mereka support gue agar lebih semangat latihan di Axellez." Melody menceritakan perasaannya saat pertama kali gabung Axellez.
"Termasuk Gitar?" tanya Kenn tiba-tiba.
"Iya. Malahan dia yang ngajarin gue main alat musik gitar." Dan karena Gitar pulalah, sekarang Melody bisa memainkan alat musik itu. Itu pula yang membuat Melody semakin ingin mempelajari sendiri di rumah.
"Wah, asik banget lo, Mel, diajarin main alat musik sama Kak Gitar. Pasti keren banget. Udah ganteng, keren, pinter main alat musik, pinter nyanyi, perfect deh." Willona antusias sekali mengatakan hal itu. Jelas saja, dari dulu Gitar adalah idolanya.
Willona menoleh ke samping, Kenn menatapnya dengan tajam. Bahkan cowok itu membiarkan kerupuk yang di tangannya menggantung di udara.
Willona meringis. "Jangan cemburu ya, Kenn."
"Gimana bisa. Kamu muji cowok lain di depan pacar sendiri. Mana si alat musik lagi. Apa kerennya sih dia? Gantengan juga aku." Kenn melahap kerupuknya dengan cepat. Kesal dengan pujian Willona yang berlebihan tentang Gitat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Music
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Gitar Exel Julian, merupakan vokalis dari Axellez, band terkenal di sekolahnya. prestasi-prestasinya telah diketahui orang-orang sekitar. Bahkan band yang dia bangun melalui ekstrakulikuler sekolahnya kini telah terkenal di...