Seperti kemarin Zahra duduk belakang Felix.
Karena Felix sudah faham dia langsung melajukan mobilnya menuju bengkel.Mobil Felix berhenti di bengkel yang cukup besar.
"Makasih Pak" ucap Zahra setelah turun duluan dari mobil menuju seorang montir.
"Iya sama-sama" jawabnya masih didalam mobil dan menuju ke ruangan."Assalamu'alaikum Pak" salam Zahra
"Wa'alaikumsalam Dek" jawab salam dari Zahra "apa yang mau diperbaiki Dek?" tanya seorang laki-laki paruhbaya.
"Saya ke sini mau ngambil motor saya Pak" jelasnya
"Ooowwh maaf motor yang mana ya Dek?" tanya laki-laki paruh baya lagi
"Yang kemarin ... Motor yang disuruh ngambil didepan kampus" jelas Zahra lagi, dari jauh Felix melihat montir yang bersama Zahra kebingungan mencoba menghampirinya."Yang kemarin Bang ... Yang saya suruh ngambil di depan kampus" suara bariton Felix membuat Zahra dan montir menoleh.
"Oooowww yang kemarin toh Mas?" montir itu mulai mengingat dan ber-o ria.
"Iya Bang" jawab Felix disertai dengan anggukan.
"Itu sudah jadi" montir tersebut menunjuk ke sebuah arah.
Mereka berdua punengikuti arah tangan montir tersebut."Kalau Mbak dari tadi bilang yang nyuruh Mas Felix saya gak akan bingung" jelasnya lagi.
Zahra membalasnya dengan senyuman kikuk.
"Saya kesana dulu ya Pak?" Pamit Zahra kepada mereka berdua.
"Iya Dek" balas montir tersebut, dan dibalas Felix dengan anggukan."Assalamu'alaikum Mas" salam Zahra kepada montir bagian administrasi
"Wa'alaikumsalam" jawab salam dari Zahra "Ada yang bisa saya bantu Mbak?" tanya montir bagian administrasi.
"Saya mau melunasi motor yang kemaren disuruh ngambil sama Pak Felix" jelas Zahra dengan senyuman."Oooohhh motor yang kemarin? Mbak nya gak usah bayar, tadi Mas Felix sudah melunasinya" jelas montir tersebut memberitahu membuat Zahra terkejut.
"Loh" ucap Zahra membuat montir didepannya heran
"Kok malah loh Mbak?" tanya montir didepan Zahra
"Gak papa Mas" jawab Zahra singkatZahra merogoh tasnya dan mengambil uang dua lembar lima puluhan dan memberikan kepada montir.
"Tadikan saya udah bilang kalau mbaknya gak usah bayar lagi" ucap montir tersebut dengan senyuman."Enggak ... Saya hanya mau nitip ini, nanti kasih ke Pak Felix ya?" ucap Zahra membuat sang montir tambah heran dan bingung.
"Buat apa Mbak?""Untuk gantiin uang yang tadi untuk membayar administrasi motor saya"
"Tapi Mbak ... Kalo Mas Felix nolak gimana?" tanya balik sang montir
"Diusahain beliau mau menerimanya ya Mas?" balas Zahra sedikit memaksa sang montir.
"Iya Mbak nanti saya usahain" terima sang montir."Terimakasih ya Mas? Kalo gitu saya permisi dulu" pamit Zahra "Assalamu'alaikum" salam Zahra sebelum pergi.
"Wa'alaikumsalam Mbak" jawab salam dari Zahra. Zahra meninggalkan tempat tersebut.
Sebelum keluar dari area bengkel Zahra ingin menemui Felix terlebih dulu untuk berpamitan.Zahra menemukan Felix berada di ruang tunggu untuk menyervicekan mobilnya.
"Permisi" sopan Zahra "Saya pamit pulang duluan ya Pak?" Ucap Zahra membuat Felix yang tadi sibuk dengan Hp nya mendongakan kearah sumber suara.
"Iya ada apa?" tanya Felix
"Emmmm ... Saya pamit pulang duluan Pak" ulang Zahra lagi.
"Iya" jawabnya singkat dengan menganggukan kepala.
"Sekali lagi saya sangat berterimakasih kepada Bapak karena sudah banyak membantu saya" ucap Zahra berterimakasih."Iya sama-sama" jawab Felix singkat
Zahra pergi meninggalkan Felix diruang tunggu bersama pelanggan-pelanggan lainnya.
Felix menatap punggung Zahra dari belakang sampai sudah tak terlihat lagi.'Tuhan kenapa jantungku seperti ini setiap bertemu dengan gadis itu?' batin Felix dengan memegang dadanya.
Zahra menstater motornya dan segera melajukan dengan kecepatan sedang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Seorang Mualaf || Complete ✓
Roman d'amourبسم الله الرحمن الرحيم Warning!!! Disarankan sebelum membaca perlu follow terlebih dulu!! cerita tentang cinta seorang pria nonmuslim kepada seorang gadis muslimah yang sangat taat kepada Tuhannya!! Apakah si perempuan yang dia cintai akan menerima...