#11 Reihan Zain Malik

2.5K 170 0
                                    

"Emmmm tolong jangan panggil saya Eby Kak"
"Why?"
"Emmmm sebenarnya ... Pokok nya jangan panggil saya Eby Kak"
"Ok kalau kamu memaksa"
"Makasih udah mau mengerti Kak"
"Iya ... Aku pamit dulu"
"Iya hati-hati Kak"
Felix mulai melajukan mobilnya sampai Zahra sudah tidak melihatnya lagi.

"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam ... Baru pulang Kak?"
"Iya Bi!!"
"Kok pulangnya malam banget? Kemana saja tadi?"
"Ohhh tadi mampir dulu Bi"
"Lain kali jangan sampai kemalaman ya Kak"
"Iya Bi maaf"
"Iya sudah gak papa ... Cepet istirahat dulu sanah"

"Umi udah tidur Bi?"
"Udah barusan"
"Ooo kalau gitu Zahra ke kamar duluan ya Bi"
"Iya Kak"
Zahra berlalu meninggalkan Ibrahim sendirian dan segera memasuki kamar.

***

"Baru pulang Kak?"
"Iya"
"Tadi jadi pergi sama siapa lo Kak?"
"Sama Zahra"
"Zahra siapa?"
"Mahasiswa gua"
"Zahra yang pake kerudung dan terkenal alim itu?"
Dalen sedikit terkejut dengan adanya pernyataan Kakaknya.

"Iya siapa lagi?"
"Kok bisa sama dia?"
"Ya bisa lah"
"Wah hebat lo Kak" dljeda Dalen "denger-denger iau di kampus kalau dia itu gak mau jalan sama cowok kecuali sama yang mahromnya"
"Oooo"
"Gua sedikit bingung yang namanya mahrom dan bukan mahrom itu apa?"

"Issssh bego banget sih lo"
"Emang lo tau gitu?"
"Ya tau lah!! Emangnya lo?"
"Bodo ah" jeda Dalen "Lo suka sama gadis itu ya Kak?"
"Enggak lah"

Ucapan adiknya Dalen membuat Felix terkejut dan cepat dia sanggah.

"Ieeeeleh jangan bohong deh lo"
"Ck brisik lo" jeda Felix "Gua jalan tadi karena kita memiliki janjian"

Felix menceritakan kesepakatan antara nya dan Zahra kepada Dalen.

"Gimana masalah lo sama Maria?"
"Masih gua cari tau"
"Lemot banget sih lo?"
"Gak semudah yang lo suruh"
"Ckk emang dasar lo nya aja"
"Ckkk ... Bukan di bantuin malah ngeledek lo? Dasar abang kagak peka"

"Isssss masalah gua sama gadis satu itu aja belom selesai"
Jawab Felix keceplosan membuat alis Dalen mengernyit.

"Emang masalah lo sama dia itu apa?"
"Gak papa ... Sudah sana pergi ke kamar lo"
"Ckkk ... Ngalihkan topik kan lo?"
"Udah sana gua mau istirahat"
Felix mengusir Dalen dengan paksa dari kamar nya.

"Heeeehhhhh"
"Gua sendiri juga gak tau apakah gua suka sama Zahra apa gak?"
Ucap Felix bermonolog.

***

"Umi Zahra lari pagi dulu ya?"
"Sama siapa sayang?"
"Sama Wafiq Mi"
Pamit Zahra kepada Uminya yang sedang memasak di dapur.

"Adek"
"Iya ntar Kak"
"Keburu panas nanti"
"Iya"

Seperti biasa setiap hari minggu mereka berdua lari pagi di taman dekat rumah.

Dari arah yang sama tak sengaja seseorang menabrak Zahra dari belakang.

"Ehhhh maaf mbak saya gak sengaja"
"Aduuuhhhh ... iya gak papa Mas"

Saat Zahra mendongakan kepalanya ke seseorang yang menabraknya tadi dia sangat terkejut.

"E ... Eby?"
"Mas Rei?"

Reihan Zain Malik seseorang yang dulu atau sampai sekarang masih singgah di hatinya.

"Mas Rei kapan pulang?"
Wafiq juga terkejut karena baru melihat Reihan.
Reihan membalas pertanyaan Wafiq dengan senyuman simpulnya.

"Assalamu'alaikum Eby?"
"Wa' ... Wa'alaikumsalam"

Jawab Zahra gugup karena masih terkejut. Bagaimana tidak terkejut karena sudah lima tahun tidak bertemu dengan seseorang yang dulu membuat hari-harinya lebih berwarna datang tiba-tiba.

"Gimana kabar Om dan Tante?"
"Alhamdulillah baik Mas"
"Masih kuliah By?"
"Alhamdulillah udah semester lima Mas"
"Ceee ileh aku di cuekin" jeda Wafiq "Udah jangan lama-lama ngobrolnya sampai-sampai aku di anggap tidak ada"
Kesal Wafiq membuat Zahra dan Reihan salah tingkah.

"Kamu Wafiq adik Eby yang dulu suka meleran kan? Sekarang kamu udah besar ya?"
"Meleran nya jangan diingat don Mas"
"Hehehehe maaf ... Hanya masa-masa itu yang aku ingat dari kamu Fiq"
"Makanya jangan kenangan Kak Zahra terus yang di ingat"

Ucapan Wafiq membuat Reihan tersipu malu.

"Bisa aja kamu Fiq"
"Udah Dek ahh"
"Gimana kabar Turki Mas? Sampai-sampai kita di lupain"
"Alhamdulillah kayak nya sih baik"
"Kok kayak nya?"
"Hehehehe maklum aku gak pernah keluar selain ke kampus"
"Beuhhhhh ... eman-eman sampean Mas" jedah Wafiq "Sekolah di luar negeri kok malah gak pernah jalan-jalan"

"Ngobrolnya di bawah sana aja yuk ... Biar lebih enak"
"Ok siiip Kak"
Mereka bertiga berjalan kearah tukang jualan Es teler kemudian menuju ke arah pohon.

"Sampai mana tadi?"
"Emmm sampai Mas Rei gak pernah jalan-jalan"
Wafiq memberitahu sampai mana obrolannya tadi.

"Aku disana cuma fokus kuliah tapi bukan sama sekali gak pernah jalan-jalan sih hanya beberapa doang"
"Ooooohhhh"

"Emangnya kamu Dek?" Giliran Zahra yang berbicara.
"Iissshhhhh ... Itu nama nya kita harus memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan Kak"

"Ternyata kamu gak berubah ya Fiq?"
Jeda Reihan "Masih sedikit tomboy kayak dulu"
"Mau berubah jadi apa lagi? Poweranger?"
"Hehehehe bisa aja kamu" jeda Teihan sebentar "tapi sekarang lebih dewasa dan cantik"
"Mas Rei jangan puji Wafiq gitu nanti ada yang cemburu"

Goda Wafiq membuat Zahra sedikit salah tingkah.

"Emang siapa yang cemburu?"
Wafiq melirik kearah Zahra yang sedang main handphone.

"Gak mungkin dia cemburu Fiq kayaknya orang itu sudah suka sama orang lain deh"
"Tau mana kamu Mas?"
"Tebakan aku aja"
"Sotoy banget sih kamu Mas"
"Kan cuma tebakan ku saja"
"Hehehehe"

"Kak ... eeee malah main handphone terus?"
"Masak Mas Rei nya dianggurin sih?"
"Gak papa dari pada digantung nanti meninggal ding?"
Reihan dan Wagiq tertawa lepas sedangkan Zahra hanya tersenyum simpul.

"Mas Rei pulang ke Indonesia kuliahnya udah selesai?"
"Alhamdulillah udah"
"Berarti akan menetap disini ding?"
"Insya Allah iya!!"
"Ooooo ... Sekarang Mas Rei kerja di mana?"
"Insya Allah akan nerusin usaha Abuya"

Tidak terasa waktu semakin siang dan matahari semakin meninggi.

"Mas Rei mau mampir?"
"Kapan-kapan aja"
"Ok kami tunggu kedatangan nya kalau gitu"
"Masih dirumah lama kan?"
"Iya Mas ... Mau kemana lagi?"
"Kirain udah pindah gitu"
"Enggak kok Mas ... Kalau gitu kita pamit ya Mas?"
"Assalamu'alaikum" ucap salam kompak Zahra dan Wafiq.
"Wa'alaikumsalam hati-hati di jalan"

Wafiq dan Zahra menjawab dengan anggukan kemudian jalan berdampingan menuju ke rumah.

***

Tin ... Tin ... Tin...

Tin ... Tin ... Tin...

Tin ... Tin ... Tin...

"Siapa sih Kak gak sopan banget?"
"Kakak juga gak tau Dek"
Zahra dan Wafiq sedikit kesal kepada pengendara mobil yang tidak sopan mengklakson mobil dengan kencang.

Mobil tersebut mendahului mereka berdua pemilik mobil tersebut turun.
Dan ternyata pemilik mobil tersebut adalah dosen Zahra yang tak lain dan tak bukan adalah Felix.

"Baru pulang lari pagi?"
"Eeehh iya Kak"
"Oooo ... Ini siapa?"
Tanya Felix sambil menunjuk kearah Wafiq adik Zahra.

"Emmmm ... Ini adik saya Wafiq, Wafiq ini Pak Felix dosen Kakak"
"Saya Wafiq adik Kak Zahra" Wafiq menangkupkan kedua tangannya kedepan dan tersenyum ramah.

"Saya Felix dosen Ara"
"Ara? Ara siapa Pak?"
"Eeeemmmm maksud saya Zahra kakak kamu"
"Oooo"
"Pak Felix dari mana kalau boleh tau"
"Emmmm dari rumah...-"

***
Purwodadi,
20 Oktober 2019

Sengaja saya potong biar lebih greget 😁

Jodohku Seorang Mualaf || Complete ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang