Tolong ramaikan kolom komentar ya. Readers. Sebelum baca jangan lupa vote dulu ya.
Jangan lupa siapin kouta, siapin guling buat diremes, sama siapin tisu. :v
Warning : vote ini alurnya maju mundur. Aku harap kalian gak bingung.
Karena di part ini ada jawaban kenapa Heri ngizinin Melody gabung Axellez. Sebenernya mau aku tulis di part kemaren, tapi kurasa itu udah panjang. Hehe.
Happy reading.
🍁🍁🍁
Keinginanku sederhana. Aku hanya ingin seseorang yang selalu berada di garda terdepan dalam setiap langkahku.
🍁🍁🍁(❤^-^❤)
"Melody punya bakat sama seperti Cinta, bernyanyi. Bahkan dia punya mimpi yang sama juga seperti anak pertama kalian, menjadi musisi."
Ucapan Kaiden selanjutnya membuat mereka tercenung. Pasalnya selama ini Melody tidak pernah cerita ke mereka. Bahkan mereka tidak melihat tanda-tanda bahwa Melody menyukai musik.
"Sebenarnya kedatangan saya ke sini, selain untuk bersilaturahmi yaitu ingin meminta izin ke kalian agar Melody diperbolehkan bergabung di eskul band sekolah, di grub musik kami," lanjut Kaiden.
Heri terkejut. Dia melihat di lantai atas. Anaknya menguping pembicaraan mereka. Merasa terpergokki, Melody buru-buru pergi.
Heri kembali melihat Kaiden. "Ayah gak pernah liat Melody nyanyi maupun main musik. Sepertinya kamu salah, Ram. Dan untuk apa kamu meminta izin padahal Melody sendiri tidak punya kemampuan itu? Memang waktu SD Melody pernah belajar musik sama Kakaknya, tapi Ayah rasa, itu hanya sebagai latihannya agar dapat nilai baik di ujian praktek sekolahnya."
"Melody menyembunyikannya dari kalian semua. Dia takut membuat kalian terluka. Waktu kematian Cinta, Ayah menyalahkan diri sendiri, dan Melody gak mau Ayah sedih saat tau dia punya impian seperti Kakaknya, naas, keinginan Cinta untuk jadi musisi belum terpenuhi, dia terlebih dahulu pergi." Kaiden menghembuskan napas kasar. "Melody ingin jadi musisi sejak sering melihat Cinta bermain musik. Namun impian itu terpendam, dan alasannya... ada pada kalian."
"Jika Ayah pikir Melody tidak bisa bernyanyi itu salah. Tahun kemaren, waktu fastival musik di sekolah, dia gantiin Gitar nyanyi karena telat dateng. Kami semua yang berada di sana terpukau dengan suaranya. Gak ada yang tau kalau Melody mempunyai bakat itu," lanjut Kaiden.
"Jadi Melody pernah nyanyi gantiin vokalis Axellez?" tanya Hilda.
Kaiden mengangguk. "Iya, Bun. Saya dan warga sekolah takjub dengan suaranya yang begitu merdu. Bahkan kami gak nyangka, jika gadis yang tidak menonjol di sekolah, mempunyai bakat yang seharusnya dia tonjolkan."
"Kenapa Melody memberitahumu lebih dahulu tentang hal itu? Kenapa dia tidak berbicara pada kami?" tanya Heri.
''Saya gak dikasih tahu Melody, tapi saya mencari tahunya sendiri. Alasannya Melody tidak memberitahu Ayah masih sama." Kaiden kembali menjeda. "Kenapa Ayah sendiri tidak mencari tahunya? Ayah sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan anaknya? Maaf kalau omongan saya lancang."
"Ayah memang sibuk bekerja. Kadang ada kerja tambahan yang harus membuat Ayah lembur. Tapi Ayah kerap kali memperhatikan Melody. Dan anak Ayah terlihat biasa saja," ucap Heri, menanggapi.
"Melody memang pintar menyembunyikan itu dari semuanya." Kaiden tak terkejut lagi akan hal itu. Mungkin jika tidak ada insiden waktu itu, mereka semua tidak tahu tentang kenyataan ini. "Sebelumnya saya sudah bicara pada Melody jika ingin membicarakan ini pada Ayah, namun Melody terlihat ragu. Mungkin saja sekarang Melody sedang menangis, karena dia takut, Ayah akan memarahinya, seperti waktu Ayah tidak memberi restu pada Cinta dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Music
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Gitar Exel Julian, merupakan vokalis dari Axellez, band terkenal di sekolahnya. prestasi-prestasinya telah diketahui orang-orang sekitar. Bahkan band yang dia bangun melalui ekstrakulikuler sekolahnya kini telah terkenal di...