#2 Pertemuan

7.1K 340 4
                                    

1. BANDARA


"Assalamu'alaikum Bik" Ucap salam seseorang dari balik pintu luar rumah sambil menggendong Bayi.
"Wa'alaikumsalam" jawab salam seorang wanita paruhbaya dari dalam rumah.
"Zahra sama Wafiq belum pulang bik?" tanya Davrina kepada asisten rumah.

"Belom Mbak, mungkin sebentar lagi" jawab asisten rumah tangga tersebut seraya mempersilahkan anak majikannya masuk ke dalam.

Namanya bik Nah asisten di rumah dikeluarga Ibrahim. Tepatnya Bik Martinah asalnya dari Solo merantau ke Jakarta sudah 24 tahun semenjak Davrina masih bayi.

"Kita tunggu saja ya Mas?" Tanya Davrina kepada sang suami.
"Iya Bun" Khalid suami Davrina mengangguk sambil berjalan kearah sofa yang ada di ruang tamu.

"Mbak Rina sama Mas Khalid mau minum apa?" Tawar bik nah
"Gak usah bik, nanti Davrina ngambil sendiri" tolak Davrina lembut. Khalid hanya memberi senyuman.

"Ohhh ... Kalau begitu Bibik ke dapur lagi ya Mbak?" Pamit Bik Nah "Kalau butuh sesuatu bisa panggil Bibik" sambung sang asisten lagi.
"Iya Bik, terimakasih ya?" Sekarang gantian Khalid yang bersuara.

Tak selang lama Zahra dan Wafiq memberi salam dari pintu depan.

"Assalamu'alaikum" salam dua orang bersamaan menghampiri sepasang suami istri di ruang tamu dan mengambil tangan keduanya untuk salim  ta'lim ke Davrina dan Khalid.

"Baru datang Kak?" Tanya Wafiq kepada kakak sulungnya.
"Iya Kakak baru nyampek" jawab Davrina dengan senyuman.

"Iiihhhhh lucunya ponakan Tante" Zahra mencubit pipi gembul keponakannya. Saking gemesnya sampai-sampai keponakannya mau nangis.
"Zahraaaa ... kasihan Rubinya" omel Davrina kepada adiknya.

"Cepetan sana ganti baju, keburu umi sama abi udah sampai di bandara" sambung Davrina.
"Iya iya kak" gerutu Zahra masih gemes dengan keponakannya.

"Kamu juga dek cepetan ganti baju sana" perintah Davrina ke Wafiq.
"Siaaap BOS" Wafiq memberikan gaya hormat sambil terkekeh. Keduanya langsung pergi ke kamarnya masing-masing.

Beberapa menit kemudian mereka semua sudah siap berangkat untuk menjemput kedua orang tua mereka yang sedang pergi ke luar kota untuk mengurus beberapa masalah di perusahaan cabang.

Mobil yang di kendarai Khalid mulai melaju meninggalkan rumah yang lumayan besar.

***


"Kak Felix udah sampai apa belom sih ma?" Gerutu Dalen ke mamanya.
"Gak taulah Dal" jawab Marisa mamanya Dalen jutek. 'Dalen di baca Delen ya'

"Mama sihhh tadi ngajak buru-buru ... Ginikan sekarang yang dijemput aja belom sampai, powerbank kagak kebawa, baterai hp udah mau habis juga, hiiiihhhh" omel Dalen.

"Sabar dong sayang mungkin pesawat yang di tumpangi Kak Felix ada sedikit keterlambatan. Lebih baik kita yang nungguin lama ketimbang nanti Kak Felix yang ngguin kita Sayang "  jawab Marisa memberi pengertian.
Yang diberi pngertian hanya memanyunkan bibir.

Tak lama kemudian seorang pria jangkung bertubuh atletis berkaca mata hitam memakai kemeja warna biru langit yang sangat cocok di tubuhnya datang menghampiri mereka berdua.

"Udah lama Mah?" Suara bariton dari pria tersebut mengagetkan mereka berdua.
"Astaga... Ternyata kamu Fel? Mama sampek pangling" Kaget sang mama.
"Iya Mah, kenapa Ma? Felix tambah ganteng ya? " Felix menampilkan barisan gigi putihnya sambil membuka kaca matanya dan tertawa.

"Nah baru nongol lo Kak?" Jutek si Dalen.
"Eeeh malah ngedumel... Nggak kangen apa sama gua?" tanya Felix.
"Iya gua kangen... Kangen nabok lo maksudnya" Dalen tertawa terbahak-bahak. Tangan Felix siap meninju Dalen, tapi suara Marisa memperhentikan aksi Felix.

"Udah jangan berantem, kalau mau berantem nanti di rumah aja" lerai Marisa, hanya di balas senyum oleh kedua anaknya.
Kemudian mereka bertiga pergi meninggalkan ruang tunggu yang ada di bandara menuju parkiran.

***


"Assalamu'alaikum anak-anak umi" sapa seorang wanita paruh baya.
"Wa'alaikumsalam umi abi" jawab salam mereka bersamaan dan mencium punggung tangan kedua orang tua mereka.

"Eeehhh cucu eyang ... Eyang kangen banget sama kamu nak" Aisyah langsung mengambil alih gendongan Davrina sang bayi tersenyum senang melihat eyangnya.

"Sudah lama nunggunya?" Tanya abi Ibrahim.
"Abi Zahra kangen, Kita baru sampai kok abi" jawab Zahra seraya memeluk Abinya manja.
"Manjanya anak Abi" Ucap balik Ibrahim sambil membalas pelukan anaknya.
"Hilih dasar anak manja" Sengit Wafiq.
"Biarin wleeekkk" Ledek Zahra.

"Sudah-sudah. yuk kita langsung pulang, umi udah kangen sama rumah" kata umi sedikit manja kepada anak-anaknya.
"Udah pada makan?" Tanya abi.
"Belum Bi ... Tadi Zahra sama Wafiq pulang sekolah langsung OTW ke bandara" jelas Zahra.

"Kalau gitu nanti di jalan kita mampir dulu ke restaurant ya?" Ajak sang abi.
"Okkkk abi" jawab Wafiq semangat.
Mereka langsung pergi menuju ke tempat parkiran.

***


Dari arah bersamaan seorang pria jangkung tidak sengaja menabrak Zahra dari samping karena dia sedang terburu-buru untuk mengejar adik dan mamanya.
"Aduuuuuhhh" aduh Zahra.
"Astaga ... Maaf mbak saya nggak sengaja" maaf Felix seraya mebantu Zahra berdiri dan menatap wajah teduh Zahra lama dibalik kaca mata hitamnya. 'Cantik'. Batin Felix.

Untung Felix masih memakai kaca mata hitamnya jadi gak kelihatan kalau dia sedang menatap wajah cantik Zahra.

"Maaf, iya gak papa Pak" Zahra menolak uluran tangan Felix yang ingin membantunya, Felix mengernyitkan alisnya 'Pak? Kelihatan tua banget ya gua?' tanya Felix dalam hati.

"Maaf saya buru-buru mbak" tanpa menunggu jawaban Zahra, Felix langsung segera meninggalkan Zahra.

Felix berbalik tiga ratus enam puluh derajat kebelakang "Maaf jangan panggil saya 'Pak' ya manis? Soalnya saya belum punya anak dan satu lagi 'saya belum menikah' " Lanjut Felix sambil tersenyum kecil dan menekankan beberapa kata, setelah itu dia langsung pergi dengan senyuman smirknya.
Zahra heran dengan sikap pria aneh yang menabraknya tadi.

'Manis ... Manis, dasar Om-om aneh' batin Zahra.

"Siapa Kak?" tanya Wafiq yang sempat melihat Kakaknya bersama dengan seorang pria.
"Kak, siapa Kak? " Ulang Wafiq karena Zahra masih asik sendiri dengan lamunannya.
"Kak ... Kak Zahra" Ulang Wafiq sekali lagi lebih keras.
"Eh ... Kakak gak tahu  Dek, tadi pria itu gak sengaja nabrak Kakak" Zahra terhenyak kaget dengan panggilan Wafiq.

"Owwwhhhh ya udah ayo Kak, udah di tunggu semuanya di parkiran"
Mereka berduapun langsung menuju parkiran.

______________ *** ______________


Purwodadi,

10 Oktober 2019


Gimana ceritanya? Tolong beri vote dan commen yang membangun ya?

Karakter sama foto di bab perkenalan sesuai apa gak?

Mau langsung next part atau besok aja?


Jodohku Seorang Mualaf || Complete ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang