"Makasih udah bantuin saya Ra"
"Iya sama-sama Pak"Hening tidak ada yang membuka obrolan kembali karena maaih bingung dengan kejadian tadi.
Bagaimana bisa mereka melakukan sandiwara tersebut."Kalau begitu saya permisi mau cari buku dulu Pak"
"Oooo iya"Zahra berlalu dari hadapan Felix menuju ke rak buku-buku tanpa bertanya sama sekali tentang wanita yang barusan kepada Felix.
Zahra memang begitu tidak mau ikut campur sama urusan orang lain, lebih baik dia diam.
Felix masih berdiri mematung dan berfikir. Sampai lupa kalau dia harus membeli sesuatu di toko sebelah.
***
"Eby"
Zahra terkejut dengan suara panggilan tersebut.Zahra menoleh kearah sumber suara. Dan benar dugaan Zahra, hanya satu orang yang memanggil namanya dengan panggilan 'Eby' yaitu Reihan.
"Mas Rei?"
"Cari apa By?"
"Ya pasti cari buku lah Mas"
Jawab Zahra senyuman."Hhhhhhhhh ... Maksudnya cari buku apa?"
"Cari buku buat tugas kuliah""Ooo" jeda Reihan "bukunya sudah ketemu?"
"Ini sudah Mas ... Mas Rei sendiri nyari buku apa?"
"Tadi Umi titip buku resep buat cake"
"Umi Mas Rei kan sudah pintar bikin cake kenapa beli buku resepnya lagi?"
"Enggak tau juga hehehehe"
"Kalau gitu Zahra duluan ya Mas?"
"Emmmm pulang bareng aja"
"Enggak usah ... Zahra bawa motor sendiri kok Mas" jeda Zahra "lagi pula rumah kita kan tidak searah"
"Mungkin lain kali aja nganter ya?"
Zahra membalas ucapan Reihan dengan senyum simpulnya."Zahra duluan ya Mas"
"Iya ... Saya juga mau ke kasir dulu"
Balas Zahra dengan senyuman "Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam ... Hati-hati di jalan"
"Iya Mas" sebelum meninggalkan toko buku Zahra menoleh kearah Reihan dan meninggalkan senyum manisnya."Ara"
Zahra kenal dengan suara orang yang memanggilnya dan panggilan namanya pun juga berbeda dengan yang lain.
Hanya satu orang yang memanggil namanya dengan nama panggilan Ara siapa lagi kalau bukan dosen pembimbing sementaranya. Felix."Iya Pak"
"Baru pulang?"
"Seharusnya saya yang tanya Pak" jeda Zahra "Bukan Bapak yang tanya"
"Udah gak penting"
Zahra bingung dengan sikap Felix yang aneh.
"Pak Felix masih disini?" jeda Zahra "ngapain?"
"Tumben nanya panjang?"
"Emang gak boleh?"
"Sekarang kamu sedikit semakin berani ya?"
"Ehhhh maaf Pak"
"Hanya bercanda kok Ra"
Zahra menghela nafas, dia sangka Felix marah beneran.Setelah itu hening tidak ada yang mau membuka obrolan kembali.
"Ara"
"Iya Pak"
"Emmmm" Felix masih berpikir "Gak jadi"
"Emang Pak Felix mau bicara apa?"
"Bukan apa-apa"
Zahra semakin bingung dengan sikap Felix yang sedikit aneh.
"Saya pergi duluan"
"Ehhhh ... Iya Pak"
"Hemmmmmmm"
"Hati-hati Pak"
Zahra melihat Felix melajukan mobilnya sampai sudah tidah terlihat lagi.***
"Eby"
"Ehhh Mas Re"
"Kamu masih disini?"
"Iya Mas"
"Tadi saya lihat kamu sedang ngobrol dengan seorang laki-laki!" jeda Reihan "Tadi siapa siapa?"
"Tadi ... Tadi dosen Zahra"
"Kalau hanya dosen jawabnya kok gugup gitu?"Reihan sedikit kecewa karena nada bicara Zahra terbata-bata seperti orang ketahuan menyembunyikan sesuatu.
"Ehhhh ... Tadi emang dosen Zahra kok Mas"
"Baiklah saya percaya"
"Heemmmmm" gumam Reihan.'aku tahu Zahra kalau kamu sedang menyembunyikan sesuatu' batin Reihan kecewa.
"Saya pamit pulang duluan kalau gitu Mas"
"Iya hati-hati"
Balas Zahra dengan senyum sedikit dia paksa dan berlalu dari hadapan Reihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Seorang Mualaf || Complete ✓
Romanceبسم الله الرحمن الرحيم Warning!!! Disarankan sebelum membaca perlu follow terlebih dulu!! cerita tentang cinta seorang pria nonmuslim kepada seorang gadis muslimah yang sangat taat kepada Tuhannya!! Apakah si perempuan yang dia cintai akan menerima...