Chapter 11 :: Biang Onar

7.7K 1K 47
                                    

Jennie menutup kedua telinganya saat Momo kembali berteriak seperti orang kesetanan sambil menunjuk-nunjuk ponselnya.

"Jen liat Jen, ini nih ceweknya! anjir banget kan masih cakepan juga gue," rengek Momo membuat Jennie ingin segera pergi dari sana.

Asli Jennie malu banget. Ini posisi mereka sedang berada di salah satu restoran cepat saji karena tadi Momo tiba-tiba datang ke kosnya sambil nangis-nangis.

Alasannya gara-gara gebetannya taken sama cewek lain.

"Jadi selama ini gue tuh dianggep apa sialan!"

Jennie makin tidak nyaman saat beberapa pasang mata mulai melirik ke arah mereka bahkan ada yang terang-terangan memperhatikan.

"Udah ah Mo ayo pulang aja!" Dengan sedikit paksaan Jennie memilih untuk menyeret Momo daripada ia harus menahan malu di sana lebih lama lagi.

Menyesal juga kenapa Jennie kenapa tadi malah mengajak Momo keluar. Harusnya ia pesen go food saja dan membiarkan Momo menangis di kamarnya.

"Sini gue aja yang bawa!" kata Jennie seraya merebut kunci motor milik Momo. Bahaya juga kalau Momo yang bawa motor. Siapa tahu kan dia tiba-tiba punya pikiran untuk bunuh diri.

Jennie sih ogah diajak mati bareng biar dikata mereka sahabat sehati sejiwa seraga dan setanah air pun.

"Ayo Mo buruan naik!" Jennie sudah bersiap di atas motor, namun Momo malah mematung di tempatnya.

"Heh bocah malah ngelamun. Buruan naik!" tegur Jennie yang kemudian disusul suara seseorang.

"Eh Momo, kebetulan banget ketemu di sini." Jennie kontan menoleh dan kaget saat melihat cowok yang menjadi penyebab Momo galau hari ini sudah berdiri tak jauh darinya.

Sepertinya dewi keberuntungan memang sedang tidak berpihak pada Momo. Tak hanya seorang diri, doi nyamperin Momo lengkap dengan pacarnya sambil gandengan tangan malah.

Jennie jadi waswas. Takut Momo emosi dan ngajak berantem mereka berdua.

"Abis makan apa baru makan Mo?" tanya cowok itu. Entah memang doi gak peka atau sengaja memancing emosi Momo.

"Kita abis makan, ini temennya Momo ya?" Jennie menyela setelah melihat raut wajah Momo yang sudah seperti singa mau nerkam mangsanya.

"Iya, kenalin gue Tender temen SMA-nya Momo."

Wah teman SMA katanya. Momo makin emosi.

Kayanya dia sudah siap ngamuk.

"Gue Jennie, temen kelasnya Momo." Jennie tersenyum basa basi lalu beralih menatap cewek di samping Tender.

Demi apapun itu cewek cantik banget. Bodynya juga bagus. Kalau boleh jujur sih cantikan dia daripada Momo, tapi ya gak mungkin juga Jennie bilang kaya gitu kepada Momo yang lagi emosi. Numbalin diri sendiri namanya.

"Ini cewek gue Lisa," ujar Tender kemudian.

CEWEK GUE GUYS. Tolong dicatat.

"Yaudah kita dulu—"

"Woy Tender, sialan lo malah ninggalin!" Ucapan Jennie terputus oleh suara teriakan seorang cowok yang ikut menghampiri mereka.

Sekarang Jennie yang kaget menemukan Terry berjalan bersama cowok yang berteriak barusan.

"Lama sih lo pada!" jawab Tender tak acuh.

"Ngapain kalian di sini?" Pertanyaan Terry sukses membuat semua orang menoleh ke arahnya.

"Lo kenal sama mereka Ter?"

"Kak Terry ngapain ke sini?" Momo buru-buru menyela ucapan Tender. "Kak Terry kok gak pernah cerita kalau kenal sama Tender? dia itu temen SMA aku loh."

Yestoday [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang