Satu minggu berlalu...
"Ada pertanyaan?" tanya Felix menunggu jawaban "kalau tidak ada saya akhiri mata pelajaran kuliah hari ini"
"Kumpulkan tugas yang minggu lalu saya berikan" lanjut Felix
"Baik Pak" jawab mahasiswa kompak
"Dino tolong kumpulkan dan nanti bawa ke ruangan saya"
"Baik Pak" angguk Dino sebagai ketua kelas mata kuliah manajemen perkantoran.
"Selamat Siang" sapanya dan berlalu meninggalkan kelas.Sebelum meninggal Felix sempat melirik ke arah Zahra dan kemudian pergi.
Seseorang yang duduk di sebelah Zahra melihatnya dan menatap dengan tatapan tidak suka.Seperti biasa Zahra dan kedua sahabatnya paling akhir yang meninggalkan ruangan.
"Zahra" bukan hanya Zahra yang menoleh kedua sahabatnya juga ikut menoleh ke sumber suara."Iya ada apa Din?" tanya Zahra
"Bisa minta tolong?"
"Insya allah jika aku mampu akan aku bantu!!"
"Tolong anterin tugas Pak Felix ke ruangan nya ya? Pleas?" ucap Dino memelas sambail memegang perutnya"Hla kok aku sih Din? Yang disuruhkan kamu?"
"Iya disini gak ada orang lain selain kamu dan kalian berdua" ucap Dino memberi alasan.
"Kamu mau kemana?" Giliran Anggika yang bertanya
"Aku lagi ada panggilan alam dadakan nih" wajahnya meringis menahan sakit di perutnya.Zahra dan kedua sahabatnya menahan tawa karena melihat tingkah laku Dino yang seperti cacing kepanasan.
"Udah gak usah lama-lama mikirnya ... Pokoknya tugas ini aku serahin ke kalian" Dino menyodorkan tugas yang tadi dikumpulkan ke Dino.
Dino langsung pergi terbirit-birit tanpa berpamitan terlebih dulu.
"Iiisssshhhh dasar ketua bloon" umpat Anggika
"Huuuusssttt gak baik bicara seperti itu Gik" ucap Zahra memperingati."Iya iya maaf" maaf Anggika sambil mengacungkan jarinya membentuk huruf V.
"Udah ayuk ahh" ajak Niswa "Keburu Pak Felix nunggu lama" aaran Niswa
"Iya ayuk" jawab serempak mereka berdua dan pergi meninggalkan ruangan tersebut."Kita tunggu di parkiran saja ya Ra?" ijin Niswa
"Hlo kalian kok gitu sih?"
"Aku haus banget Ra" jawab Niswa memberitahu
"Iya aku juga haus banget Ra" timpal Anggika ikutan
"Iya udah lah" jawab Zahra sambil cemberut
"Kamu gak papa kan kalau sendirian?" gantian Anggika
"Iya gak papa kok Gik"
"Yang ikhlas dong Ra"
"Senyumnya mana?" Gida Niswa
Zahra menarik bibirnya melengkung tersenyum manis.
"Nih" jawab Zahra
"Ya udah kita duluan ya?" ijin Niswa sambil tersenyum
Zahra membalasnya dengan anggukan dan pergi menuju ruangan Felix.***
'ada apa dengan jantungku ya Allah?'
Batin Zahra sebelum memasuki ruangan dosennya."Permisi" sapa Zahra dari luar ruangan Felix
"Siapa?" tanya Felix dari dalam ruangan
"Saya Zahra Pak" deg jantung Felix berpacu lebih cepat dari biasaFelix memegang dadanya dan menghelas nafas agar jantungnya busa normal lagi.
"Ya silahkan masuk"
Zahra membuka knop pintu ruangan Felix.
"Permisi Pak" Zahra berjalan menghampiri dimana Felix duduk.
"Ada perlu apa kamu kesini" tanyanya ketus.
Ingat ya Felix kalau ada di kampus itu sikapnya dingin beda kalau diluar kampus.
"Saya mau ngumpulkan tugas yang tadi Bapak suruh""Yang saya suruh kan bukan kamu?"
"Ooohhh itu ... tadi Dino ada urusan Pak terus saya yang disuruh" jelaa Zahra
"Ok kalau gitu letakan di meja" katanya ketus
"Kalau gitu saya permisi Pak" pamit Zahra."Ehhh tunggu" cegah Felix
"Maaf ada apa lagi Pak?"
"Kenapa kamu berikan ini kepada saya?" tanya Felix memperlihatkan sesuatu.
"Ooo itu? Saya mau gantiin uang Bapak waktu itu" jelasnya singkat
"Gak perlu diganti" Felix menyodorkan dua lembar uang lima puluhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Seorang Mualaf || Complete ✓
Romanceبسم الله الرحمن الرحيم Warning!!! Disarankan sebelum membaca perlu follow terlebih dulu!! cerita tentang cinta seorang pria nonmuslim kepada seorang gadis muslimah yang sangat taat kepada Tuhannya!! Apakah si perempuan yang dia cintai akan menerima...