Terry menarik napas panjang begitu melihat puluhan pesan di grup rombelnya yang sedang membahas story Jebi diakun instagramnya. Terry sendiri tidak mengira Jennie dan Jebi akan bertemu di luar kampus.
Banyak orang mempertanyakan status Jennie. Nayla juga tampak kewalahan menjawab pertanyaan teman-temannya. Padahal Nayla tidak ingin mengumbar perihal kandasnya hubungan ia dan Jebi, tapi kalau sudah begini ia tidak mungkin diam saja.Mau tak mau Nayla harus memberi tahu mereka bahwa ia sudah lama putus, namun bukannya mereda grup malah semakin ramai. Banyak yang berspekulasi kalau Jennie penyebab putusnya Nayla dan Jebi.
Meski Nayla berusaha menjelaskan, mereka sepertinya tidak mau mendengarkan dan malah mengatai Nayla terlalu baik.
Emang dasar cewek-cewek suka seenaknya bikin kesimpulan.
Sebelumnya Terry memang sudah mengira hal seperti ini akan terjadi, tapi karena ia sudah memperingati Jebi dan juga perkuliahan sudah libur, Terry pikir semuanya akan baik-baik saja karena Jebi tidak punya kesempatan untuk mendekati Jennie secara langsung. Ternyata mereka malah tinggal di kota yang sama.
Benar-benar sebuah kebetulan yang tidak menyenangkan.
Jika sudah begini Terry tidak tahu lagi harus melakukan apa. Padahal ia berniat untuk mencegahnya, tapi ia gagal.
Setelah berdiam cukup lama, akhirnya Terry memutuskan untuk mengirim pesan pada Jebi dan memintanya untuk segera menghapus insta story-nya sebelum dilihat oleh lebih banyak orang lagi.
Cukup lama mereka bertukar pesan dengan sengit, sampai pada pesan terakhir Jebi membuat Terry tersentak kaget.
Terry : ini semua gara-gara lo, gue udah bilang jgn libatin Jennie
Jebi : gue suka sama Jennie
Kalimat itu terngiang di kepalanya. Padahal hanya sederet tulisan, tapi rasanya ia bisa mendengar langsung Jebi mengucapkannya.
Sejak malam itu Terry selalu teringat pengakuan Jebi yang entah benar atau tidak, tapi Terry tidak bisa melupakannya. Bahkan setelah perkuliahan sudah mulai masuk kembali.
"Jen, lo katanya jadian sama Kak Jebi?" Terry terkejut saat mendengar salah satu teman Jennie bertanya seperti itu. Ia saat ini sedang berada di koridor lantai tiga bersama Johnny dan Yudha, sementara Jennie dan teman-temannya masih berkumpul di luar kelas—tak jauh dari tempat mereka.
"Nggak lah!" Diam-diam Terry melirik ke arah Jennie. Ia bisa melihat wajah panik cewek itu. Jennie pasti sudah tahu kalau ia sedang menjadi gosip terhangat di kalangan anak-anak geografi angkatannya dan kakak tingatnya.
"Kok lo bisa jalan bareng dia Jen?"
"Kebetulan aja."
"Gosip lo yang katanya penyebab Kak Jebi sama Kak Nayla putus itu bener gak?"
"Nggak! gue gak ada hubungan apa-apa sama Kak Jebi."
Salah satu teman Jennie tertawa mengejek. "Udalah gais, gak usah ditanyain gitu mana ada maling mau ngaku!"
"Heh, Erin mulut lo minta gue silet ya?" Momo yang baru tiba langsung menghampiri teman-temannya saat tak sengaja mendengar percakapan mereka.
"Kok lo masih mau belain Jennie sih? Padahal dulu dia pernah ngerebut Kak Terry dari lo!"
Mendengar perkataan Fika, Momo makin emosi. "Lo semua mending diem deh kalau gak tau kejadian sebenernya. Jennie gak pernah ngerebut kak Terry dari gue karena gue gak jadian sama Kak Terry dan Jennie juga bukan penyebab Kak Jebi sama Kak Nayla putus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yestoday [END]
Ficção GeralAwal masuk praktikum, Jennie sudah dicap sebagai tukang gosip oleh salah satu asisten praktikum yang ia sebut sebagai titisan medusa. Namanya Terry, si perfeksionis bermulut pedas yang sayangnya dianugerahi wajah tampan luar biasa. Campus Life | Rom...