Di kampus...
"Tumben di anterin sama Abi kamu Ra?" tanya Niswa saat mereka sedang berada di kantin kampus.
"Iya ... Kemarin habis pulang dari toko buku ban motor ku bocor Nis" jawabnya dengan memanyunkan bibirnya.
Kedua sahabatnya yang melihat Zahra merasa iba.
"Terus kamu pulangnya naik apa?" Giliran Anggika bertanya antusias.Zahra diam sebentar untuk berfikir,
"Emmmm ... Kalian harus janji sama aku dulu kalau gak bakal kasih tau sama yang lain ok?" Zahra menjawab dengan nada ragu.
"Emang kenapa sih Ra? Kok pake janji-janji segala?" tanya Anggika heran.
"Pokoknya kalian harus janji dulu" ucapnya sedikit memaksa kedua sahabatnya"Iye ... Iye kami janji" pasra kedua sahabatnya
Zahra mengacungkan dua jempolnya kepada kedua sahabatnya
"Emang kemarin pulangnya sama siapa sih Rah? Bikin penasaran aja" Tanya Niswa antusias
Anggika menganggukan kepalanya tak kalah kepo dengan Niswa.Ehhh bukanya jawab Zahra malah diam.
"Malah diam" ucap kedua sahabatnya bersamaan
"Emmmmm ... Gini ... Kemarin habis pulang ke toko buku sama Niswa..." Zahra mulai menceritakan kejadian kemarin bersama Felix."Hebat kamu Ra" suara kedua sahabat Zahra membuat orang-orang disekeliling mereka menoleh kearah sumber suara.
"Ussstttt jangan kenceng-kenceng Gik-Nis" intrupsi Zahra untuk diam sambil menempelkan jari telunjuknya di depan bibirnya.
"Iya-iya" jawab mereka lirih
"Kog hebat?" tanya Zahra heran."Ya iyalah itu salah satu impian semua mahasiswi disini untuk bisa duduk dan ngobrol disamping Pak Felix" bisik Anggika
"Siapa bilang kalau aku duduk disampingnya Pak Felix?" tanya Zahra
"Hla terus?" tanya Niswa sambil mengernyitkan dahinya
"Ya aku duduk di belakang lah" jawabnya dengan nada santai "kan gak boleh deket-deket sama yang bukan mahrom" sambung Zahra sesekali menyeruput minuman yang dia pesan."Ooooo" kedua sahabatnya meng-o ria membuat bibir mereka membentuk huruf o.
"Terus kamu bicara apa saja sama beliau?" tanya Anggika antusias
"Aku gak banyak bicara cuma mengarahkan arah-arah rumahku saja" jelas Zahra memberitahu."Ck dasar anak polos ... Kalau aku jadi kamu udah aku ajak ngobrol terus tuh dosen" Anggika memegang dagu Zahra "itung-itung PDKT" lanjutnya lagi.
"Ck itu mah kamu Gik beda sama Zahra dia kan alim ... Gak kayak kamu" tunjuk Niswa berdecak.
Yang ditunjuk malah cengengesan gak karuan. Zahra hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
Akhirnya mereka terdiam setelah berbicara tentang kejadian Zahra dan Felix kemarin."Nis nanti tolong temenin aku ngambil motor ya?" ucap Zahra membuat Niswa menoleh kearah Zahra
"Emang kamu tau alamat bengkelnya Ra?" tanya Anggika
"Ehhh iya aku lupa nanya alamat bengkelnya sama Pak Felix" jawab Zahra langsung menepuk jidatnya."Gimana kamu sih Ra?" Niswa sedikit heran dengan Zahra yang kadang-kadang rada bloon.
"Udah gak usah khawatir" ucap Anggika memberi sedikit ketenangan "kan bisa tanya langsung sama Pak Felixnya" Anggika memberi solusi.
"Eeehhh tapi aku gak berani" ucap Zahra ragu
"Gak papa Ra dari pada enggak tau alamatnya?" Niswa memberi pertimbangan kepada Zahra."Yang punya motor kamu, berarti kamu juga lah yang harus tanya" tunjuk Niswa, Anggika mengangguk-anggukan kepalanya menyetujui ucapan Zahra "masak iya kita yang harus tanya?" Lanjut Niswa.
"Biar ditemenin sama Niswa" ucap Anggika menoleh kearah Niswa "ya gak Nis?" Lanjutnya sambil tersenyum.
"Kok aku sama Zahra doang? Kenapa gak bertiga aja?" tanya Niswa balik "aku juga gak berani ... Terus kamu mau ngapain ding Gik?" lanjutnya sedikit takut."Aku ada perlu sama tanteku Nis" Anggika memberi alasan sambil tersenyum meringis.
"Alasan aja kamu Gik" celetuk Zahra
"Ya udah kita berdua aja gak papa Ra" akhirnya Niswa pasrah "Bismillah aja" tangan Niswa mengepal tanda semangat.
Balas Zahra dengan anggukan dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Seorang Mualaf || Complete ✓
Romanceبسم الله الرحمن الرحيم Warning!!! Disarankan sebelum membaca perlu follow terlebih dulu!! cerita tentang cinta seorang pria nonmuslim kepada seorang gadis muslimah yang sangat taat kepada Tuhannya!! Apakah si perempuan yang dia cintai akan menerima...