Part 13 - Kesalahan

1.1K 132 80
                                    

Welkom.

Jangan lupa follow akun wp aku ya.

Jangan lupa bayar parkir dengan vote, komen.

*Happy Reading*

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku mengalah bukan berarti aku salah. Tapi aku hanya mencoba saja memendam rasa amarah.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

                           🍁🍁🍁


Istirahat kali ini kantin di lantai kedua cukup ramai. Melody, Willona, dan Kenn mengantri sampai kewelahan. Kantin terpenuhi lautan manusia yang kelaparan. Desak-desakan terjadi, membuat beberapa diantaranya saling beradu mulut karena merasa kesal.

Akhirnya mereka bertiga memutuskan pergi ke kantin di lantai tiga, lantai anak kelas dua belas. Kenn yang mengajak mereka ke sana. Pasalnya kantin anak dua belas lebih luas dari kantin di lantai satu maupun dua. Soalnya kantin paling atas adalah kantin yang sering dikunjungi guru-guru.

Awalnya baik Melody maupun Willona sempat ragu. Takut jika mereka terkena amarah kakak kelas yang tidak suka dengan keberadaan mereka di kantin. Tapi Kenn menyakinkan, toh itu juga kantin milik sekolah bukan milik mereka pribadi. Dan tidak ada larangan juga adik kelas jajan di kantin paling atas.

"Gue bilang juga apa, di sini tuh gak rame," ucap Kenn.

Willona melihat sekeliling. Hanya beberapa orang saja yang berada di kantin. Entah mereka malas keluar atau memang kelas mereka belum keluar. "Iya juga ya, baru kali ini gue jajan di sini."

Mereka bertiga memutuskan duduk di kursi kantin pojok dekat jendela. Bangku yang mereka duduki terlihat berbeda dengan bangku di kantin lantai 2. Ada inisial huruf A yang terdapat di atas meja. Mungkin memang semua meja di kantin ini ada inisial abjad agar tidak tertukar dengan yang lain kali ya.

"Pemandangan dari atas sini indah juga." Melody tersenyum. Memandang gedung-gedung tinggi di sekitar sekolah mereka.

Melody bersyukur atas nikmat tuhan yang diberikan kepada mereka. Walaupun Indonesia negara tropis, tapi diberi kesempatan untuk menghirup udara gratis.

"Hari ini kita pesan sepuasnya, Mel. Willona yang bayarin."

"Eh, enak aja." Pukulan Willona mendarat di lengan cowok itu, membuatnya meringis. "Harusnya tuh cewek yang ditraktir cowok, bukan sebaliknya."

"Lah kenapa sih, Will? Kan gue bukan cowok lo?"

"Gue juga bukan cewek lo, Kenn curut. Jadi lo gak berhak minta traktrir gue."

"Lo ngode?" Kenn menaik turunkan alis matanya.

"Ish, ya nggak lah. Mana mau juga gue jadi cewek lo."

Melody geleng-geleng kepala, lalu memegangi kepalanya yang agak pusing. Pasti jika sudah bertemu selalu saja terjadi perkelahian antara Kenn dan Willona.

"Udah jangan pada ribut." lerai Melody. "Kita jadi makan gak nih? Masa udah bela-belain ke sini gak jadi."

Tak ingin berdebat, mereka memesan makanan kepada penjaga kantin. Mereka memesan menu yang sama, yaitu nasi goreng dan orange jus.

Beberapa menit, ibu-ibu kantin mengantar pesanan mereka. Tapi wajah ibu itu seperti tercenung atas kehadiran mereka di kantin lantai ini. Entahlah, mungkin itu pertama kali ibu itu melihat mereka berkunjung di kantin ini.

"Kalian ngerasa enggak, ibu kantin itu kok kaya aneh ya liatin kita?" tanya Melody kepada kedua sahabatnya.

Willona yang sedang mengaduk-aduk jusnya menatap Melody. "Mungkin karena baru melihat kita pertama kali di sini."

Love Is Music Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang