#26 Persiapan!!

2.3K 152 3
                                    


Sepulangnya Felix dan keluarganya Zahra tidak berhenti-henti nya tersenyum. Sudah sampai di kamar pun dia masih tersenyum. Sungguh sangat bahagia Zahra malam ini.

Tangan Zahra menggapai sebuah kotak kecil pemberian Felix yang dia letakan di atas nakas.
Zahra sangat penasaran dengan isi kotak yang saat ini dia pegang.

Karena rasa penasarannya Zahra dengan hati dag dig dug perlahan jari jemari Zahra membuka kotak yang saat ini dia pegang.

1 ... 2 ... 3 ...
Yang pasti bukan BOM ya ...

Ternyata di dalam kotak itu ada sebuah kalung yang sangat indah. Menurut Zahra.
Kebahagiaan Zahra semakin bertambah malam ini.

Tanpa hentinya Zahra tersenyum sumringah dan mematut-matut di depan kaca riasnya. Cantik.

Zahra mengambil handphone nya niat kini ingin menelpon Felix untuk berterima kasih atas pemberiannya.

Dengan jari-jari yang lihai Zahra menekan simbol gagang telepon yang ada di menu aplikasi Whatsapp.

Sudah dua kali Zahra menelepon Felix namun tidak kunjung ada sahutan.

"Apa belum sampai ya?"
Ucap Zahra bermonolog.
"Nanti ku telepon lagi aja"
Lanjut Zahra bermonolog lagi.

Sambil menunggu, Zahra mengambil kitab manakib kebiasaan Zahra saat halangan.

Saat serius-seriusnya membaca kitab tiba-tiba handphone Zahra berbunyi. Zahra meraih handphone nya dan melihat siapa yang menelepon nya.

Calon Imam...

'Calon Imam' Zahra memberi nama nomer kontak telepon Felix di handphone nya.

Dengan cekatan Zahra menerima panggilan dari Felix.

"Assalamu'alaikum ... Bang? Baru sampai apa? Dari tadi Zahra telepon gak Abang angkat-angkat"
Oceh Zahra setelah menerima panggilan.

Tanpa Zahra ketahui di seberang Felix senyum-senyum tidak jelas.

"Wa'alaikumsalam calon makmum aku"

Gombal Felix setelah Zahra selesai menceloteh.
Zahra tersipu mendengar ucapan Felix dari seberang telepon.

"Abang" rengek Zahra.

"Iya calon makmum" goda Felix.

"Tadi Abang baru sampai?"
Tanya ulang Zahra.

"Iya ... Ini baru sampai terus ke kamar"

"Oooo"

"Kenapa? Kamu udah kangen sama saya?"
Tanya Felix dengan nada menggoda.

"Enggak" jawab Zahra cepat

"Terus ngapain telepon?"

"Zahra cuma mau bilang terima kasih sama Abang"

"Terimakasih untuk apa?"

"Untuk kalungnya"

"Iya sama-sama ... Kamu suka?"

"Iya Zahra suka Bang"

"Alhamdulillah"

"Ya udah Bang ... Teleponnya Zahra tutup"

"Iya calon makmum Abang"
Seketika pipi Zahra memerah.

"Ass...-"
Saat Zahra mengucapkan salam suara Felix dari seberang telepon menghentikan ucapan salamnya.

"Tunggu dulu Ra"

"Ada apa lagi Bang?"
Tanya Zahra heran.

"Hanya mau bilang jangan lupa mimpiin saya ya?"
Felix memulai rayuannya.

Jodohku Seorang Mualaf || Complete ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang