Warning!!
Tolong ramaikan kolom komentar. Karena aku butuh penilaian sebagai penghargaan sebuah karya yang berharap suatu saat nanti akan dibukukan. :*
🍁🍁🍁
Jika ada pilihan pertama, kenapa harus memilih yang kedua? Jika memang cinta, kenapa harus menyembunyikannya?
🍁🍁🍁(❤*_*❤)
Melody tidak tega melihat Rio harus menunggunya di UKS. Melody bilang dia sudah enakkan karena sudah beristirahat. Sehingga Melody membiarkan Rio latihan basket.
Melody hanya tahu jika Kenn sedang mencari Willona, itu saja karena Rio yang bercerita. Kini dirinya sedang berada di perpustakaan, untuk mencari buku yang menurutnya menarik.
"Mau baca novel, novel di perpus ini udah hampir gue bacain semua. Cari buku apa ya?" Melody nampak berpikir.
Mata Melody terbinar ketika menemukan buku 'Teknik Bermain Gitar'. Dulu dia sering minta diajari main gitar oleh Cinta, namun sekarang sudah lupa. Alat musik yang masih Melody sedikit ingat hanya piano. Itu pula, karena dari kecil dia sudah mempelajarinya dari kakaknya.
Setelah dia merehatkan badan di UKS, Melody bisa berpikir dengan jernih. Mungkin memang seharusnya dia meraih mimpinya kembali. Tapi dia bingung untuk meminta izin pada ayahnya.
Tangan Melody meraih buku itu. Meskipun dia harus menjinjit karena letakknya di atas kepalanya.
"Teknik bermain gitar. Hem... kayaknya seru-nih, kalo gue bisa mainin gitar." Melody tersenyum, dia telah berhasil mendapatkan buku itu.
"Lo boleh aja main alat musik gitar, asalkan jangan mainin hati Gitar."
Melody menatap Viola yang entah sejak kapan berada di belakangnya. "Maksud kak Vio?"
Viola duduk, di kursi perpustakaan. "Lo pasti udah denger kan, tentang gue dan Gitar dari Rebbeca?"
Melody menarik kursi dan mendudukinya. "Iya."
Viola mulai bercerita. "Gitar sakit hati karena waktu itu gue nolak dia, dan lebih memilih Yasa yang jelas-jelas musuh besarnya."
"Gue merasa bersalah banget sama Gitar. Hatinya seperti termainkan oleh gue. Tapi Gitar gak dendam sama gue. Bahkan ketika gue sakit hati karena disakiti Yasa dia yang ada disamping gue, menjadi sandaran bagi gue," lanjut Viola.
Viola memegang tangan Melody. "Untuk itu gue minta tolong sama lo, Mel. Jangan sakiti Gitar ya. Jagian lo lakui hal yang sama kayak yang udah gue lakui ke dia."
"Maksud kak Vio apa?" Melody tidak paham.
"Gue liat, sekarang lo lagi deket sama Gitar. Mungkin saja hatinya Gitar yang sudah tertutup lama terbuka lagi buat lo, Mel. Makanya gue ngomong gini ke lo."
"Tapi aku sama kak Gitar gak ada hubungan apa-apa, Kak," balas Melody.
"Mungkin sekarang belum, tapi gak tau nanti. Untuk itu gue peringati lo dari sekarang." Viola menghela napasnya. "Jangan anggap ini ancaman ya, Mel. Ini hanya rasa khawatir berlebihan dari seorang sahabat pada sahabatnya."
Melody mengangguk paham. "Gue tau kok. Gue juga punya sahabat cowok. Jika gue berada si posisi kak Vio, gue bakal lakui hal yang sama."

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Music
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Gitar Exel Julian, merupakan vokalis dari Axellez, band terkenal di sekolahnya. prestasi-prestasinya telah diketahui orang-orang sekitar. Bahkan band yang dia bangun melalui ekstrakulikuler sekolahnya kini telah terkenal di...