#24 Khitbah

2.4K 157 1
                                    

"Bantu Felix agar tetap istiqamah ya Bik?"
Ucap Felix masih dalam posisi memeluk Bik sri.
"Insyaallah ... Bibik akan bantu"
Felix mulai melonggarkan pelukannya kepada Bi sri.

"Tadi Bibik kesini naik apa?"
"Bibik naik taxi online pesenan Mama Mas Felix"
"Ooo"
"Mas Felix sudah makan?"
"Sudah ... Tadi makan di rumah Ara"
Jelas Felix membuat Bik sri mengerutkan dahinya.

"Ara siapa Mas?"
"Dia dulu mahasiswi saya"
"Ooo ... Bibik kirain calonnya Mas Felix?"
"Hhhhhhhh ... Doakan saja Bik"
"Waaahhhh ... Ada yang sedang jatuh cinta berarti ini?"
Felix membalas ucapan Bik Sri dengan senyum dikulum malu.

"Insya Allah besok Felix ingin bertemu sama Mama kalau saya akan mengkhitbah Ara"
"Alhamdulillah"
Ada sebuah senyum kebahagiaan tersendiri buat Bik sri melihat anak majikannya bahagia.

"Bik sri sudah sholat isyak?"
"Alhamdulillah sudah Mas"
"Kalau gitu saya sholat dulu ya Bik?"
Bik sri membalas ucapan Felix dengan anggukan kepala.

***

"Kak Zahra"
Panggil Aisyah dari luar kamar Zahra.
"Iya Mi?"
Zahra membukakan pintu untuk sang Uminya masuk kedalam kamarnya.

"Sudah minum obat?"
"Sudah kok Mi"
Aisyah mendekati dimana Zahra duduk dan membelai rambut indah Zahra.

"Ada apa Mi?"
"Kakak ditungguin Abi di ruang kerja"
"Ada apa Mi?"
"Kata Abi ada hal penting yang harus diomingin sama Kakak"
Zahra berfikir sejenak hal penting apa sampai-sampai Zahra harus diikut campurkan. Biasanya juga kalau ada hal yang penting Zahra tidak diikut campurkan.

"Iya nanti Zahra kesana"
"Cepetan ya sayang"
Zahra membalas dengan anggukan.

Aisyah pergi meninggalkan kamar Zahra terlebih dulu menyusul suaminya di ruang kerja.

"Assalamu'alaikum Abi"
Salam Zahra ketika sudah sampai di depan ruang kerja Ibrahim.
"Wa'alaikumsalam ... Masuk aja Kak"
Sahut Aisyah dari dalam ruangan.

Zahra memasuki ruang kerja menghampiri Aisyah dan Ibrahim yang duduk di sofa.

"Sini Kak"
"Ada apa sih Bi?"
"Gak papa"
Ibrahim menjawab santai sambil tersenyum seperti menyembunyikan sesuatu.

"Aaaabiiii"
Ucap Zahra manja dan menampilkan wajah dibuat melas.

"Nak Felix sekarang sudah menjadi bagian saudara muslim kita"
Ucap Ibrahim tiba-tiba.

"Niat awalnya untuk pindah keyakinan itu karena Kakak namun saat dia bertemu dengan Abah Yahya temen Abi dan mendapatkan beberapa kajian Alhamdulillah dia merubah niatnya karena Allah"
Jelas Ibrahim panjang lebar.

Zahra masih diam dan terkejut.

"Walau pun nak Felix baru masuk Islam namu tekad dan usahanya untuk memperdalam ilmu agamanya sangat kuat"
Ibu dan anak itu hanya tersenyum kagum dengan seseorang yang diceritakan oleh Ibrahim.

"Dia butuh dukungan dari kita agar imannya kuat Istiqomah ... Dijauhi keluarga sendiri itu ujian yang sedang dia hadapi sekarang ini"

"Terus Pak Felix tinggal dimana Bi?"
Zahra mulai tertarik dengan pengakuan Ibrahim tentang Felix.

"Dia tinggal di rumahnya sendiri bersama seorang tukang kebun"
Hati Zahra mulai lega karena Felix mempunyai tempat tinggal.

"Terus nak Felix bilang kalau besok dia akan kesini lagi ...-"
Potong Ibrahim di tengah-tengah obrolannya.
Dan itu membuat Zahra semakin bingung dan penasaran.

"Insya Allah besok nak Felix akan mengkhitbah Kakak" lanjut Ibrahim.

Jantung Zahra semakin berdetak kencang karena terkejut dengan apa yang diucapkan Ibrahim.

Jodohku Seorang Mualaf || Complete ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang