#4 Ternyata Dia... !!!

3.6K 234 0
                                    

Flashback On...

"Udah sampai sini aja Kak ... Lo gak usah ikut masuk juga kali Kak" omel Dalen
"Berisik lo ah" balas Felix seraya memarkirkan mobilnya
"Mau ngapain sih lo Kak?" tambah kesal Dalen
"Issshhhh gua mau ketemu sama pemilik kampus" balas Felix dengan nada sinis
"Etdah mau ngapain lagi lo Kak? ... Awas aja kalo lo ngomong yang nggak-nggak tentang gua sama pemilik kampus" ancam Dalen.

"PD amat lo? Gua ada urusan sama pemilik kampus bukan mau ngadu tentang kelakuan brandal lo" jelas Felix dengan nada sinis.
"Sebenernya lo mau ngapain sih Kak?" Kepo akut Dalen mulai menyerangnya.

"Ck ... Gua mau ngelamar jadi dosen buat menyeleksi mahasiswa/i yang pas buat perusahaan gua tapi cuma 3 bulan doang" jawab Felix pasrah dengan nada sinisnya.

"Oooo kirain" Dalen meng-o ria
"Di mata kulaih apa lo kak?" Sambung Dalen
"Banyak tanya banget lo? Yang penting bukan di mata kuliah Lo" Kesal Felix, Dalen tidak mau ambil pusing dengan kelakuan kakaknya itu
"Nggak mau keluar lo? Apa mau gua kunci di dalam mobil?" Ancam Felix dan bergegas keluar dari mobil menuju ruangan pemilik kampus.
Dalen mengikuti langkah Felix dan langsung menuju kelasnya.

Falshback off...

***

"Kenapa lo Fel?" sahabat Felix yang berprofesi menjadi dosen di kampus itu mengagetkan Felix.
"Gua gak kenapa-napa" sanggah Felix
"Kalau kagak kenapa-napa ngapain lo ngelamun?" Balas Dion tak mau kalah
"Cuma ngelamun emang gak boleh?" Balas Felix sambil melirik Dion sinis

"Terserah lo lah" pasrah Dion "Eehhhhh serius lo mau jadi dosen sementara di kampus ni?" Tanya Dion heran
"Iya beneran lah ... Kalau gak beneran ngapain gua ada di ruang ini? Emang kenapa?" Jawab Felix meyakinkan

"Ya iya ya?" Balas Dion kikuk "hati-hati aja lo sama cewek-cewek di kelas yang akan lo bimbing" Dion memberi peringatan
"Emang kenapa sama mereka?" Tanya Felix dengan mengernyitkan alisnya
"Mereka suka ganjen sama dosen-dosen yang bening kayak lo" Dion memperingatkan "bukan semua sihhh hanya sebagian" sambung Dion

"Bukan masalah buat gua dan satu lagi mereka bukan KRITERIA gua" jawab Felix dengan nada sombong dan menegaskan kata 'kriteria'
"Yapp semoga lo kagak ke goda sama mereka karena rata-rata yang ganjen itu cewek-cewek receh" doa Dion
"Bodo amatlah" jawab Felix acuh "udah sana pergi gua ada kelas" sambung Felix
"Lo langsung ngajar?" Tanya Dion heran
"Iyalah ... Mau ngapain lagi?" Balas Felix tanya balik dan bergegas pergi meninggalkan ruang dosen "emang lo gak ada kelas apa? Malah bersantai ria disini?" Sambung Felix

"Kelas gua nanti satu jam lagi" balas Dion mengikuti Felix keluar.

***

"Permisi" Zahra melihat ke arah bangku dosen 'huuufffff untung Pak Ricard belum datang' batin Zahra menghela nafas dan menghampiri sahabatnya.
"Tumben kamu telat Ra?" Tanya Niswa sahabat Zahra
"Heum Nis tadi setelah sholat subuh tidur lagi terus kesiangan deh" jelas Zahra

"Jangan di biasakan gak baik Ra " timpal Anggika sahabat Zahra satunya lagi
"Iya aku tau kog Gik" sanggah Zahra
"Kalian udah denger belum kalau Pak Ricard bakal di gantiin sama dosen baru katanya sih cuma sementara" sahut Niswa tiba-tiba

"Yaaaachhhh sia-sia dong tadi malam aku ngerjain tugasnya Pak Ricard" kecewa Zahra.
"Kamu udah ngerjain Ra?" Tanya Niswa
"Iya tadi malam aku kerjain makanya aku telat" jawab Zahra pasrah
"Iiiihhh rajinnya temen kita" gemas Anggika sambil mencubit pipi mulus Zahra
"Auwwww sakit Gik" aduh Zahra meringis

Tak lama setelah itu terdengar suara ketukan pintu dari luar.
"Selamat Pagi" sapa seseorang memasuki kelas
"Pagiiiiiiiii Pak" semua membalas sapa dari seseorang dan mata mereka menoleh kearah sumber suara dan terpesona.
Dia adalah Felix dosen sementara di kelas mereka.

"Iiihhhh bening banget"
"Gilaaaaaa idaman gua banget nihhh"
"Masya allah calon suami idaman"
"Gila-gila pangeran gua tuhhh"

Terdengar suara pujian-pujian dari mahasiswi yang terpesona akan ketampanan dari Felix.

"Masya allah..." Ucap Niswa dan Anggika bersamaan
"Calon imamku" puji Niswa
"Bukan itu calon ayah dari anak-anak ku nanti" sanggah Anggika kesal
"Astaghfirullah ... Awas kalian zina mata" Zahra memperingatkan kepada sahabat-sahabatnya.
"Astaghfirullah" ucap mereka berdua bersamaan.

'itukan orang yang akau tabrak tadi ternyata dosen di kelasku? Aduh gimana nih? batin Zahra dan merasa takut.

"Perkenalkan nama saya Felix ... Saya akan menggantikan Pak Ricard untuk sementara dan saya akan menyeleksi beberapa dari kalian untuk bekerja di perusahaan saya" perkenalkan Felix

Saat Felix memperkenalkan dirinya dia melihat Zahra seseorang yang menabraknya. Zahra menundukan kepalanya dan sedikit menutupi wajahnya.

'mahasiswi itu yang tadi menabrak gua tadi pagi kan? Ternyata dia ada di kelas gua' tanya Felix dalam hati.

"Lama juga gak papa kog Kak" celetuk salah satu mahasiswi
Felix hanya membalasnya dengan senyuman.
"Kalian bisa panggil saya Pak tapi jangan Mas, Kak, Bang ... Karena saya bukan Mas Kakak atau Abang kalian" peringatkan Felix

"Okkk Mas Pak Felix" goda seorang mahasiswi dan diberi tatapan sinis dan acuh dari Felix.
"Ada lagi yang ingin di tanyakan?" Tanya Felix sebelum memulai pelajaran.
"Udah punya pacar apa belom Pak?" Tanya Lisa ngaco

"Kalau gak ada lagi yang di tanyakan saya akan memulai mata kuliah saya"
"Pak minta nomor wa atau akun sosial medianya" ucapan Karen hanya di beri senyum sinis
"Kita mulai mata kuliah hari ini" Felix memulai mata kuliahnya.

Semua mahasiswa mengikuti pembelajaran Felix dengan tatapan kagum.

***

Dua jam berlalu akhirnya mata kuliah yang Zahra ikuti selesai.
"Langsung mau pulang Ra?" tanya Anggika setelah mereka keluar dari kelas
"Nggak ... Aku mau ke toko buku dulu Gik" jelas Zahra
"Aku ikut ya Ra? Aku juga mau beli buku" Ijin Niswa untuk ikut dengannya di balas dengan anggukan.

"Kamu Gik?" Tanya Niswa
"Ahhh enggak aku langsung mau pulang aja soalnya tanteku yang dari bandung mau datang" jelas Anggika memberi pengertian
"Oooo ya udah kita duluan ya Gik" pamit Zahra kepada Anggika
"Assalamu'alaikum" salam Zahra dan Niswa bersamaan
"Wa'alaikumsalam hati-hati ya?" Jawab salam mereka

Mereka berdua pergi meninggalkan Anggikan menuju ke parkiran.
"Berangkat naik apa Ra?" ucapan Niswa membuat Zahra menoleh
"Naik motor Nis" jawab Zahra lembut
"Kita naik mobil sama aku aja ya Ra?" Ajak Niswa
"Terus motorku gimana?" tanya Zahra bingung
"Biar disini kita titipin sama satpam" jelas Niswa memberi saran "pulangnya kan kamu nanti melewati kampus" sambung Niswa

"Ya udah deh gak papa" Zahra menerima ajakan Niswa.
Niswa mulai menginjakkan pedal gas mobilnya meninggalkan kampus.

***

Purwodadi,
12 Oktober 2019

Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan commennya ya ☺️
Sangat penting buat author supaya semangat nulis next Part nya 😊

Jodohku Seorang Mualaf || Complete ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang