Part ini buat nebus kemaren yang gagal update ya.
Kok makin ke sini makin sepi yang baca sih.
Temen-temen kalian rekomendasiin cerita ini dong biar lapak ini makin rame.
Makasih juga buat kalian pembaca setia sampai part ini. :)
Happy reading.
🍁🍁🍁
Gimana bisa maju kalau hatimu ragu. Mencoba saja belum sudah merasa tidak bisa. Aku tahu ini sulit, tapi setidaknya, kamu harus bangkit.🍁🍁
Mobil itu berhenti di parkiran salah satu Mall terkenal di Jakarta.
Gitar dan Melody masuk ke dalam.
"Sebenernya lo mau ngajakin gue kemana sih? Jalan-jalan kok ke mall, gak enak tau, mendingan ke pantai, anginnya alami," gerutu Melody sebal.
Dia sedari tadi mengikuti langkah kaki Gitar, naik eskalator ke lantai atas. meskipun beberapa kali tertinggal, dia berusaha menyamai langkah kaki cowok itu.
Gitar berhenti mendadak, membuat Melody yang berada di belakangnya menubruk punggung cowok itu.
"Aw. Kalo berhenti jangan dadakan dong." Melody mengelus-elus keningnya yang terbentur punggung Gitar.
Gitar membalikkan badannya, menatap Melody. "Bawel banget sih lo. Kalo komen, seharusnya tadi di mobil lo tanya gue mau bawa lo kemana? Lo diam aja kan?"
Sindiran itu membuat Melody terdiam. Dia sebenarnya tadi juga ingin bertanya, namun gengsinya lebih tinggi. Dia tidak suka bertanya duluan dengan orang. Apalagi dengan cowok.
Oke, fiks. Kayaknya pasal cewek selalu benar, gak berlaku buat gue. Batin Melody menggerutu. Dia mengikuti Gitar yang terus berjalan di depannya.
Cowok itu masuk ke area permainan. Gitar membeli saldo yang akan dia gunakan untuk memainkan permainan di sini.
"Nih, buat lo." Gitar memberikan kartu saldo itu pada Melody.
Melody melirik kartu itu sekilas. "Males lah, gue gak hobi main di area kayak gini."
"Ya iyalah, lo biasanya kan main game cacing di ponsel lo. Dasar kaum rebahan."
Melody merasa kesal dengan sindiran Gitar. Tangannya merebut saldo itu dari tangan Gitar, dan melangkah pergi dari cowok itu.
Langkah kaki Melody mengarah pada mesin pencapit boneka. Ada boneka panda berukuran sedang di dalamnya.
Melody menarik napas panjang, lantas menggesekkan kartunya pada mesin. Melody menggerakkan mesin pencapit itu sengan joystick.
Melody menekan tombol tangkap, mesin turun mengapit boneka. Mesin bergerak memutar dan... boneka kembali terjatuh ke tempatnya.
"Yah gagal." Melody menghela napas kecewa.
"Lo mau boneka itu? Sini biar gue yang main."
Melody melirik Gitar yang entah sejak kapan berada di belakangnya. "Gak perlu. Gue bisa sendiri."
"Halah. Tadi aja jatoh. Sini saldonya."
Belum sempat memberi, Gitar sudah merebutnya.
"Awas kalo gagal."
"Iya. Tapi lo tenang aja, gue gak bakal gagal. Nanti gue kasih boneka ini ke lo."
Melody hanya menanggapinya dengan senyum mengejek. Belum apa-apa dia sudah sombong duluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Music
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Gitar Exel Julian, merupakan vokalis dari Axellez, band terkenal di sekolahnya. prestasi-prestasinya telah diketahui orang-orang sekitar. Bahkan band yang dia bangun melalui ekstrakulikuler sekolahnya kini telah terkenal di...