#27 Mengetahui

2.1K 144 3
                                    

"Felix"
Panggil seorang wanita seumuran dengan Felix.
Sepontan mereka berdua menoleh ke sumber suara.

"Alena"
Ucap Felix lirih namun masih bisa didengar oleh Zahra.
Saat Felix menyebut nama Alena seketika Zahra menoleh kearah Felix dengan bingung.

"Hai" ucap Alena yang saat ini berada didepan Zahra dan Felix.
Namun Felix membalas dengan tatapan tidak suka.
Sedangkan Zahra masih bingung dengan seseorang yang ada dihadapannya ini.

'Seperti pernah melihat, tapi dimana ya?' batin Zahra.

"Sebelumnya kita pernah ketemu di depan toko buku" beritahu Alena yang seperti mengetahui rasa penasaran nya Zahra.

"Ooo iya Mbak" ucap Zahra mengingat.
"Kapan kalian akan menikah?"
Tanya Alena.
"Dua minggu lagi Mbak"
"Waahhh cepet banget ya?"
Zahra menjawabnya dengan senyuman.

"Ya udah ayok Ra"
Ucap Felix agar segera pergi meninggalkan Alena. Felix menaruh curiga dengan Alena karena sikap Alena kali ini lebih ramah.

Felix tahu siapa sebenarnya Alena tidak mungkin dia bisa berubah drastis menjadi orang yang ramah seperti ini.

Felix khawatir akan rencana Alena kali ini. Dia akan mendapatkan apa saja yang dia mau dengan segala macam cara.

"Udah ayok Ra"
Ajak Felix sekali lagi.
"Iya Bang"

"Kita pergi dulu ya Mbak?"
Pamit Zahra seraya tangannya ditarik Felix.
"Iya hati-hati ... Dan jangan lupa undangannya aku tunggu"
Teriak Alena saat Felix dan Zahra sudah pergi.
Entah mendengar atau tidak Alena tetap berteriak.

Alena menatap kepergian Zahra dan Felix dengan tatapan tidak suka.

"Gua gak bakal biarin lo menikah sama Felix"
Ucap lirih Alena sambil tersenyum jahat

***

"Kenapa tadi Abang buru-buru banget sih?"
Ucap Zahra masih di dalam mobil yang dikemudikan Felix.

"Aku tidak suka deket-deket sama dia Ra"
"Tapi mbak Alena baik kok gak kayak waktu itu"
"Kelihatannya aja dia baik ... Dia itu wanita iblis"
Ucap Felix mengumpat Alena.

"Abang gak boleh bicara seperti itu"
"Emang kenyataannya seperti itu Ra"
"Abang"
"Aku tahu siapa dia sebenarnya Ra ... Dia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan kemauannya"

"Abang gak boleh su'udzon gitu"
"Aku tidak su'udzon sama dia Ara" jeda Felix "Udahlah gak usah bahas dia lagi ... Ujung-ujungnya nanti kita akan bertengkar"
Zahra mengangguk setuju dengan ucapan Felix.

"Kita makan di restoran mana Ra?"
"Restoran kesukaan Abang saja"
"Ok" Felix mengemudikan mobilnya menuju restoran langganannya.

"Nah ini dia restoran langganan aku"
Ucap Felix membelokan mobilnya disebuah restoran.
"Sepertinya nyaman"
"Nanti kamu juga akan tahu"

"Udah ayok turun"
Ucap Felix setelah memarkirkan mobilnya.
"Iya sebentar"
Ucap Zahra sambil membuka seatbelt.

Felix berjalan memutar ke depan mobil kemudian membukakan pintu untuk Zahra.

"Ayok"
Ucap Felix.
"Terimakasih Bang"
"Iya sama-sama calon ratuku"
"Ckkkk ... Lebay"
Felix hanya tersenyum menggoda sedangkan Zahra berusaha menyembunyikan rasa malu.

Zahra melenggang pergi terlebih dulu dan disusul Felix. Seperti biasa suasana restoran hari ini ramai. Felix dan Zahra menuju ke sebuah meja paling belakang karena semua meja sudah di boking oleh beberapa orang.

"Mau pesan apa Ra?"
"Emmmm ... Ada es teh gak Bang?"
"Bentar ya?"
"Makannya?"
"Samain kayak Abang"
"Ok"

"Mas"
Panggil Felix kepada seorang karyawan sambil melambaikan tangannya.

Jodohku Seorang Mualaf || Complete ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang