#21 Sebuah Ujian

2.4K 168 1
                                    

"Ya allah ampunilah dosaku, kasihanilah aku, berikan aku petunjuk, atfiyatkan aku, kuatkan hati hamba dan berikan anugrah-Mu kepadaku"

Dimalam yang sunyi disaat semua orang terlelap dan berada di alam mimpi mereka masing-masing Felix mengadu kepada sang Khaliq.

"Ya Allah lindungilah keluarga hamba, ampuni dosa-dosa kedua orang tua hamba dan berikanlah hidayah kepada keluarga hamba ... Aamiiin"
Felix mengusapkan kedua tangan ke wajahnya.

Meskipun baru masuk islam Felix juga ingin anggota keluarganya mengikuti langkahnya menjadi lebih baik dan mengenal tuhan yang sesungguhnya.

Hati Felix menjadi lebih tenang dari pada sebelum dia melaksanakan sholat malam. Walau pun masih belum fasih dengan bacaan sholat nya Felix mempunyai semangat yang begitu besar untuk bisa menjadi lebih baik lagi.

Setelah pengakuan akan pindah agama kepada keluarganya Felix pergi dari rumah atas keinginan Papa nya. Dengan berat hati Felix menuruti keinginan Papa nya. Suatu hari nanti Felix yakin hati Papa nya akan luluh dan akan bisa menghargai keputusan yang telah diambil Felix.

Tidak terasa sudah masuk waktu sholat subuh. Tanpa dia sadari bahwa rumahnya ternyata dekat dengan masjid kompleks.

Asholatu khoirilum minannaum ...

Asholatu khoirilum minannaum ...

Asholatu khoirilum minannaum ...

"Alhamdulillah Ya Allah"
Ucap syukur Felix karena Allah sudah membukakan pintu hatinya untuk menuju jalan yang benar dan memberikan hidayah untuknya.

Felix segera mengambil wudlu dan segera pergi ke masjid. Ini pertama kalinya bagi Felix akan melaksanakan sholat subuh berjamaah dengan masyarakat kompleks nya.

Dengan setelan baju koko berwarna putih dan sarung bekombinasi warna biru tua dengan hitam sangat cocok dengan tubuh Felix yang tinggi dan tegap.

Pasti pada bingung kan? Bagaimana Felix bisa memiliki setelan baju dan sarung karena Felix baru kemaren siang dia menjadi mualaf dan tidak memiliki waktu untuk membeli baju koko, sarung dan peci?
Itu semua pemberian Abah Yahya saat kedatangan nya di rumah beliau.

***

"Kak" panggil Aisyah kepada Zahra yang masih di dalam kamar.

Aisyah membuka knop pintu kamar Zahra, penglihatan Aisyah langsung mencari sosok putrinya namun tidak ia temukan. Saat dia ingin keluar telinga Aisyah mendengar suara keran air dari dalam kamar mandi niatnya untuk keluar dia urungkan.

"Kak" masih belum ada sahutan dari Zahra "Kak Zahra" ulangi nya lagi. Membuat Aisyah khawatir dengan keadaan Zahra yang baru keluar dari rumah sakit.

"Kak Zahra kamu lagi ngapain?" Ulangi nya kesekian kalinya.
Saat Aisyah ingin mengetuk pintu kamar mandi Zahra terlebih dulu membukanya.

"Ehhhh Umi?!"
"Kakak ngapain? Dari tadi Umi panggil-panggil gak nyahut?"
"Maaf Umi tadi Zahra gak denger"
Cengir Zahra karena sudah membuat Umi nya khawatir.

"Ckkkk ... Ayok sarapan dulu"
"Iya bentar Mi ... Kaki Zahra masih sedikit lemes Mi"
"Ya udah Kakak di kamar aja nanti biar Bik nah yang nganterin sarapannya"
"Iya Mi"
"Jangan lupa obatnya diminum Kak"

Zahra kembali duduk setelah berbicara dengan Uminya. Hari ini Zahra absen kuliah lagi karena masih belum sembuh total.

"Non Zahra"
Suara Bik nah dari luar memanggil Zahra.
"Iya Bik masuk aja"
Terdengar suara pintu terbuka dari luar.
"Ini Non sarapannya"
"Iya Bik letakan disini saja ... makasih ya?"
"Iya sama-sama Non"

Jodohku Seorang Mualaf || Complete ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang