"Kenapa dengan Ara eemmm maksud saya Zahra?"
Suara Felix dosen Zahra terlihat khawatir dari seberang telepon."Zahra sedang sakit Pak"
"Ehhh maaf kalau boleh tau Zahra sakit apa ya Bu eh maksud saya Tante?"
"Suhu badannya panas"
"Oooo ... Iya saya perbolehkan Zahra tidak masuk kuliah Tante" di balik O nya Felix sebenarnya dia khawatir dengan keadaan Zahra.
"Terima kasih untuk waktu luangnya ya Pak?"
"Iya sama-sama Tante"
Aisya memutuskan panggilan telepon tersebut dan bergegas pergi ke butik.
"Bik"
"Iya Nyonya?"
"Saya pergi ke butik dulu ya? Nanti kalau ada apa-apa sama Zahra langsung telepon saja"
"Iya Nyonya"Bik nah mengantarkan majikan nya sampai halaman rumah. Setelah dia rasa majikannya sudah tidak terlihat dia kembali masuk melakukan aktifitasnya kembali.
***
"Sudah jam segini Zahra kok belum datang ya Gik?"
"Heum ... Coba aku WA duku kali ya?"
Kedua sahabat Zahra bingung kenapa sampai jam sembilan Zahra belum berangkat.Anggika
Assalamu'alaikum ... Zahra sudah sampai mana?
Buruan ... Keburu Pak Felix datang!!Sampai jarum jam menunjukkan pukul sembilan lebih Zahra tidak terlihat ataupun membalas WA nya.
"Bagaimana sudah ada balan sama Zahra?"
"Belum"
"Apa mungkin Zahra gak masuk ya Gik?"
"Masak iya? Kalau pun Zahra gak masuk pasti bilang sama kita?!"
Kedua sahabatnya pun semakin khawatir dengan keadaan Zahra. Obrolan mereka berhenti mendengar suara langkah kaki memasuki ruang kelas siapa lagi kalau bukan dosen mereka, Felix.Setelah dua jam mengikuti kelas Felix kedua sahabat Zahra berencana pergi ke rumah Zahra.
Mengapa Zahra tidak masuk kuliah hari ini?"Ayok Nis"
"Iya bentar"
Mereka berdua langsung meluncur ke rumah Zahra tanpa babibu lagi."Assalamu'alaikum" Niswa menekan bel rumah Zahra setelah mereka berdua menenmpuh perjalanan tiga puluh menit dari kampus.
"Assalamu'alaikum Zahra" giliran Anggika yang menekan bel rumah.
"Kok gak ada sahutan sih Nis?"
"Cobal sekali lagi"
"Assalamu'alaikum Bik ... Zahra?"Dari dalam rumah terdengan suara langkah kaki mendekati pintu bukan Zahra yang membukakan pintu tapi Bik nah.
"Wa'alaikumsalam Mbak Anggika dan Mbak Niswa"
"Mari silahkan masuk" lanjut Bik nah berucap.
"Iya bik" jawab Anggika dan Niswa serempak.
Biknah mempersilahkan kedua sahabat Zahra untuk memasuki ruang tamu."Sebentar Bik nah buatin minuman dulu"
"Gak usah repot-repot Bik"
"Iya Bik gak usah repot-repot ... Kami ke sini ingin bertemu Zahra Bik"
"Gak repot kok Mbak"
"Zahra ke mana Bik? Dia kok gak masuk kuliah hari ini?"
"Non Zahra sedang sakit Mbak ... Ada di kamar""Sakit?" Potong Anggika heboh "sakit apa Bik? Kok gak kasih tau kita? Terus paa kuliah juga gak asa ijinnya Bik?" Anggika memberondong pertanyaan kepada Bik nah.
"Issss pelan-pelan ngomongnya Gik!"
"Ya udah kita ke kamar Zahra aja ya Bik?"
"Iya Mbak ... Saya buatin minum dulu ya?"
"Iya Bik"
Anggika dan Niswa menaiki anak tangga menuju ke kamar Zahra di lantai atas."Zahra"
"Ini Anggika sama Niswa kita masuk ya?"
"Iya Gik Nis" ucap Zahra pelan sampai suaranya tidak terdengar oleh kedua sahabatnya karena masih sedikit sakit."Aduuhhh Zahra kamu kok bisa sakit sih? Sakit apa? Terus kenapa gak bilang sama kita? Terus tadi kok gak ada ijin nya kalau kamu sakit?"
Zahra dan Niswa saling menggelengkan kepala karena heran dengan sahabat mereka yang satunya. Karena Anggika sangat khawatir dengan keadaan Zahra.
"Kalau nanya tuh satu-satu Neng?"
"Ckkk namanya juga lagi khawatir"
"Khawatir sih khawatir tapi gak perlu heboh Anggika sayang"
"Udah jangan berteman ... Ups maksudnya bertengkar"
"Udah sakit masih bisa guyon kamu Ra?"
Celetuk Anggika dengan menampilkan wajah paniknya."Udah ke dokter Ra?"
"Aku hanya demam kok Nis"
"Ooo ... Kirai tipes kamu kambuh lagi?"
"Jangan bilang hanya demam Ra ... DB kan awalnya kan hanya demam? Ayok kita kami antar ke dokter supaya tau penyakit kamu Ra?"
"Gak perlu Gik ini panasnya sudah turun kok"
"Ya udah kalau begitu"
"Ooo ya sampai lupa mempersilahkan duduk" potong Zahra "sini duduk" Zahra mempersilahkan kedua sahabatnya duduk di sofa kamar Zahra."Gak papa Ra"
"Kalau masih pusing gak usah tutun dari ranjang Ra"
"Nanti kami juga akan duduk sendiri kok Ra"
"Iya terimakasih udah datang ya?""Tadi kok gak ada ijin nya Ra?"
"Tadi pagi sudah di mintain iji sama Umi kok Ra?"
"Sama Pak Felix?"
"Iyalah ... Hari ini mata kuliah Pak Felix kan?"
"Heum"
"Ehhh pantes tadi pas lagi ngabsen Pak Felix gak tanya siapa yang gak masuk?" Celetuk Anggika sambil berfikir.Selanjutnya mereka asik mengobrol kejadian tadi kampus saat Zahra tidak masuk kuliah.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam Bik" jawab kompak mereka bertiga.
"Ini minumannya mbak ... Silahkan"
"Iya Bik makasih"
"Iya sama-sama ... Saya permisi ya Non Mbak?"
Belas ketiga sahabat itu dengan anggukan dan senyuman.***
Mension Aldrich...
Felix masih sibuk dengan kertas-kertas bertuliskan tinta itu. Felix selalu kepikiran Zahra yang sedang sakit. Ingin rasanya dia pergi ke rumah mension Ibrahim untuk memastikan keadaan Zahra.
"Kalau pergi ke sana kan malu?" Felix masih bingung dengan hati dan fikirannya sendiri.
"Apa gua telepon Zahra atau Umi nya aja ya?"
"Arrgghhhhh ... Masak iya tiba-tiba telepon Umi nya untuk menayakan keadaan Zahra?"
Pikiran Felix semakin kusut."Kan aneh"
" ... "***
Purwodadi,
25 Oktober 2019Part pendek ... Emang sengaja saya buat pendek biar kalian tambah penasaran!!😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Seorang Mualaf || Complete ✓
Romanceبسم الله الرحمن الرحيم Warning!!! Disarankan sebelum membaca perlu follow terlebih dulu!! cerita tentang cinta seorang pria nonmuslim kepada seorang gadis muslimah yang sangat taat kepada Tuhannya!! Apakah si perempuan yang dia cintai akan menerima...